DAFTAR PUSTAKA
Amri dan Kanna. 2008. Budidaya Udang Vannamei Secara Intensif, Semi Intensif, dan Tradisional. Gramedia Pustaka. Jakarta
Anggita, R. 2016. Analisa Pengujian Karakteristik Trip Mini Circuit Breaker (MCB) pada Laboratorium PT. PLN Puslitbang. Universitas Mercu Buana.
Aprilawati, Hidayah. 2007. Perancangan Unit Instalasi Genset di PT AICHI TEXT INDONESIA. Politeknik Negeri Bandung.
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. 2007. Tambak Udang Sistem Tertutup Bebas Virus dan Ramah Lingkungan
Buku 1 Kriteria Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik. 2010. PT. PLN (Persero)
Buku 2 Penetapan Standart Kontruksi Sambungan Tenaga Listrik. 2010. PT. PLN (Persero)
Buku 3 Standar Kontruksi Jaringan Tegangan Rendah Tenaga Listrik. 2010. PT. PLN (Persero)
Buku 4 Standar Kontruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik. 2010. PT. PLN (Persero)
Buntarto. 2016. Pintar Servis Mesin Diesel. PT. PUSTAKA BARU. Yogyakarta
Daryanto dan Ismanto, S. 2014. Teknik Motor Diesel. Alfabeta. Bandung
Hadianto, W. 2013. Alat Uji Monitoring Tester MCB 1 Fasa berbasis Mikrokontroler Avr Atmega8335. Universitas Jember.
Ghurfon dan Kordi. 2007. Pemeliharaan Udang Vannamei. Jakarta
G. Gunter. Electrical Installation Handbook Vol 1
Harten, Van dan Setiawan. 1981. Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Bina Cipta. Bandung
Hargen Manual Book. PT. Hargen Nusantara. Tanggerang.
Haliman dan Adijaya. 2005. Udang Vannamei Secara Intensif. Pustaka Agro Mandiri. Tanggerang
Herman. 2013. Analisis Back-up System Sebagai Penyuplai Daya Listrik di Gedung Bertingkat Bogor Trade Mall (BTM). Jurnal Teknik Elektro Universitas Bung Hatta. Padang
Hermanto. 2007. Tambak Pengoelolaan Budidaya Berwawasan Lingkungan
Kusairi, Ahmad. 2018. Buku Ajar Motor Bakar (Teori Dasar Motor Diesel). Banjarbaru
Kordi. 2010. Pakan Udang. Jakarta
Maruza, Heru. 2012. Penghitungan Daya. http://www.atsunday.com/2012/01/daya-dan-estimasi-konsumsi-bahan-bakar.html?m=1 [ 18 Februari 2019]
Mujiman, A. 1981. Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya. Jakarta
Mujiman dan Suyanto. 2001. Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya. Jakarta
Nazir. 1988. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta Timur
Narbuko, C. dan Achmadi. 2001. Metode Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta
Panitia PUIL. 2000. Persyaratan Umum Istalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Yayasan PUIL 2000. Jakarta
Panitia PUIL. 2011. Persyaratan Umum Istalasi Listrik 2011 (PUIL 2011). Yayasan PUIL 2011. Jakarta
Pribadi, dkk. 2003. Standart Operasional Dan Prosedur (SOP) Udang Putih (Litopenaus Vannamei). Departemen Pond Operation Divisi Aquaculture. PT. CPB Lampung
Subagyo J. 1991. Metode Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta
Sumanto. 1996. Mesin Sinkron (Generator Sinkron dan Motor Sinkron). Andi Yogyakarta. Yogyakarta
Saturday, August 3, 2019
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN KARYA ILMIAH PRAKTEK AKHIR ALDI KENEDI - BALOON GARJO
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil Kerja Praktek Akhir yang dilaksanakan di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Komponen instalasi listrik sesuai fungsinya, seperti : Panel COS yang digunakan untuk saklar pemindah, Circuit Breaker sebagai pengaman instalasi, dan penghantar untuk menyalurkan sumber listrik, yang disesuaikan dengan kondisi lapangan agar bisa menjamin keamanan dan keselamatan.
