PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN POMPA AIR
PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (litopenaeus
vannamei) DI PT. TIRTA KARUNIA JAYA DESA LANDANGAN KECAMATAN KAPONGAN
KABUPATEN SITUBONDO PROVINSI JAWATIMUR
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG III
PROGAM STUDI MEKANISASI PERIKANAN
SEMESTER IV
Oleh :
ALDI KENEDI
15.7.02.005
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN
BADAN PENGEMBANGAN SDMPM
KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK
KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO
2017
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktek Kerja Lapang III.
Penyusunan Laporan
ini tidak lepas dari bantungan dan bimbingan serta masukan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Bapak
Dr. Bambang Suprakto, S.Pi, MT selaku Direktur Politeknik Kelautan
dan Perikanan Sidoarjo.
2.
Bapak
Sutrisno, S.Pi, M.Si selaku Ketua Program Studi Mekanisasi Perikanan yang telah
memberikan kesempatan dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapang III.
3.
Bapak
Nasuki, S.Pi, MP
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
menyusun Laporan
Praktek Kerja Lapang III.
4.
Semua
pihak yang telah membantu penulis menusun laporan ini. Penulis menyadari kemungkinan adanya kekurangan,
kesalahan dalam penyusunan laporan
ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini.
Sidoarjo,
juni 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ I
KATA PENGANTAR........................................................................................ II
DAFTAR ISI....................................................................................................... III
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... IV
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan............................................................................. 1
1.2.1. Maksud...................................................................................... 2
1.2.2. Tujuan........................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mesin Diesel Pengerak Pompa Air...................................................... 3
2.1.1. Pengertian Mesin diesel.......................................................... 4
2.1.2. Prinsip Kerja Mesin diesel....................................................... 5
2.1.3. Mesin diesel 2 Tak Dan 4 Tak.............................................. 5
2.2. Pompa Air
Pada Budidaya .................................................................. 6
2.2.1. Pengertian
Pompa Air.............................................................. 8
2.2.2.
Cara Kerja Pompa Sentrifugal............................................... 10
2.3. Pengoperasian Dan Perawatan Mesin diesel.................................... 12
2.3.1. Pengoperasian Mesin Diesel Pengerak Pompa Air.............. .15
2.3.2. Perawatan Mesin Diesel........................................................ .18
2.4. Pengoperasian
Dan Perawatan Pompa Air....................................... 21
2.4.1. Pengoperasian
Pompa Air..................................................... 21
2.4.2.
Perawatan Pompa Air............................................................ 24
..
2.5. Analisa Biaya...................................................................................... 24
III. METODOLOGI
3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan......................................................... 25
3.2. Metode Praktek Kerja Lapang........................................................... 25
3.2.1. Survey..................................................................................... 25
3.2.2. Magang................................................................................... 26
3.3. Sumber Data...................................................................................... 26
3.4.
Teknik Pengumpulan Data................................................................ 26
3.5. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data....................................... 26
IV. KEADAAN UMUM
4.1. Sejarah Unit Usaha............................................................................ 31
4.2.
Letak PT. TKJ.................................................................................... 31....
4.3.
Kondisi Unit........................................................................................ 32
4.4. Struktur Organisasi............................................................................ 32
v. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Mesin Diesel.......................................................................................... 33
5.1.1. spesifikasi mesin diesel.............................................................. 33
5.1.2. Bagian-bagian Mesin Diesel....................................................... 34
5.1.3. Bahan Bakar.............................................................................. 39
5.2.
Pompa Air............................................................................................ 40
5.2.1. Spesifikasi Pompa Air................................................................ 41
5.2.2. Jenis Pompa Air......................................................................... 42
5.2.3. Bagian-bagian Pompa Air.......................................................... 42
5.3.
Pengoperasian .................................................................................... 44
5.3.1. Pengoperasian Mesin Diesel....................................................... 44
5.3.2. Daya Pengeluaran Pompa.......................................................... 46
5.3.3. Pengoperasian Pompa Air.......................................................... 46
5.4.
Perawatan............................................................................................ 48
5.4.1. Perawatan Mesin Diesel............................................................ 48
5.4.2. Perawatan Pompa Air................................................................ 49
5.5.
Analisa Bahan Bakar............................................................................ 51
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan........................................................................................... 52
6.2.
Saran.................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Aris
munandar (2012) Dalam kegiatan industri. khususnya dalam industri
perikanan, pengunaan Mesin tentu tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan
budidaya. Baik dalam budidaya sekala besar maupun budidaya sekala kecil, ada
setidaknya alat maupun mesin yang digunakan untuk pengoprasian secara otomatis.
Selain itu juga pengunaanya untuk mengejar hasil yang efisien dan efektif
dengan mempertimbangkan kualitas dan kuantitas produknya, serta keuntungan yang
tinggi
Dalam mengoprasikan mesin budidaya pastilah
membutuhkan sumber tenaga atau mesin pembangkit. Mesin yang digunakan biasanya
berupa mesin bakar atau motor listrik. Dalam pengunaanya, mesin dipilih secara
tepat sesuai dengan kebutuhan dalam operasi. Kita banyak sekali menjumpai
atau bahkan menggunakan peralatan-peralatan yang bermesin. Salah satu diantara
mesin-mesin tersebut adalah mesin diesel. Motor diesel dikategorikan dalam mesin pembakaran dalam (internal combustion engine). Mesin diesel dapat
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu mesin diesel 4 tak dan 2 tak.
Melalui
laporan ini, kami mencoba untuk membahas tentang prinsip kerja mesin diesel pengerak pompa air, kelebihan dan kekurangan dari mesin bensin itu sendiri, baik mesin diesel 2 tak ataupun mesin diesel
4 tak
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) III adalah untuk mengetahui
cara kerja dan pengoperasian Mesin
berbahan bakar solar pengerak pompa air pada Budidaya Udanng
Vannamei (Litopenaeus vannamei) di PT. TIRTA KARUNIA JAYA
Desa Landangan Kecamatan Kapongan Kabupaten
Situbondo.
1.2.2 Tujuan
Tujuan
pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
III adalah untuk
mengikuti kegiatan pengoperasian Mesin berbahan
bakar solar pengerak pompa air dan prinsip kerja mesin
untuk mendapatkan uraian secara detail tentang cara
kerja mesin solar pada budidaya udanng vannamei
(Litopenaeus vannamei)
di PT. TIRTA KARUNIA JAYA
Desa Landangan Kecamatan Kapongan
Kabupaten Situbondo
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mesin Diesel Pengerak Pompa Air
2.1.1. Pengertian
Mesin diesel
Motor bakar diesel
biasa disebut juga dengan Mesin diesel
(atau mesin pemicu kompresi)
adalah motor bakar pembakaran dalam yang
menggunakan panas kompresi untuk menciptakan
penyalaan
dan membakar bahan bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
Mesin ini tidak menggunakan busi seperti mesin bensin
atau mesin gas. Mesin ini
ditemukan pada tahun 1892
oleh Rudolf Diesel,
yang menerima paten
pada 23 Februari
1893. Diesel
menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan
bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition
Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan
minyak kacang. Mesin ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Mesin diesel memiliki efisiensi
termal terbaik dibandingkan dengan mesin pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya,
karena memiliki rasio kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel
kecepatan-rendah (seperti pada mesin kapal) dapat memiliki efisiensi termal
lebih dari 50%.
Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua-tak dan empat-tak. Mesin ini
awalnya digunakan sebagai pengganti mesin uap.
