ANALISIS TIPE PASANG SURUT DI PERAIRAN UTARA JAWA TIMUR
ARTIKEL SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh
TOMI ARIS
NIM. 135080600111012
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
ARTIKEL SKRIPSI
ANALISIS TIPE PASANG SURUT DI PERAIRAN UTARA JAWA TIMUR
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar
Sarjana Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya Malang
Oleh:
TOMI ARIS
NIM. 135080600111012
Mengetahui Kepala Jurusan PSPK
(Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP.) NIP. 19630608 198703 1 003 Tanggal :
Menyetujui Dosen Pembimbing 1
(Nurin Hidayati, S.T., M.Sc.) NIP. 19781102 200502 2 001 Tanggal :
Dosen Pembimbing 2
(Rarasrum Dyah K., S. Kel., M.Si., M.Sc.) NIP. 2013048609152001 Tanggal :
1
ANALISIS TIPE PASANG SURUT DI PERAIRAN UTARA JAWA TIMUR
Tomi Aris¹), Nurin Hidayati²), Rarasrum Dyah Kasitowati2)
ABSTRAK Pasang surut adalah fluktuasi (gerakan naik turunnya) muka air laut secara berirama karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama bulan dan matahari terhadap massa air laut di bumi. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan tipe pasang surut yang ada di Perairan Utara Jawa Timur. Penentuan tipe pasang surut ini akan digunakan untuk menentukan dimana lokasi batas dari tipe pasang surut harian tunggal dan pasang surut campuran condong harian ganda yang ada di Perairan Utara Jawa Timur. Data prediksi pasang surut yang digunakan sebagai data sekunder ialah data dari beberapa program / perangkat lunak TMD, Nao-Tide, dan T-Tides sebanyak 21 titik di sepanjang Perairan Utara Jawa Timur. Data Primer yang diperlukan pada adalah data pasang surut yang diperoleh dari data pengukuran yang dilakukan di lapangan yakni dii tiga titik Perairan Surabaya. Pengambilan data primer dilakukan pada waktu yang bersamaan pada tiga lokasi pengamatan yang berbeda. Pengambilan data pasang surut dilakukan selama 7 hari dengan interval waktu perakaman data setiap 1 jam dengan menggunakan Tide Staff. Data sekunder dan primer yang telah didapatkan diolah menggunakan perangkat lunak yang sesuai, yakni dengan menggunakan Nao-Tide, TMD, dan T-Tides, Matlab dan Microsoft Excel. Perairan Tuban, Lamongan dan Perairan Utara Gresik memiliki tipe pasang surut harian tunggal. Perairan Pasuruan Situbondo dan Probolinggo memiliki tipe pasang surut campuran condong harian ganda. Batas dari dua tipe pasang surut Perairan Utara Jawa Timur berada di Perairan Gresik, yakni diantara Perairan Desa Tambak Oso Wilangun Kecamatan Benowo Kota Surabaya tepatnya pada koordinat (-7.216°, 112.667°) dan perairan Gresik tepatnya pada koordinat (7.135°, 112.674°).
Kata Kunci: Tipe pasang surut, , Batas tipe pasang surut.
