Friday, September 29, 2017

BUDIDAYA IKAN SIDAT

Image result for BUDIDAYA IKAN SIDATIkan Sidat (anguilla bicolor) termasuk famili Anguillidae, ordo Apodes. Di Indonesia diperkirakan paling sedikit terdapat 5 (lima) jenis Ikan Sidat, yaitu : Anguilla encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis, A. Bicolor Pacifica, dan A. celebensis. Ikan Sidat mungkin tidak dikenal oleh banyak orang di sini. Tapi, di berbagai negara ikan sidat jadi makanan primadona yang harganya sangat mahal. Permintaan ekspor sidat terus meningkat dengan harga jualnya juga menggiurkan tapi sayangnya teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi dihasilkannya sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak dikuasai. Ikan sidat adalah sejenis belut namun bentuknya lebih panjang dan besar yang mencapai 50 cm. Dimana konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat ini enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu15.000 IU/100 gram. Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram. Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.
Teknologi budidaya masih baru di Indonesia bahkan budidaya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Pengembangan budi daya kedua negara tersebut menggunakan benih dari Indonesia. Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong Indonesia untuk melakukan budidaya ikan sidat.
Ikan sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa setelah itu ikan sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. ikan sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai. Larva sidat (elver) berhubungan dengan musim diperkirakan larva ikan sidat dimulai pada awal musim hujan akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya. Ikan sidat termasuk ikan karnivora di perairan umum ikan sidat memakan berbagai jenis hewan khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas makan ikan sidat umumnya pada malam hari (nokturnal).
Ikan sidat telah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta Asia yaitu : Jepang, Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain seperti Australia, Indonesia dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi ikan sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam. Ikan sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan Ikan Sidat dapat dilakukan di luar ruangan (out door). Secara praktis ikan sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya ikan sidat yang hamus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.
Parameter Perairan Yang Baik Untuk Budidaya Ikan Sidat
a. Suhu.
Pada pemeliharaan benih ikan sidat lokal, A. bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°C.
b. Salinitas.
Pada pemeliharaan ikan sidat lokal. A. bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 – 7 ppt.
c. Oksigen Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh ikan sidat berkisar antara 0,5 – 2,5 ppm.
d. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan ikan sidat adalah 7 – 8.
e. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N)
Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian ikan sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30-40 ppm seluruh ikan sidat mengalami methemoglobinemie.
Kebutuhan Nutrien
Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, ikan sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).
Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring Apung
  • Jaring Apung
Satu unit jaring apung berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi untuk dapat menghindari lolosnya ikan dari jaring apung maka disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm.
  • Benih Ikan Sidat
Benih ikan sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15-20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm. Benih ikan sidat diperoleh dari laut hasil tangkapan nelayan di perairan umum.
  • Padat Penebaran
Peneberan benih ikan sidat yang akan ditebar di setiap tambak harus sesuai dengan luas tambak dan jumlah benih yang ditebar apabila benih terlalu bayak atau padat maka akan mempengaruhi tinkat pertumbuhan benih ikan yang akan di budidayakan .
  • Pakan
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan Protein 47,93%, Lemak 10,03%, Seratkasar 8,00%, BETN 8,32%, Abu 25,71%. Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan konvensi pakan sebesar 1,96. dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.
  • Masa Pemeliharaan dan Panen
Pemeliharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7-8 bulan, dan masa. panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Ukuran ikan sidat yang dipanen dapat mencapai ukuran konsumsi yaitu 180-200 gr/ekor. Pemeliharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang dipergunakan.
Ikl

No comments:

Post a Comment

DAFTAR PUSTAKA KARYA ILMIAH PRAKTEK AKHIR ALDI KENEDI - BALOON GARJO

DAFTAR PUSTAKA Amri dan Kanna. 2008. Budidaya Udang Vannamei Secara Intensif, Semi  Intensif, dan Tradisional. Gramedia Pustaka. Jakarta A...