Sejak tahun 1910-an, mesin ini mulai digunakan untuk kapal dan kapal selam,
kemudian diikuti lokomotif, truk, pembangkit listrik, dan peralatan berat
lainnya. Pada tahun 1930-an, mesin diesel mulai digunakan untuk mobil. Sejak saat itu,
penggunaan mesin diesel terus meningkat dan menurut British Society of Motor Manufacturing and Traders, 50% dari
mobil baru yang terjual di Uni Eropa adalah mobil bermesin diesel, bahkan
di Perancis mencapai 70%.
mesin diesel adalah jenis mesin termal yang
menggunakan proses pembakaran internal (internal
combustion engine) untuk mengubah energi yang tersimpan dalam
ikatan kimia dari bahan bakar menjadi energi mekanik berdaya guna.
Ini
terjadi dalam dua langkah :
bahan bakar akan bereaksi secara kimia atau
pembakaran dan melepaskan energi dalam bentuk panas. Kedua panas menyebabkan
gas yang terperangkap dalam silinder memuai dan pemuaian gas dibatasi oleh
silinder menyebabkan piston bergerak memperluas ruang silinder.
Gerakan
bolak-balik (reciprocating)
piston ini kemudian diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft,
kruk as). Untuk mengkonversi energi kimia bahan bakar menjadi energi mekanik
berdaya guna semua pembakaran internal mesin harus melalui empat kegiatan:
isap, kompresi, usaha dan buang. Bagaimana peristiwa tersebut dihitung dan
bagaimana mereka terjadi membedakan berbagai jenis mesin.
Semua mesin diesel masuk ke dalam salah satu
dari dua kategori, mesin siklus dua langkah atau 2 tak atau mesin siklus empat
langka atau 4 tak. Siklus mengacu pada setiap operasi atau rangkaian kejadian
yang berulang. Dalam kasus mesin 4 tak, mesin memerlukan empat langkah piston
(isap, kompresi, usaha dan buang) untuk menyelesaikan satu siklus penuh. Oleh
karena itu, diperlukan dua putaran dari poros engkol atau 720° dari rotasi
poros engkol (360° x 2) untuk menyelesaikan satu siklus. Dalam mesin 2 tak
peristiwa isap, kompresi, usaha dan buang terjadi dalam satu putaran poros
engkol atau 360°.
2.1.2. Prinsip Kerja Mesin diesel
Prinsip kerja
motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia
di dapatkan melalui proses reakasi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar)
dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar).Pada motor diesel ruang
bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada penggunaannya dan
dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak. Pada umumnya dalam
satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak. Tekanan gas hasil
pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan
poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak
bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak
rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol
juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Berdasarkan
cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu
motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang
dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air
injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa
dengan siklus otto). Pada mesin Diesel, dibuat ”ruangan” sedemikian rupa
sehigga pada ruang itu akan terjadi peningkata suhu hingga mencapai ”titik
nyala” yang sanggup ”membakar” minyak bahan bakar. Pemampatan yang biasanya
digunakan hingga mencapai kondisi ”terbakar” itu biasanya 18 hingga 25 kali
dari ruangan normal. Sementara suhunya bisa naik mencapai 500 oC .
Cara kerjanya mudah, minyak solar yang sudah
dicampur udara (seperti yang keluar dari semprotan obat nyamuk) disemprotkan ke
dalam ruangan yang telah ”mampat” dan bersuhu tinggi, sehingga dapat langsung
membuat ”kabut solar” tadi meledak dan mendorong ”piston” yang kemudian akan
menggerakkan poros-poros roda, singkatnya menjadi TENAGA. Kejadian ini
berulang-ulang dan tenaga yang muncul pun dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan
mobil, generator listrik, dan sebagainya. Ketika udara dikompresi suhunya akan
meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum Charles), mesin diesel menggunakan
sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin
diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio
kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati
Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan
ke ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan
udara panas yang bertekanan tinggi.
Hasil
pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke
ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk
menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di
atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan
penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan
ruang bakar utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung
(indirect injection).
Ledakan
tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat,
mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung
(connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft
tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros
crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
2.1.3. Mesin diesel 2 Tak Dan 4 Tak
a. Mesin diesel 2 tak
Orang
mengetahui bahwasanya engine diesel itu proses kerjanya menggunakan proses 4
langkah.Tetapi dalam kenyataannya mesin diesel juga ada yang proses kerjanya
menggunakan sistem 2 langkah.Pada mesin diesel 2 langkah ini bisanya
dipergunakan blower yang khusus menyediakan udara bilas.Blower itu terdiri dari
pasangan sayap yang saling bersinggungan rapat sesamanya dan dapat berputar
dalam rumahnya.Salah satu dari sayap digerakkan oleh motor itu sendiri atau
sumber dari luar.Udara yang terdapat diantara sayap – sayap dibawa dan dipindahkan ke ruang penerima (Kotak Udara
) yang terdapat pada pinggang silinder.Blower itu berputar pada putaran beberapa
kali lebih tinggi daripada putaran motor.Udara bilas itu berkumpul pada kotak
udara yang terdapat pada pinggang silinder dimana terdapat saluran – saluran
bilas.
Pemasukan
udara bilas dilakukan melaui deretan lubang masuk yang terdapat pada sebagian
besar dari pinggang silinder.Lubang – lubang tersebut dibuka dan ditutup oleh
torak.Pada tutup silinder terdapat dua katup buang.Gas buang dikeluarkan
melalui kedua katup tersebut dan muatan bilas masuk melalui lubang masuk yang
ada pada pinggang silinder tadi. Katup itu terbuka pada saat yang sama dengan
yang terjadi pada motor dua langkah dengan pembilasan engkol.
Gambar 1. Ruang Pembakaran Motor
Diesel 2 Tak
Sumber: Data Sekunder
Prinsip kerja
motor ini hampir sama dengan motor 2 langkah yang telah kita uraikan
tadi.Tetapi katup buang mulai dibuka beberapa saat sebelum lubang masuk
dibuka.Yaitu sebelum torak mencapai TMB. Saluran buang itu tetap terbuka selama
lubang masuk terbuka.Penutupan katup buang terjadi setelah lubang masuk
tertutup beberapa derajat engkol.Jadi pembuangan masih berlangsung beberapa
saat setelah lubang masuk tertutup.Pembilasan dengan cara ini memberikan hasil
yang lebih baik dari pada cara sebelumnya.
Dari uraian motor dua langkah dengan pembilasan ruang engkol maupun dengan pembilasan blower,kita dapat menyimpulkan bahwa motor dua langkah mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
Dari uraian motor dua langkah dengan pembilasan ruang engkol maupun dengan pembilasan blower,kita dapat menyimpulkan bahwa motor dua langkah mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
Gambar 2. Proses Kompresi Pada Motor
Diesel 2 Tak
Sumber: Data Sekunder
·
Untuk setiap dua kali langkah torak
ada satu kali langkah usaha.
·
Pada dinding silinder terdapat
lubang –lubang.
·
Pembilasan terjadi pada waktu torak
berada disekitar TMB.
Kedudukan
engkol pada sat lubang masuk dan lubang buang terbuka dan tertutup ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.Katup buang terbuka terlebih dahulu dari lubang
buang,tetapi tertutup lebih terlambat. Untuk motor dengan pembilasan ruang
engkol,lubang isap terbuka beberapa saat sebelum torak mencapai TMA.kemudian
tertutup beberapa saat setelah torak turun ke TMB.