TIDAL TYPE ANALISYS IN NORTH WATERS OF EAST JAVA
ABSTRACT The tide is a phenomenon of the movement of the ups and downs of sea levels periodically caused by the combination of the force of gravity and drag the objects astronomy primarily by Earth, Moon and Sun. . The purpose of this research is to determine tidal type in the Waters North of East Java. Determination the tidal type will be used to determine where the boundaries of diurnal type and mixed semidiurnal type in the waters north of East Java. Tidal prediction data are used as the secondary data is data from multiple programs/software TMD, Nao-Tide, and T-Tides as much as 21 points along the Waters North of East Java. Primary data are needed on the tidal data is obtained from the measurement of the data in three point location Waters of Surabaya. Primary data was taken at the same time on three different observation location. Tidal data retrieval done for 7 days with interval time record data every 1 hour using the Tide Staff. Primary and secondary data have been obtained using the appropriate software, using Nao-Tide, TMD, and T-Tides, Matlab and Microsoft Excel. The waters of Tuban, Lamongan and Waters North of Gresik has a diurnal type (Diurnal). Situbondo and Probolinggo Pasuruan waters have tidal Mixed Prevailing Semidiurnal Type. The boundary of two types of tidal Waters North of East Java are located in Gresik Waters among the pond Village Waters Oso Wilangun Subdistrict Benowo Surabaya city exactly at coordinates (-112,667 ° °, 7,216) and Gresik waters at coordinates (-7,135 °, 112,674 °). Keywords: Tidal Type, Boundaries of Tidal Type
1) Mahasiswa Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang 2) Dosen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang
2
1. PENDAHULUAN
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari. Perubahan nonastronomi merupakan hasil dari variasi massa air laut yang disebabkan oleh perubahan iklim dunia dan efek meteorologi. Sedangkan perubahan astronomi merujuk pada perubahan dalam kisaran pasang surut yang dapat terjadi akibat variabilitas dalam karakteristik pasang surut (Sangkop, 2015). Pasang surut sebagai gaya pembangkit yang bergejala periodik maka dpat dinyatakan sebgai jumlah linier gelombang stasioner dan gelombang bergeraknya. Untuk setiap gelombang yang ada, mewakili setiap atraksi periodik yang dinamakan sebaga komponen pasang surut. Dalam jangka waktu tertentu dimungkinkan akan terjadi kombinasi frekuensi, hal ini yang akan mengakibatkan munculnya variasi komponen pasang surut. Pengaruh gaya pasang surut mempengaruhi peristiwa abrasi dan sedimentasi. Perbedaan tipe pasut dapat mempengaruhi kondisi pesisir. Pasang surut tipe harian ganda dan campuran condong ke ganda mengalami proses transportasi sedimen yang lebih dinamis jika dibandingkan dengan pasang surut harian tunggal. Secara umum setiap wilayah memiliki kondisi pasang surut yang berbeda-beda. Karakteristik pasang surut Indonesia didominasi oleh tipe campuran condong harian ganda,
seperti ditampilkan pada (Gambar 1), sedangkan ada Perairan Timur Indonesia didominasi oleh tipe pasang surut ganda (Semidiurnal Tide). Perairan Utara jawa timur berdasarkan Peta sebaran tipe pasang surut (Ongkosongo, 1989) terbagi atas 2 tipe pasang surut, yakni Diurnal dan Mixed tide prevailing diurnal.
Gambar 1 Peta sebaran tipe pasang surut perairan Indonesia (Sumber: Widyantoro 2014)
Perairan Utara Jawa Timur memiliki keunikan tersendiri dengan adanya Selat Madura. Selat Madura merupakan Perairan yang berbentuk teluk semi-tertutup dengan selat sempit di bagian utaranya. Selat menyempit di bagian barat, sehingga dapat diabaikan dan dapat dianggap sebagai teluk semi-tertutup. Teluk semi-tertutup memiliki amplitudo pasang surut yang cenderung lebih tinggi (Kusmanto, 2016).
Berdasarkan urairan diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk menentukan tipe pasang surut yang ada di Perairan Utara Jawa Timur. Penentuan tipe pasang surut ini akan digunakan untuk menentukan dimana lokasi batas dari tipe pasang surut harian tunggal dan
3
pasang surut campuran condong harian ganda yang ada di Perairan Utara Jawa Timur.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Perairan Jawa Timur sebanyak 21 titik pengamatan dari peairan Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Situbondo, Probolinggo dan sekitarnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan dilakukan pada waktu yang bersamaan pada tiga lokasi pengamatan yang berbeda. Data sekunder adalah data prediksi pasang surut dengan menggunakan beberapa program / perangkat lunak TMD, Nao-Tide, dan T-Tides sebanyak 21 titik di sepanjang Perairan Utara Jawa Timur. Lokasi pengambilan data ditampilkan pada (Gambar 2) dan (Gambar 3).