PT. KSE Unit SL 2 memiliki 4 genset yaitu : Perkins 220 kVA daya terpakai 20% dan arus 18%, Hino 313 kVA daya yang terpakai 25% dan arus 22%, Mitsubishi 200 kVA daya terpakai 49% dan arus 47%, sedangkan Mitsubishi 200 kVA sebagai genset cadangan. Pemakaian daya dan arus masih dalam kondisi relatif ringan dilihat dari penggunaan yang masih dibawah 50%, sehingga terjadi pemborosan konsumsi bahan bakar untuk tenaga yang tidak terpakai.
Dalam pengoperasian genset dilakukan sesuai tahapan-tahapan yang telah ditentukan atau SOP. Genset Hino dan Mitsubishi memiliki tahapan yang hampir sama, perbedaanya terletak pada penggunaan AVR. Sedangkan untuk Genset Perkins penyesuain : Frekuensi, Arus maupun tegangan diatur oleh ECU.
Panen dilakukan dengan 2 cara yaitu parsial dan total, panen parsial dilakukan 4 kali pada COC 71, 77, 84, 90. Panen total dilakukan pada DOC 100 dengan total biomass 6058.5 kg, size 50, ABW 20 gr, SR (Survival Rate) 94.04 % dan FCR (Food Convention Rate) 1,62. udang terserang penyakit WFD (White Feses Desease) atau kotoran berak putih. Ditandai dengan terlihat kotoran udang seperti benang putih yang mengambang dan udang tidak mau makan sehingga menyebabkan udang kropos dan kurus.
6.2. Saran
Dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 ini maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
Sebaiknya pemakaian genset disesuikan dengan kebutuhan pemakaian agar tidak terjadi pemborosan konsumsi bahan bakar untuk tenaga yang tidak terpakai.
Sebaiknya perlu ditingkatkan dalam hal pengelolaan kualitas air petak yang meliputi pergantian air, penyiponan dasar, dan sistem aerasi.
6.1. Kesimpulan
Dari hasil Kerja Praktek Akhir yang dilaksanakan di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Komponen instalasi listrik sesuai fungsinya, seperti : Panel COS yang digunakan untuk saklar pemindah, Circuit Breaker sebagai pengaman instalasi, dan penghantar untuk menyalurkan sumber listrik, yang disesuaikan dengan kondisi lapangan agar bisa menjamin keamanan dan keselamatan.
PT. KSE Unit SL 2 memiliki 4 genset yaitu : Perkins 220 kVA daya terpakai 20% dan arus 18%, Hino 313 kVA daya yang terpakai 25% dan arus 22%, Mitsubishi 200 kVA daya terpakai 49% dan arus 47%, sedangkan Mitsubishi 200 kVA sebagai genset cadangan. Pemakaian daya dan arus masih dalam kondisi relatif ringan dilihat dari penggunaan yang masih dibawah 50%, sehingga terjadi pemborosan konsumsi bahan bakar untuk tenaga yang tidak terpakai.
Dalam pengoperasian genset dilakukan sesuai tahapan-tahapan yang telah ditentukan atau SOP. Genset Hino dan Mitsubishi memiliki tahapan yang hampir sama, perbedaanya terletak pada penggunaan AVR. Sedangkan untuk Genset Perkins penyesuain : Frekuensi, Arus maupun tegangan diatur oleh ECU.
Panen dilakukan dengan 2 cara yaitu parsial dan total, panen parsial dilakukan 4 kali pada COC 71, 77, 84, 90. Panen total dilakukan pada DOC 100 dengan total biomass 6058.5 kg, size 50, ABW 20 gr, SR (Survival Rate) 94.04 % dan FCR (Food Convention Rate) 1,62. udang terserang penyakit WFD (White Feses Desease) atau kotoran berak putih. Ditandai dengan terlihat kotoran udang seperti benang putih yang mengambang dan udang tidak mau makan sehingga menyebabkan udang kropos dan kurus.
6.2. Saran
Dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 ini maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
Sebaiknya pemakaian genset disesuikan dengan kebutuhan pemakaian agar tidak terjadi pemborosan konsumsi bahan bakar untuk tenaga yang tidak terpakai.