Pembilasan
pada motor diesel dua langkah
- Pembilasan tukik
·
Mempergunakan cara pembukaan dan
penutupan lubang yang simetris.
·
Tekanan efektif rata-rata biasanya
;lebih rendah dari yang menggunakan
cara pembukaan dan
penutupan lubang yang tidak simetris.
·
Daya persatuan berat motor lebih
tinggi karena tidak dilengkapi alat khusus
untuk membuka dan menutup lubang.
- Pembilasan tukik balik
·
Lubang di atas lubang isap, pada
sisi yang sama.
·
Biasanya digunakan pada motor dengan
dimensi besar.
- Pembilasan ruang engkol
·
Udara dalam ruang engkol di
tekan torak ketika bergerak dari TMA menuju TMB
·
Ketika bagian atas torak melewati
lubang bilas maka udara segar masuk ke dalam silinder dan mendorong keluar gas
sisa pembakaran.
- Pembilasan dengan pompa
sentrifugal
·
Pompa bilas sentrifugal di gerakkan
okeh motor tersendiri.
·
Tekanan udara yang masuk kedalam
silinder sebanding pangkat dua dari putaran pompa.
b. Mesin diesel 4 tak
Four stroke
engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan
empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu
putaran noken as (camshaft).
Empat proses tersebut terbagi dalam
siklus :
-
Langkah hisap
Bertujuan
untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder. Sebagaimana
tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama
proses pembakaran.
Prosesnya adalah ;
- Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik
Mati Bawah (TMB).
- Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder
- Kruk As berputar 180 derajat
- Noken As berputar 90 derajat
- Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan
bakar masuk ke silinder
-
Langkah kompresi
Gambar 3. Langkah Kompresi Motor
Diesel 4 tak
Sumber: Data Sekunder
Dimulai saat
klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum
dari kruk as dan flywheel. Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk
meningkatkan temperatur sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa.
Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan
Prosesnya sebagai berikut :
- Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA
- Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup
- Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran
(combustion chamber)
- Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan
bunga api dan memulai proses pembakaran
- Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)
- Noken as mencapai 180 derajat
- Langkah tenaga
Gambar 4. Langkah Tenaga Motor
Diesel 4 tak
Sumber: Data Sekunder
Dimulai ketika
campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang
terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala
silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong
piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi
gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju
flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk
as membantu piston melakukan siklus berikutnya.
Prosesnya sebagai berikut :
- Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar
- Piston terlempar dari TMA menuju TMB
- Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir
langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.
- Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi
energi rotasi kruk as
- Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
- Putaran Noken As 270 derajat
-
Langkah buang
Gambar 5. Langkah Buang Motor Diesel
4 tak
Sumber: Data Sekunder
Langkah buang
menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan
efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder
menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan
sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas
baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.
Prosesnya adalah :
- Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya
normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA
- Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh
- Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston
melalui port exhaust menuju knalpot
- Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat)
- Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)
Finishing, penting, overlaping
Overlap adalah
sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam possisi sedikit
terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.
Berfungsi untuk
efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja
mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk
mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang
untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas
sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat
overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini
ingin bekerja.
manfaat dari proses overlaping :
- Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari
sisa-sisa pembakaran
- Pendinginan suhu di ruang bakar
- Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)
- memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar
2.2. Pompa Air Pada Budidaya
2.2.1. Pengertian Pompa Air
Pompa adalah suatu alat atau
mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang
lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan
yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip
membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar
(discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari
suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana
tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada
sepanjang pengaliran.
Pompa juga dapat digunakan pada
proses-proses yang membutuhkan tekanan hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara
lain pada peralatan-peralatan berat. Dalam operasi, mesin-mesin peralatan
berat membutuhkan tekanan discharge yang
besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi
isap pompa maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat
tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan
memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan.
Dalam aplikasi kehidupan sehari-hari banyak sekali aplikasi
yang berkaitan dengan pompa. Contoh pompa yang di temui dalam kehidupan
sehari-hari antara lain pompa air, pompa diesel, pompa hydram, pompa bahan
bakar dan lain-lain. Dari sekian banyak pompa yang ada tentunya mempunyai
prinsip kerja dan kegunaan yang berbeda-beda, walaupun pada akhirnya pompa
adalah alat yang di gunakan untuk memberikan tekanan yang tinggi pada fluida.
Berikut penjelasan macam – macam
pompa air:
a. Pompa
Submersible.
Pompa Submersible (pompa benam) disebut
juga dengan electric submersible pump (ESP ) adalah pompa yang dioperasikan di
dalam air dan akan mengalami kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak
terdapat air terus-menerus. Jenis pompa ini mempunyai tinggi minimal air yang
dapat dipompa dan harus dipenuhi ketika bekerja agar life time pompa tersebut lama. Pompa jenis ini bertipe pompa
sentrifugal. Pompa sentrifugal sendiri prinsip kerjanya mengubah energi kinetis
(kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller
yang berputar dalam casing.
Gambar 6. Komponen Pompa Submersible
Sumber: Data Sekunder
Prinsip kerja
pompa jenis ini berbeda dengan jenis Jet Pump. Jika pompa yang saya sebut
erakhir bekerja dengan cara menyedot air, jenis pompa submersible bekrja dengan
mendorong air ke permukaan.
Berikut kelebihan dari jenis pompa
submersible :
·
Biaya perwatan yang rendah
·
Tidak bising, karena berada dalam
sumur
·
Pompa memiliki pendingin alami,
karena posisinya terendam dalam air
·
System pompa tidak menggunakan shaft
penggerak yang panjang.
b. Pompa Aksial
Pompa aksial
adalah salah satu alat yang berfungsi untuk mengalirkan fluida dari potensial
rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan menggunakan gerak putaran dari
blades dan mempunyai arah aliran yang sejajar dengan sumbu porosnya.
Persamaan-persamaan
dasar teoritis dalam menganalisa karakteristik pompa aksial adalah:
§ Persamaan kontinuitas
§ Persamaan energi
§ Persamaan momentum
§ Persamaan sirkulasi
§ Persamaan teori Kutta-Zhukowsky
Pompa
aksial ini dapat juga digolongkan sebagai salah satu dari kinetik pump, karena
perpindahan fluida di sini tidak disebabkan oleh perpindahan dari alat-alat
yang digerakkan oleh tenaga kinetis yang berasal dari tenaga penggerak
tersebut. Pada umumnya pompa aksial mempunyai dua bagian yang penting yaitu:
·
Casing : yang meliputi rumah
dan bantalan poros utama.
·
Blades : yang terdiri dari
runner blades (yang berputar) dan diffuse
blades
(blades yang diam).
·
Runner : berfungsi menaikkan energi potensial
fluida, karena dari sinilah terjadi
perpindahan energi, dari energi mekanik menjadi
energi fluida, dengan cara memberikan energi di kinetiknya kepada fluida.
·
Diffuser blades (Guide Vane) : berfungsi merubah energi kinetik menjadi
energi potensial fluida, dengan cara memberikan aliran fluida yang helical
menjadi aliran yang lurus (straight flow) sepanjang sumbu pompa.
Cara Kerja Pompa Aksial
Karena adanya
perputaran dari blade yang mempunyai kedudukan sudut tertentu sehingga tekanan
dari sisi hisap blades pada daerah suction menjadi lebih rendah, akibatnya
fluida mengalir ke sisi hisap, blades tersebut yang selanjutnya masuk ke sisi
tekan blades, pada daerah discharge yang bertekanan lebih tinggi, dan dari sini
fluida bergerak atau mengalir ke tempat yang bertekanan lebih rendah.