Gambar 2 Peta Lokasi pengambilan data sekunder
Gambar 3 Peta Lokasi pengambilan data Primer
Analsis tipe pasang surut data sekunder dilakukan dengan menentukan nilai bilangan Formzahl dengan rumus bilangan Formzahl. Hasil analisis beberapa program seperti TMD berupa komponen harmonik pasang surut yaitu M2, S2, K1, O1, N2, P1, K2, Q1, M1, J1, O1, N2, M2, N2, L2, dan T2. Sedangkan untuk Nao-Tide outputnya adalah tinggi pasang surut sehingga harus diolah dengan program lainya agar didapatkan komponen harmonik pasang surutnya. Berdasarkan komponen harmonik pasang surut yang didapat dari hasil analisis maka dapat ditentukan tipe pasang surutnya dengan menggunakan bilangan Formzahl (F). Dimana F ditentukan sebagai berikut:
Bilangan Formzahl hasil analisis selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi tipe pasang surut dengan menggunakan klasifikasi pasang surut. Dengan keterangan, F merupakan bilangan Formzahl; O1 adalah amplitude komponen harmonik pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan; K1 adalah amplitudo komponen harmonik pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari; M2 adalah amplitudo komponen harmonik pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan; S2 adalah amplitudo komponen harmonik pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari (Fadilah, 2013).
Menurut Rampengan (2013), Besarnya nilai F, selanjutnya diklasifikasikan Sebagai Berikut;
• Pasang ganda, jika F ≤ ¼,
• Pasang campuran (dominan harian ganda), jika ¼ < F ≤ 1 ½
4
• Pasang campuran (dominan harian tunggal), jika 1 ½ < F ≤ 3
• Pasang tunggal, jika F > 3.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Tipe Pasang Surut Menggunakan TMD ( Tidal Model Driver ) Hasil analisis tipe pasang surut per tahun yang didapatkan bahwa pada tahun 2006-2017 tipe pasang surut di Perairan Tuban, Lamongan, dan perairan utara Gresik memiliki tipe pasang surut diurnal. Untuk Perairan Surabaya dan perairan utara Teluk Lamong tipe pasang surutnya tidak teridentifikasi selama tahun 20062017. Untuk Perairan Tuban, Situbondo dan Proboliggo memiliki tipe pasang surutcampuran condong harian ganda. 3.2 Analisis Tipe Pasang Surut Menggunakan Program Nao-Tide Analisis tipe pasang surut menggunakan Nao-Tide dilakukan dengan panjang data 12 Tahun. Hasil prediksi pasang surut pertahun yang dilakukan outputnya adalah tinggi pasang surut. Untuk nilai koefisien harmonik pasang surut tiap tahunnya harus dianalisis menggunakan program lainya, seperti Admiralty atau yang lainya. Secara Umum Hasil analisis tipe pasang surut per tahun yang didapatkan bahwa pada tahun 2006-2017 dengan menggunakan Nao-Tide tipe pasang surut di Perairan Tuban, Lamongan, dan perairan utara Gresik memiliki tipe pasang surut yang sama yakni Diurnal. Untuk Perairan Surabaya dan perairan utara Teluk Lamong tipe pasang surutnya tidak teridentifikasi selama tahun 20062017. Berbeda dengan TMD, pada Nao-Tide terdapat empat titik yang tidak teridentifikasi tipe pasang surutnya. Untuk Perairan Tuban, Situbondo dan Proboliggo memiliki tipe pasang
surut campuran Condong Harian Ganda. Perairan Sidoarjo dan perairan pantai kenjeran memiliki tipe pasang surut yang berbeda dari tahun ke tahun. 3.3 Analisis Tipe Pasang Surut Menggunakan T-Tides Hasil analisis tipe pasang surut menggunakan program T-Tidess menunjukan bahwa pasang surut Perairan Tuban, Lamongan dan Perairan Utara Gresik di dominasi oleh tipe pasang surut harian tunggal (Diurnal). Perairan Surabaya dan gresik bagian selatan tidak terdefinisi tipe pasang surutnya. Perairan Surabaya – Sidoarjo memiliki tipe pasang surut campura (Mixed Tides) dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Pada tahun 2006-2011 perairan Surabaya-Sidoarjo didominasi oleh tipe pasang surut campuran condong harian tunggal. Sedangkan pada tahun setelahnya sampai tahun 2017 memiliki tipe pasang surut campuran condong harian ganda. Untuk Perairan Pasuruan, Probolinggo, Situbondo dan sekitarnya memiliki tipe pasang surut yang tetap dari tahun ke tahun yakni bertipe campuran condong harian ganda namun dengan nilai bilangan Formzahl yang berubah dari tahun ke tahun. Hasil running T-Tides dari tahun 20062017. 3.4 Analisis Data Lapangan Berdasarkan pengamatan di lapangan yang dilakukan di Perairan Desa Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya tepatnya pada koordinat (-7.2074°, 112.7775°), kecamatan bulak banteng (-7.1973°, 112.7580°) dan Desa Tambak Oso Wilangun (-7.2167, 112.6676°) Kota Surabaya selama 7 Hari yakni pada tanggal 26 April 2017 – 2 Mei 2017.