Gambar 7. Contoh Pompa Aksial
Sumber: Data Sekunder
Pada pompa
aksial ini fluida mengalir pada suatu pipa yang sama sehingga dapat diasumsikan
bahwa kecepatan aksial sebelum dan sesudah runner blades adalah sama. Dengan
demikian semua teori pada pompa aksial selalu berdasarkan pada asumsi tersebut.
c. Pompa sentrifugal
Pompa
Sentrifugal atau centrifugal pumps adalah pompa yang mempunyai elemen utama
yakni berupa motor penggerak dengan sudu impeller yang berbutar dengan
kecepatan tinggi. Prinsip kerjanya yakni mengubah energi mekanis alat penggerak
menjadi energi kinetis fluida (kecepatan) kemudian fluida di arahkan ke saluran
buang dengan memakai tekanan (energi kinetis sebagian fluida diubah menjadi
energi tekanan) dengan menggunakan impeller yang berputar di dalam casing.
Casing tersebut dihubungkan dengan saluran hisap (suction) dan saluran tekan
(discharge), untuk menjaga agar di dalam casing selalu terisi dengan cairan
sehingga saluran hisap harus dilengkapi dengan katup kaki (foot valve).
2.2.2.
Cara Kerja Pompa Sentrifugal
Pompa
Centrifugal adalah suatu pompa yang memindahkan cairan dengan memanfaatkan gaya
sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeler. Pompa sentrifugal mengubah
enegi kecepatan menjadi energi tekanan. Ada juga yang menyebutnya sebagai mesin
kecepatan karena semakin cepat putaran pompanya maka akan semakin tinggi
tekanan (head) dihasilkan.
Gambar
8. Contoh Pompa Sentrifugal
Sumber:
Data Sekunder
Ketika
sebuah objek benda diputar dalam gerak melingkar, benda tersebut akan cenderung
terlempar keluar dari pusat lingkaran. Satu cara untuk menambah energi kepada
fluida cair adalah dengan memutar fluid atersebut dalam arah melingkar. Gaya
yang mengakibatkan sebuah objek terlempar keluar dalamgerak melingkar disebut
gaya sentrifugal.Bagian pompa yang memutar flluida cair disebut impeller.
Fluida cair mengalir meleluiinlet pompa dan masuk kedalam titik pusat impeller.
Selanjutnya impeller akan menggerakkan fluida tersebut dalam gerak melingkar,
Fluida cair akan didorong dari titik pusat menuju bagian terluar dari bibir
impeller. Semakin cepat impeller berputar, akan semakin cepat fluida cair
bergerak. Impeller disusun dari rangkaian vanes atau blade, yang berpungsi
untuk mengarahkan aliran fluida).
Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan
prinsip gaya sentrifugal yaitu bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan
mengalami gaya yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung
tersebut. Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda,
kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung lintasannya.
Bagian bagian pompa sentrifugal:
Gambar 9. Bagian – bagian Pompa
Sumber: Data Sekunder
A. Stuffing Box
Stuffing Box
berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus
casing.
B. Packing
Digunakan untuk
mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros.
Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi
untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat
kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve
berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing
box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan
interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari
impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan
bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi
kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi
masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller
berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan
pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap
secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari
cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring
berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan
impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara
casing dengan impeller.
J. Bearing
Beraing
(bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya,
sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan
bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi
kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
2.3. Pengoperasian Dan Perawatan Mesin diesel
2.3.1. Pengoperasian Mesin Diesel Pengerak Pompa
Air
Hal
berikut merupakan langkah – langkah saat mengoperasikan mesin diesel antara
lain:
a. Pemeriksaan
Memeriksa bagian
mesin.
Semua bagian
mesin yang bergerak harus diperiksa untuk penyetelan, penyebarisan, dan
mengetahui jika terjadi kebocoran mesin baik air pendingin atau oli sebagai
pelumas. Ini mencakub katub, pompa bahan bakar, governor, alat pelumas, pompa
minyak serta pemesinan utama yang digerakkan.
b. Setelah Mesin Hidup ( Pemanasan )
Setelah mesin
dapat distart, menjalankan mesin pada putaran sedang tanpa beban selama kurang
lebih 5 menit sampai setiap bagian mesin dan air atau minyak pelumas mencapai
temperatur kerja yang normal. Hal-hal yang perlu
diperhatikan setelah mesin hidup,
yaitu :
Bunyi dan
getaran. Biasanya mesin berbunyi keras pada permulaan start, tetapi bunyi
tersebut akan berangsur-angsur menjadi lunak setelah mesin menjadi panas.
Mengamati
tekanan pelumasan dan kerja dari alat pelumas dan menghitung jumlah tetesan
untuk operasi yang benar ( apakah ada kecocokan atau tidak ). Untuk setiap
mesin diberitahukan berapa besar tekanan minyak pelumasnya yang normal. Pada
umumnya berkisar antara 2 – 4% kg/cm2.
c. Menjalankan Mesin
Secara umum
perhatian yang harus dilakukan diberikan oleh operator kepada mesin dalam
operasi biasa adalah sepanjang urutan yang sama seperti selama periode
pemanasan. Perbedaannya adalah bahwa pengamatan yang bersangkutan harus
dilakukan secara berkala setiap 15 atau 20 menit. Dan paling sedikit setiap 30
menit, meskipun mesin dilengkapi dengan isyarat tanda bahaya otomatis dalam
jumlah yang cukup dan kedua bahwa semua pengamatan dimasukkan ke dalam buku
harian mesin.
d. Pelaksanaan Mematikan Mesin
Hindari
mematikan mesin secara tiba-tiba. Lepaskan bebannya terlebih dahulu secara
berangsur-angsur, kemudian biarkanlah mesin bekerja tanpa beban pada putaran
rendah kira-kira 5 menit sehingga mesin menjadi agak dingin. Setelah itu mesin
dimatikan.
Ada dua cara
mematikan mesin yaitu yang pertama dengan menutup aliran bahan bakar dan yang
kedua adalah dengan cara menekan atau menarik tuas dekompresi sehingga tidak terjadi
proses kompresi.
Urutan mematikan mesin yaitu :
Menurunkan
putaran atau kecepatan mesin. Menurunkan tegangan dan frekuensi mesin.
Mematikan mesin
dengan cara memutar tuas dan tombol start keposisi Out Off, sehingga mesin akan
mati dalam selang waktu 5 menit karena suhu mesin telah turun. Melepas kabel
Accumulator.
2.3.2. Perawatan Mesin Diesel
Perawatan
adalah suatu usaha untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan serta penggantian
agar mesin selalu dalam kondisi baik dan siap pakai, serta memperpanjang umur
ekonomis mesin tersebut, berhasil atau tidaknya suatu perawatannya. Jadi di
dalam perawatan diperlukan pengalaman, ketekunan rasa tanggung jawab. Maka
dalam operasi mesin diesel perlu dicek setiap saat untuk mengetahui
kerusakan-kerusakan yang terjadi. Sehingga mesin dapat mengganggu proses
produksi dan dapat menjaga kualitas produksi.
Secara umum
perawatan yang digunakan pada mesin diesel dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Preventive Maintenance
Yaitu kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang terduga dan
dapat menimbulkan kondisi atau keadaan yang menyebabkan mesin mengalami
kerusakan pada waktu digunakan. Adapun faktor-foktor tersebut adalah :
Cara kerja yang
baik. Peralatan mesin yang lengkap. Pemakaian minyak pelumas yang sesuai. Tersedia
spare part yang lengkap. Administrasi yang teratur.