5
Gambar 4 Perbandingan pola pasang surut di 3 lokasi pengamatan
Hasil analisis data lapangan didapatkan ketiga pola pasang surut yang dihasilkan memiliki tipe campuran. Dua diantaranya memiliki tipe campuran condong harian ganda (Mixed Tide Prevailing Semidiurnal) yakni di titik pengamatan Desa Tambak Wedi dan Desa Bulak Banteng. Berbeda pada titik pengamatan 3 pola pasang surut di Perairan Tambak Oso Wilangun adalah campuran condong tunggal. Perbandingan pola pasang surut di 3 lokasi pengamatan ditampilkan pada (Gambar 5).
3.5 Tipe Pasang Surut Kombinasi Data Primer dan Sekunder
Gambar 5 Tipe pasang surut kombinasi data primer dan sekunder
Pola pasang surut yang ditandai dengan warna biru (data sekunder) dan orange (data primer) pada (Gambar 4) dibawah ini, terlihat
pola pasang surut yang berhubungan keduanya. Pada (Gambar 4) yang secara jelas bisa ditentukan sebagai tipe pasang surut campuran condong harian ganda. Sama halnya dengan hasil analisis Nao-Tide yang menunjukan pola pasang surut hampir sama dengan data lapangan seperti ditunjukan dengan warna orange.
3.6 Batas Tipe Pasang Surut di Perairan Utara Jawa Timur Analisis data primer dan data sekunder setelah didapatkan tipe pasang surut pada masing masing titik pengamatan selanjutnya dipetakan sebaran tipe pasang surutnya. Pemetaan sebaran tipe pasang surut ini bertujuan untuk mempermudah dalam menentukan batas tipe pasang surut yang berbeda di Perairan Utara Jawa Timur. Hasil peta sebaran tipe pasang surut di Perairan Utara Jawa Timur ditampilkan pada (Gambar 7).
Gambar 6 Peta sebaran tipe pasang surut di Perairan Utara Jawa Timur.
Batas dari dua tipe pasang surut Perairan Utara Jawa Timur diduga berada di Perairan Gresik antara Perairan Desa Tambak Oso Wilangun Kecamatan Benowo Kota Surabaya tepatnya pada koordinat (-7.216°, 112.667°) yang menunjukan tipe pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tides Prevailing Diurnal) dan Perairan Gresik tepatnya pada
6
koordinat (-7.135°, 112.674°) yang berdasarkan program Nao-Tide masih menunjukan tipe pasang surut harian tunggal (Diurnal). Hasil plot pada (Gambar 7) diatas menunjukan bahwa batas dari dua tipe pasang surut adalah diantara Perairan Surabaya dan Gresik, meskipun demikian hasil pola pasang surut antara titik pengamatan Kecamatan Kenjeran dan Kecamatan Benowo juga sedikit ada perbedaan. Perbedaan ini terletak pada pola pasang surut 3 hari terakhir pengamatan. Pola pasang surut di Perairan Kecamatan Benowo lebih condong terpengaruh tipe pasang surut diurnal, karena memang Perairan Gresik bagian utara memiliki tipe pasang surut diurnal berdasarkan hasil analisis program TMD dan Nao-Tide.