Pengetahuan teknis yang baik. Keenam faktor di atas mempunyai tujuan yang sangat erat satu sama lain guna mencapai preventive maintenance yang baik.
Keuntungan-keuntungannya sebagai berikut :
Pengetahuan teknis yang baik. Keenam faktor di atas mempunyai tujuan yang sangat erat satu sama lain guna mencapai preventive maintenance yang baik.
Keuntungan-keuntungannya sebagai berikut :
Mencegah kerusakan
yang lebih besar. Umur mekanis yang lebih panjang. Kerusakan mesin yang cukup
diketahui karena adanya pengontrolan.
Mesin jarang rusak. Menjaga kelangsungan jalannya proses dengan baik.
b. Break Down Maintenance
Mesin jarang rusak. Menjaga kelangsungan jalannya proses dengan baik.
b. Break Down Maintenance
Yaitu kegiatan
memelihara dan perawatan yang diperlukan setelah terjadinya kerusakan-kerusakan
atau kelainan-kelainan pada mesin sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik,
kegiatan ini sering disebut dengan kegiatan
perbaikan atau reparasi.
2.4.
Pengoperasian Dan Perawatan Pompa Air
2.4.1. Pengoperasian Pompa Air
Pompa yang baru
selesai dipasang atau sudah lama dipakai, harus terlebih dahulu diperiksa
sebelum dijalankan. Adapun prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
a.
Pembersihan tadah isap dan pipa isap.
Sebelum pompa dioperasikan harus dipastikan kondisi pipa
isap atau tadah isap serta kondisi didalam pompa harus bersih dari segala benda
asing. Jika selama pembangunan instalasi ada benda asing, kotoran atau sampah
yang masuk kedalam pipa isap atau tadah isap, maka pompa akan mengalamai
gangguan yang serius. Karena itu pompa harus diperiksa sebelum uji coba dan
benda-benda yang dapat mengganggu atau merusak harus disingkirkan. Perhatian
khusus perlu diberikan kepada pompa yang menggunakakan perapat mekanis. Dalam
kasus tertentu, paking tekan harus dipakai lebih dahulu didalam kotak paking
pompa dan kemudian setelah air didalam pompa benar-benar bersih, perapat
mekanis dipasang.
b.
Pemeriksaan dengan memutar poros
Perputaran poros yang halus saat diputar dengan tangan,
merupakan indikasi keadaan normal. Jika sebaliknya, maka perlu untuk dilakukan
pengecekan pada pompa. Untuk itu, poros harus dapat diputar dengan halus jika
diputar dengan tangan.
c. Pemeriksaan
pipa alat pembantu
Semua katup pada sistem pipa pembantu seperti pipa
pendingin, pipa perapat untuk mekanis, dan pipa pengimbang harus terbuka penuh.
Jumlah dan tekanan air pendingin dan air pelumas harus sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
d.. Pemeriksaan
katup sorong pada pipa isap
Katup sorong yang dipasang di tengah pipa isap (pada sistem
isapan dengan dorongan) harus diperhatikan dalam keadaan terbuka penuh.
e. Memancing
Pompa harus
dipancing dengan mengisi penuh pompa dan pipa isap dengan zat cair. Pompa ini
membutuhkan sedikit pancingan pada saat pertama kali dioperasikan yaitu dengan
cara sebagai berikut :
·
Tuangkan air pancingan setelah
membuka penutup pada pompa (brass plug).
·
Tutup kembali penutupnya setelah itu
bukalah satu keran.
·
Nyalakan pompa dan operasikan.
Setelah itu akan keluar air beberapa menit kemudian.
·
Jika air tidak keluar kemungkinan
air pancingannya kurang sehingga ulangi lagi pemancingannya.
f. Pemanasan/pendinginan
awal
Untuk pompa bertemperatur tinggi (atau pompa bertemperatur
rendah), zat cair dengan temperature tinggi (atau rendah) harus secara
berangsur-angsur dimasukkan kedalm pompa untuk pemanasan (pendinginan) awal
sebelum pompa dijalankan. Dalam hal ini temperature awal pompa tidak boleh
berbeda lebih dari 25°C dengan temperature kerjanya setelah pompa beroperasi
normal. Jika pemanasan (atau pendinginan) awal ini kurang, pompa dapat macet
atau bergesek pada celah-celah sempit antara bagian yang diam dan yang
berputar.
g. Pemeriksaan
arah putaran
Pemeriksaan arah putaran dapat dilakukan langsung dengan
menghidupkan motor sesaat dan lihat arah putarannya. Pengecekan juga dapat
dilakukan dengan menggunakan alat ukur pada terminal RST. Pemeriksaan arah putaran
biasanya dilakukan dengan terlebih dahulu melepas kopling atau sabuk yang
menghubungkan pompa dan motor penggerak. Motor dihidupkan sendiri dan diperiksa
putarannya. Namun, untuk pompa-pompa kecil pemeriksaan putaran dapat dilakukan
dengan menghidupkan pompa selama satu detik tanpa melepas koplingnya.
Pada pompa benam, untuk pemeriksaan putaran dapat digunakan
kabel sementara. Katup keluar dibuka sedikit dan pompa dijalankan untuk waktu
singkat dalam salah satu arah putaran dan manometer yang dipasang pada belokan
dibaca. Kemudian terminal motor diubah untuk memutar pompa dalam arah yang
berlawanan. Manometer dibaca dan dan dibandingkan dengan penunjukkan pada arah
putaran yang terdahulu. Tekanan yang lebih tinggi menunjukkan arah putaran yang
benar.
2.4.2. Perawatan Pompa
Air
Berikut
merupakan perawatan yang biasa digunakan untuk merawat atau memelihara pompa
air:
a.
Jika pompa dipasang pada sumber air yang mengandung pasir atau kotoran
lainnya, maka diperlukan saringan
atau filter. Hal ini akan melindungi impeller dan pengikisan/aus yang pada
akhirnya akan menurunkan kinerja pompa.
b.
Hindari pengoperasian pompa tanpa beban (air) atau pada kondisi kering dalam
waktu yang lama. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan pada motor pompa dan akan
memperpendek usia pemakaian pompa.
c.
Hindari pengoperasian pompa dalam kondisi suhu ruangan diatas 40°C dan dibawah
suhu -10°C. Karena hal ini akan mengakibatkan dan memperpendek usia pemakaian
pompa.
d.
Jangan menggunakan pompa untuk cairan selain air, kecuali pada industry. Cairan
yang mudah terbakar, bensin atau cairan yang bersifat asam akan merusak pompa
atau mengakibatkan kebakaran.
e.
Hindari pemasangan pompa dari sinar matahari langsung atau air hujan karena
akan memperpendek usia pemakaian pompa dan juga bahaya tersengat oleh cairan
listrik yang disebabkanisolasi kabel yang rapuh/rusak.
f.
Jangan membungkusi atau menyelimuti pompa terutama motornya dengan kain. Hal
ini untuk menghindari kebakaran.
g.
Toleransi tegangan sumber yang bisa diterima oleh motor pompa yaitu +10% dari tegangan kerja motor.
2.5. Analisa Biaya
Biaya operasional mesin diesel
penggerak pompa laut pada budidaya pembesaran udang vannamei milik PT. Tirta Karunia Jaya. Mesin diesel dioperasikan jika terjadi pasang air
laut, mesin diesel dioperasikan untuk
melakukan penyedotan air laut yang nantinya akan ditandon ke tambak yang dibuat
dengan bertujuan untuk wadah air. Berikut merupakan rumus analisa biaya pada
mesin diesel penggerak pompa laut:
·
Rumus = Pk mesin / jam x pk mesin :
berat jenis bahan
bakar x jam x harga bahan bakar
III. METODOLOGI
3.1. Tempat
dan Waktu PKL
Praktek Kerja
Lapang II akan dilaksanakan Pada Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) di PT.
TIRTA KARUNIA JAYA Desa Landangan Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur. mulai tanggal 15 Mei sampai dengan tanggal 16 Juni 2017.
3.2. Metode
Praktek Kerja Lapang
3.2.1. Survey
Metode yang digunakan
dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah metode survey. Menurut Nazir (1998), metode survey adalah penyelidikan yang diadakan
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan
secara faktual serta memaparkan tentang obyeknya menginter prestasikan dan
membandingkan dengan ukuran standar yang sudah ditentukan.
3.2.2. Magang
Sedangkan untuk
memperoleh keterampilan di lapangan digunakan sistem magang. Sistem
magang adalah suatu metode belajar dalam
bentuk praktek secara langsung yang bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman kerja (Subagyo, 1991).
3.3. Sumber Data
Dalam Praktek
Kerja Lapang ini, sumber data yang digunakan dalam menyusun proposal ini adalah
sumber data primer dan sekunder. Menurut Subagyo (1991).
pengertian data
primer dan data sekunder adalah:
a. Data primer
Data primer adalah
data yang dikumpulkan dan disalurkan secara langsung dari obyek yang diteliti
dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan. Adapun data yang diamati secara
langsung yaitu pengoperasian pompa pada budidaya udang
vannamei.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain,
tidak langsung diperoleh dari subyek yang diamati dengan cara mencari literatur
yang berkaitan dengan pokok bahasan antara lain keadaan umum lokasi, keadaan
unit usaha budidaya udang vanammei.
3.4. Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara observasi
dan wawancara. Menurut Narbuko dan Achmadi (2001):
a.
Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan yaitu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengamati serta mencatat secara sistematik
gejala-gejala yang diamati. Pengamatan meliputi berbagai hal yang dilakukan
seperti pengoperasian pompa pada budidaya
udang vannamei.
b. Interview atau
wawancara
Interview atau wawancara
adalah proses tanya jawab yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau
lebih untuk mendapat infomasi secara langsung. Data yang diambil dengan
wawancara menggunakan perangkat bantu berupa daftar pertanyaan (kuisioner).
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisi Data
Subagyo (1991),
setelah data primer dan data sekunder terkumpul kemudian data tersebut diolah dengan cara:
a. Editing
Editing adalah kegiatan mengecek, memeriksa
dan mengoreksi data yang telah terkumpul.
c. Analizing
Analizing
adalah menganalisa data yang sudah terkumpul sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan.
IV. KEADAAN UMUM
4.1. Sejarah Unit
Usaha
PT.
TIRTA KARUNIA JAYA adalah sebuah unit pembesaran udang vannamei di Desa Landangan Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo
Provinsi Jawa Timur.
dan di bentuk pada tahun 2011 oleh Alin dengan
jumlah petakan 9 petak, terdiri dari tandon dan petak pembesaran, berkembang
sekarang sudah menjadi 32 petak.
Kegiatan dari PT.
TIRTA KARUNIA JAYA adalah budidaya pembesaran udang vannamei, PT. TIRTA KARUNIA
JAYA adalah satu-satunya tambak udang yang terbesar di Situbondo.
4.2. Letak PT.
TIRTA KARUNIA JAYA
Sebenarnya nama TIRTA
KARUNIA JAYA adalah nama yang terkenal dari suatu daerah yang berada di
Kabupaten Situbondo. Daerah tersebut bernama asli Desa Landangan. Nama KARUNIA
JAYA diberikan karena sebagian besar membudidayakan ikan yang terkhusus pada udang
vannamei. Desa Landangan terletak di kecamatan Kapongan Kabupaten Kapongan.
Desa Landangan memiliki luas wilayah + 2.500
ha.
PT. TIRTA KARUNIA JAYA adalah sebuah tambak yang yang berada di desa Landangan.
Adapun batas-batas Desa Moyoketen adalah :
Sebelah Barat : Panji
Sebelah Utara : Landangan
Sebelah Timur : Laut
Sebelah Selatan : Serosaleh
Adapun
lokasi PT. TIRTA KARUNIA JAYA
adalah sebagaimana Gambar 4 berikut :
Gambar 4. Peta Desa
Moyoketen
Sumber
: Data Primer,2016
4.3. Kondisi Unit PT.
TIRTA KARUNIA JAYA
Pada awal
berdirinya, PT. TIRTA KARUNIA JAYA
adalah untuk budidaya pembesaran udang vannamei sebagai
sumber makanan di daerah Situbondo.
Sampai saat ini PT.
TIRTA KARUNIA JAYA masih melakukan produksi
budidaya udang vannamei yang
dulunya setiap produksi hanya menghasilkan beberapa Ton saja, karena dengan
bertambahnya petakan dan terus berkembang sehingga sekarang lebih dari 10 Ton
setiap bulan.
4.4. Struktur
Organisasi
Unit Usaha PT. TIRTA KARUNIA JAYA
sebagaimana Gambar 5 berikut :
5.1. Mesin Diesel
PT.TIRTA
KARUNIA JAYA menggunakan pompa laut dengan motor penggerak yaitu mesin diesel
mitsubisi 6D-14 mesin diesel ini biasa digunakan pada truck – truck besar
penggunaan mesin ini dilakukan agar supaya penyedotan air laut lebuh besar dan
kuat mesin ini memiliki 6 silinder yang segaris. Mesin ini umum digunakan pada
kapal, mobil maupun pompa tipe mesin ini juga menimbulkan getaran.
5.1.1.
spesifikasi mesin diesel
Pada
PT. tirta karunia jaya mesin pompa mitsubisi 6D-14 adapun spesifikainya adalah
sebagai berikut:
·
Brand : Mitsubisi (6D-14)
·
Model : FK FM
·
Year :77 – 84
·
Engine
: 6D14
·
HP : 115 h.p @2900 Rpm
·
Cylinder :
6
Gambar 10. Mesin Pompa
Sumber: Data Primer
a. Silinder
silinder
membentuk selubung air yang membatasi air pendingin dengan piston.Terdapat dua
jenis silinder: Wet type cylinder liner
(tipe basah) dan dry type (tipe
kering). Liner basah mempunyai o-ring yang menyekat selubung air dan mencegah
bocornya pendingin. Dry liner atau biasa juga disebut sleeve dipakai untuk
memperbaiki parent bore yang mengalami kerusakan. Liner semacam ini sangat
merapat pada dinding lubang silinder di block engine tanpa ada air yang
berkontak langsung dengannya.
Pada
tambak pt.tirta karunia jaya menggunakan 6 silinder dengan jenis atau tipe dry
karena sangat efisien. Mesin pompa menggunakan 6 silinder bertujuan untuk
menambah daya dorong mesin.
Gambar 11. Silinder cop dan
block silinder
Sumber: Data Primer
b. Piston
piston
merupakan komponen yang beberbentuk tabung yang bekerja naik turun didalam
silinder. Fungsi utama piston yaitu untuk mengatur volume ruang silinder.