4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang bias diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perairan Tuban, Lamongan dan Perairan Utara Gresik memiliki tipe pasang surut harian tunggal (Diurnal). Perairan Pasuruan Situbondo dan Probolinggo memiliki tipe pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tides Prevailing Semidiurnal). 2. Batas dari dua tipe pasang surut Perairan Utara Jawa Timur berada di Perairan Gresik, yakni diantara Perairan Desa Tambak Oso Wilangun Kecamatan Benowo Kota Surabaya tepatnya pada koordinat (-7.216°, 112.667°) dan perairan Gresik tepatnya pada koordinat (-7.135°, 112.674°).
4.2 Saran Sebaiknya dilakukan pengukuran tinggi pasang surut secara langsung di sepanjang
Pantai Utara Jawa Timur untuk memastikan tipe pasang surut di kedua perairan tersebut. Serta diharapkan ada pengkuran data pasang surut selama minimal 15 hari di perairan yang terletak diantara Perairan Desa Tambak Oso Wilangun Kecamatan Benowo Kota Surabaya tepatnya pada koordinat (-7.216°, 112.667°) dan Perairan Gresik tepatnya pada koordinat (-7.135°, 112.674°), yang berdasarkan program Nao-Tide masih menunjukan tipe pasang surut diurnal. Untuk mengetahui tepatnya batas dari dua tipe pasang surut Perairan Utara Jawa Timur.
DAFTAR PUSTAKA
Fadilah, S., Dwi P Sasongko, 2013. Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka Air Rencana Perairan Laut. Maspari J., 1 6, 1–12. Kusmanto,Edi., Muhammad Hasanudin dan Wahyu Budi Setyawan. 2016. Amplifikasi Pasang Surut dan Dampaknya terhadap Perairan Pesisir Probolinggo Tidal Amplification and Its Impact to Probolinggo Coastal Waters. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 2016 1(3): 69–80. Ongkosongo, Otto S.R dan Suyarso, 1989, Pasang Surut. Asean-Australia Cooperative Programs on Marine Science, Project I : Tide and Tidal Phenomena, LIPI, Jakarta. Rampengan, Royke M. 2013. Amplitudo KomponenPasang Surut M2, S2, K1, Dan O1 Di Perairan Sekitar Kota Bitung Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589. Sangkop, N., Mamoto, J. D., Jasin, M. I., 2015. Analisis Pasang Surut di Pantai Bulo Desa Rerer Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa Dengan Metode Admiralty. Tekno 13. Widyantoro, B. T., 2014. Karakteristik Pasang Surut Laut di Indonesia. Jurnal Ilmu Geomatika 20. Wyrtki, K., 1961. Physical Oceanography of The Southeast Asian Water NAGA Repor. Scrioos Inst. Oceanography, ed., California: The University of California.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
DAFTAR PUSTAKA KARYA ILMIAH PRAKTEK AKHIR ALDI KENEDI - BALOON GARJO
DAFTAR PUSTAKA Amri dan Kanna. 2008. Budidaya Udang Vannamei Secara Intensif, Semi Intensif, dan Tradisional. Gramedia Pustaka. Jakarta A...
-
Kehidupan Agama Kerajaan Mataram Kuno Kerajaan Medang periode jawa tengah atau dikenal dengan kerajaan Mataram kuno ,sebuah kerajaan berc...
-
PENGOPERASIAN MESIN GENSET TENAGA DIESEL PADA UDANG VANNAMEI ( Litopenaeus Vannamei ) di PT. SIDOJOYO GROUP KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPAT...
-
Klasifikasi Klasifikasi udang putih atau Udang Vaname menurut (Effendie, 1997) adalah sebagai berikut : Kingdom ` : Animalia Sub Kingdom...
No comments:
Post a Comment