Pengaturan volume ini di tunjukkan agar dapat terjadi proses hisapan dan
kompressi dalam mesin.fungsi piston sendiri yaitu untuk menerima tekanan hasil
pembakaran capuran gas dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol
(cranksaft).
Pada
pt. tirta karunia jaya menggunakan piston segaris sebanyak 6 buah piston
tersebut bergerak melakukan kompresi tidak secara bersamaan akan tetapi secara
bergantian
Gambar
12. Piston/Torak
Sumber:
Data Primer
c. Dinamo Starter
Motor
starter atau dynamo starter komponen yang berfunsi untuk memutar roda
penerus/roda gila sehingga poros engkol dapat berputar pada saat gerakan awal
pada kendaraan sehingga mesin bisa hidup. Dynamo bisa juga diartikan pembangkit
tenaga listrik yang bisa mengubah energy kynetik ke energy listrik. Tak hanya
itu fungsi dari dynamo starter adalah pendorong mesin supaya bisa mengalirkan
daya listrik ke bagian mesin laina untuk mendapat suatu tekanan yang cukup untk
menghidupkan seluruh bagian mesin pompa.
Intinya
dynamo starter dapat menjadi sebuah bagian yang terpenting dari sebuah pompa
dengan pelihat sensitifitas yang sangat tinggi serta peranan untuk mesin pompa.
Gambar 12. Dinamo Starter
Sumber: Data Primer
d. Pompa Injeksi Bahan Bakar
fungsi
dari pompa injeksi bahan bakar yaitu untuk mensuplai bahan bakar ke ruang bakar
melalui noozle dengan ekanan tinggi . bahan bakar yang diinjeksikan berbentuk
kabut dengan partikel bahan bakar yang asngat halus lembut yang bisa menyatu
dengan udara.pompa injeksi bahan bakar pada diesel engine dengan ukuran
silinder tipe inline biasanya terletak di bagian kiri atau kanan mesin
sedangkan pada bagian V-mesin biasaya terlrtak di tengah.
Gambar 13. Pompa Injeksi
Bahan Bakar
Sumber: Data Primer
e. Flywell
Roda
gila merupakan sebuah piringan roda besi dan roda gila berfungsi untuk meredam
terjadinya perubahan kecepatan putaran mesin mobil. Dengan kata lain roda gila
berfngsi untuk menyimpan putaran mesin jika terjadikelebihan tenaga yang
menyuplai tenaga mesin jika terjadi kekurangan tenaga. Hasilnya adalah
didapatkan putaran mesin yang stabil. Roda gila dapat menyimpan energy mekanik
putaran mesin pompa dalam kurun waktu singkat.
Gambar 14. Fly well
Sumber: Data Primer
f. Injector
komponen selanjutnya merupakan bagian dari system bahan
bakar diesel dimana komponen ini berfungsi menyemprotkan solar ke dalam ruang
bakar tekanan injector pada ruang bakar mencapai 2000kg/cm2. Sehingga walaupun
tekanan kompresi diesel tinggi, bahan bakar masih bisa masuk kedalam ruang
bakar.
Gambar
15. Injektor
Sumber:
Data Primer
g.
Filter Oli
filter
oli dibutuhkan untuk menyaring kotoran dari oli yang bercampur dengan carbon,
endapan lumpur, kotoran-kotoran dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa
fungsi dari saringan oli atau filter oli pada pelumasan adalah untuk menyaring
kotoran-kotoran yang terdapat didalam oli sebelum oli tersebut melumasi
bagian-bagian mesin sepertiporos engkol, mekanisme katup, dan lain sebagainya.
Karena apabila bagian-bagian yang bergerak dan bergesekan tersebut dilumasi
oleh oli yang kotor atau terdapat kotoran , maka dapat mengakibatkan komponen
tersebuitaakan menjadi aus.
Gambar 16. Filter Oli
Sumber: Data Primer
h.
filter solar
Gambar 17. Filter Solar
Sumber: Data Primer
5.1.3. Bahan Bakar
Produk hasi idustri migas terdiri dari
berbagai macam jenis dengan karakteristik dan sifat yang berbeda-beda, salah
satunya ialah fraksi diesel. Bahan bakar ini tentunya sudah tidak asing lagi
apalagi bahan bakar ini terdiri dari berbagai macam jenis.
Solar merupakan salah satu jenis bahan bakar yang
dihasilkan dari proses pengolahan minya bumi,pada dasarnya minyak mentah pada
destilasi dihasilkan minyak solar dari titik didih 250 – 300’C.
Gambar 18. Bahan Bakar
Sumber: Data Primer
Bahan bakar solar untuk pengoperasian mesin diesel
penggerak pompa di pt. tirta karunia jaya menggunakan wadah drum besi hal ini
bertujuan untuk menghindarkan kontak lang sung dengan mesin dan daya tamping
lebih banyak.
Gambar 19. Tangki Solar
Sumber: Data Primer
5.2. Pompa Air
Pompa adalah suatu alat atau
mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang
lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan
yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip
membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge).
Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber
tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini
berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang
pengaliran.
Gambar 20. Pompa Air
Sentrifugal
Sumber: Data Primer
5.2.1.
Spesifikasi Pompa Air
·
Jenis
pompa: pompa sentrifugal
·
Diameter : 12 inch
·
Merk :
ALLOW GRAND TO DRIP
Gambar 21. Merk Dan Spesifikasi Pompa
Sumber: Data Primer
5.2.2. Jenis Pompa Air
Pompa
Centrifugal adalah suatu pompa yang memindahkan cairan dengan memanfaatkan gaya
sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeler. Pompa sentrifugal mengubah
enegi kecepatan menjadi energi tekanan. Ada juga yang menyebutnya sebagai mesin
kecepatan karena semakin cepat putaran pompanya maka akan semakin tinggi
tekanan (head) dihasilkan. Ketika sebuah objek benda diputar dalam gerak
melingkar, benda tersebut akan cenderung terlempar keluar dari pusat lingkaran.
Satu cara untuk menambah energi kepada fluida cair adalah dengan memutar fluid
atersebut dalam arah melingkar. Gaya yang mengakibatkan sebuah objek terlempar
keluar dalamgerak melingkar disebut gaya sentrifugal.Bagian pompa yang memutar
flluida cair disebut impeller. Fluida cair mengalir meleluiinlet pompa dan
masuk kedalam titik pusat impeller
Gambar 22. Keong Pompa
Sumber: Data Primer
5.2.3.
Bagian-bagian Pompa Air
Bagian-bagian
dari pompa air sentrifugal secara umum tersusun atas beberapa bagian yaitu:
·
Casing
·
Impeller
·
Saft
·
Bearing/bantalan
a. casing
casing
pompa sentrifugal didesain berbentuk sebuah deffuser yang mengelilingi impeller
pompa. Diffuser ini lebih sering dikenal sebagai volute casing. Sesuai dengan
fungsi defuser, volute casing berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran
fluida yang masuk kedalam pompa. Menu sisi outlet pompa, volute casing desainya
berbentuk corong yang berfungsi untuk mengkonfersikan energy kinetic menjadi
ekanan dengan jalan menurunkan dan menaikkan kecepatan.
Gambar 23. Casing Pompa Sentrifugal
Sumber: Data Primer
b. impeller
impeller merupakan bagian yang
berputar dari pompa sentrifugal, yang berfungsi untuk mentransfer enegi dari
putaran motor menuju fluida yang dipompa dengan jalan mengakselerasinya dari
tengah impeller keluar sisi impeller.
Desain impeller bergantung atas
kebutuhan tekanan, kecepatan aliran, serta kesesuaian dengan sistemnya.
Impeller menjadi komponen yang paling utama berpengaruh terhadap performa
pompa. Modifikasi desain impeller akan lansung berpengaruh terhadap kurva dan
karakteristik pompa
Gambar 24. Impler
Sumber: Data Primer
c.
poros
poros pompa merupakan bagian yang
menstarnsmisikan putaran dari sumber gerak yang berupa motor diesel
Gambar 25. Poros Pompa
Sumber: Data Primer
5.3. Pengoperasian
5.3.1.
Pengoperasian Mesin Diesel
1. pengaturan tuas gas
berfungsi sebagai tenaga atau start awal penghidupan mesin.
2. pengecekan accu. Accu digunakan untuk start awal pada
dynamo starter yang nantinya akan
menghidupkan pada awal pengoperasian.
Gambar 26. Accu
Sumber: Data Primer
3.
Penghubungan kabel accu di sentuh atau di salurkan pada besi yang ada pada
dynamo starter.
Gambar
27. Start Awal Mesin
Sumber:
Data Primer
4. Pengaturan tuas gas
digunakan untuk mengatur berapa kecepatan yang diinginkan
5. Pemanasan Mesin.
5.3.2. Daya Pengeluaran Pompa
Pompa ini mengalirkan air ke bak – bak
tandon dengan menngunakan pipa 10 – 12 inch berjumlah 4 yang dialirkan kebak
penampungan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke bak tendon.
Berikut
meripakan perhitungan daya keluaran pompa:
Luasan bak tandon yang dipenuhi aliran
pompa
·
30
x 35 = 1050 m2
·
30
x 40 = 1200 m2
·
30
x 40 = 1200 m2
·
30
x 35 = 1050 m2
Jika
dijumlahkan maka didapat = 4500m2 x 1,5 m = 6750 m3
Jika
dirubah menjadi liter didapat = 6.750.000 L : 13 jam
Maka
didapat = 519.230 l/jam
5.3.3.
Pengoperasian Pompa Air
Pompa sentrifugal ini berjalan saat
mesin telah dinyalakan pompa dan mesin ini dihubungkan dengan tuan dan puli
yang di sambungkan dengan vantbelt
Gambar
28. Tuas/As
Sumber:
Data sekunder
Mesin pompa laut ini menggunakan pipa 10-12 inch yang
dihubungkan dengan gorong – gorong yang menjorok sekitar 100 meter langsung ke
laut.
1. pemanasan mesin sekitar 15 menit
hal ini dilakukan agar pengoperasian mesin lebih lancar dan stabil.
Gambar 29. Pemancingan
Menggunakan Air
Sumber: Data Primer
3. Pemasukan gigi mesin, gigi mesin ini
terhubung pada tuas dan puli pada pompa sentrifugal setelah pemanasan pada
posisi netral lalu gigi dimasukkan pada presneleng 2 knapa presneleng 2 ini
dianggap lebih stabil.
Gambar
30. Tuas Gigi Mesin Pompa
Sumber:
Data Primer
5.4. Perawatan
5.4.1. Perawatan Mesin Diesel
Pada PT. Tirta Karunia Jaya perawatan
hanya dilakukan setiap kali pengoperasian untuk perawatan berkala jarang
dilakukan sebelum mesin rusak. Perawatan atau pemeliharaan mesin diesel
meliputi.
·
Pengecekan
Pengecekan dalam mesin
diesel sangat diperlukan pada operasionalnya. Pengecekan bisa dilakukan secara
visual atau pengecekan melalui pendengaran dan lain – lain. Pengecekan dapat
dilakukan secara visual meliputi pengecekan kebocoran baik pada pendingin, oli
mauoun bahan bakar. Tetapi lepasnya atau kendornya baut bagian luar mesin juga
dapat dilakukan secara visual.
Gambar
31. Pengecekan Mesin
Sumber:
Data primer
·
Pengecekan
oli mesin
Masing – masing mesin
mempunyai karakteristik tingkat kekentalan oli tersendiri untuk mesin pompa
menggunakan SAE 40. Fungsi utama oli merupakan pelumasan komponen – komponen
pada mesin pompa yang saling bergesekan.
Gambar
32. Pengecekan Oli Mesin
Sumber:
Data Primer
·
charge
accu
Gambar
32. Charge Accu
Sumber:
Data Primer
5.4.2. Perawatan Pompa Air
Pada PT. Tirta Karunia Jaya perawatan
pompa dilakukan setiap 2 hari sekali peraawtn ini bertujuan untuk menghindari
kemacetan pada pompa yang nantinya akan menghambat aliran air dan memaksimalkan
kinerja mesin diesel. Pengecekan atau perawatan pompa meliputi:
·
Penggantian
vant-belt
Gambar
33. Penggantian Vant-belt
Sumber:
Data Primer
·
Perbaikan
Bantalan Pompa
Gambar
33. Perbaikan Bantalan Pompa
Sumber: Data Primer
·
Perbaikan
Impeler
Gambar 34. Pembersihan
Impeler
Sumber: Data Primer
5.5. Analisa Bahan Bakar
Motor diesel pada PT. Tirta Karunia
Jaya menggunakan bahan baker jenis solar. Berikut merupakan perhitungan
konsumsi bahan bakar motor diesel:
·
Mesin
beroperasi = 13 jam / hari
·
Bahan
bakar = 60 L / hari
Jadi
perkiraan perhitungan ialah 13 jam : 60.000 ml = 4.615 ml / jam
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari
kegiatan praktek kerja lapang yang telah dilakukan di PT. Tirta Karunia Jaya
maka dapat disimpulkan:
1. Penghidupan atau pengoperasian mesin diesel
dilakukan setiap hari untuk memenuhi bak- bak tendon yang akan dialirkan di
petakan.
2. pengambilan air langsung diambil dari air
laut langsung dengan menggunakan pipa berukuran 10 n- 12 inch yang dihubungkan
dengan gorong – gorong dengan panjang sekitar 100 meter dari tepi laut.
3. perawatan mesin diesel hanya pengecekan pada
saat penghidupan atau pengoperasian mesin.
4. penghubung antara mesin diesel dan pompa
adalah tuas yang dihubungkan dengan puli.
6.2.
Saran
1. Perbaikan atau perawatan mesin seharusnya
dilakukan sesering mungkin guna memperlama masa mesin beroperasi dan perawatan
meliputi tune up tidak hanya mengecek oli mesin.
2. pembersihan ruangan mesin seharusnya rutin
dilakukan dan terjadwal dikarenakan ruangan serta mesin banyak yang keropos
karena korosi dan kotor akibat debu dari lau.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian
Kelautan Dan Perikanan. Badan Pengembangan SDM Kelautan Dan Perikanan Pusatt
Penyuluhan Kelautan Dan Perikanan.2011
Narbuko, c dan achmadi. 2001. Metodologi penelitian. Bumi aksara. Jakarta
Nazir,
m. 1991. Metode penelitian. Ghalia
indonesia. Jakarta.
Anonym.
t.t. Pedoman Reparasi Mesin Diesel. Jakarta: PT Toyota Astra Motor
Boentarto,
Drs, 2008, Merawat dan Memperbaiki, Panduan Praktis Tune Up, PT. Kawan Pustaka,
Jakarta
Andycnm,
221. 2012. Pengertian Motor Diesel.
Penebar swadaya. Jakarta.
No comments:
Post a Comment