Sebaiknya perlu ditingkatkan dalam hal pengelolaan kualitas air petak yang meliputi pergantian air, penyiponan dasar, dan sistem aerasi.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN KARYA ILMIAH PRAKTEK AKHIR ALDI KENEDI - BALOON GARJO
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Spesifikasi Genset
Pada setiap mesin generator set tenaga diesel terdapat nameplate yang menampilkan informasi terkait spesifikasi atau rincian tentang kekuatan yang dimiliki mesin tersebut, di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 ada tiga unit genset standby yaitu : Perkins, Hino, Mitsubishi dan satu genset cadangan yaitu Mitsubishi, untuk genset standby memiliki jalur distribusi sendiri untuk menyalurkan sumber listrik cadangan hingga pemakaian sumber listrik yang dibutuhkan.
Dibawah ini merupakan spesifikasi mesin genset tenaga diesel pada PT. Koyo Segorho Endah Unit Sumber Lancar 2 :
Tabel 7. Spesifikasi Genset
No
Keterangan
Merk Genset
PERKINS
HINO
MITSUBISHI
MITSUBISHI
1.
Model
P220HE
280L-450N
46.2M5 C 6/4
2.
Serial Number
FGWNAV01JF0A08236
07225
136899/ 2
3.
Year Of Manufacture
2005
01 2007
02/42
4.
Rated Power Standby
220 Kva
313 kVA
200 kVA
200 kVA
176 kW
250 kW
160 kW
160 kW
5.
Rated Phase
3 Phase
3 Phase
3 Phase
3 Phase
6.
Rated Frequency
50 Hz
50 Hz
50 Hz
50 Hz
7.
Rated R.P.M
1500
1500
1500
8.
Rated Voltage
400/300 V
400 V
9.
Weight
874 kg
585 kg
10.
Thermal Class
H
H
11.
Maximum Ambient Temperature
27 oC
12.
Maximum Altitude
152,4 m
13.
A.V.R
R448C
WT-2
R448LS/C AREP
14.
Alternator Enclosure
IP23
IP21
IP21
Sumber : Data Primer, 2019
5.2. Komponen Instalasi
Besar kecilnya konsumsi tenaga listrik ditentukan sepenuhnya oleh pelanggan, yaitu tergantung bagaimana pelanggan akan menggunakann alat-alat listriknya, kemudian PLN mengikuti kebutuhan tenaga listrik pelanggan dalam arti daya listrik yang dibangkitkan menyesuaikan dari waktu ke waktu.
Berikut komponen instalasi yang dipakai Unit Sumber Lancar 2 sebagai berikut :
5.2.1. Alat Pembatas dan Pengukur
Alat Pembatas dan Pengukur (APP) atau nama lainnya kWh meter, komponen ini berfungsi untuk pembatas dan pencatat daya yang dipakai oleh konsumen, sehinga disebut “kWh meter“ atau meteran listrik (kWh : kilowatt hour). Selain itu juga bisa digunakan untuk saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan daya oleh pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan instalasi listrik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Alat Pembatas dan Pengukur
Sumber : Data Primer, 2019
Alat pembatas dan pengukur penempatannya berdampingan dengan panel PHB jaring distribusi, pada lokasi yang mudah tercapai dan bukan jalur lalu lintas padan. Tinggi panel tidak kurang dari 60 cm diatas permukaan lantai, Buku 2 Penetapan Standart Kontruksi Sambungan Tenaga Listrik. Pada Unit Sumber lancar 2 penempatan APP ditempatkan berdampingan dengan kubikel PLN pada gardu induk beton, tinggi panel 150 cm diatas permukaan lantai, penempatan diluar bangunan dilindungi pada panel (Kotak) APP.
5.2.2. Cubicle
Kubikel 20 KV merupakan seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu distribusi yang berfungsi kubikel menurut Buku 1 Kriteria Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik sebagai : pembagi, pemutus, penghubung pengontrol tegangan dan proteksi sistem penyaluran tenaga. Kubikel yang dipakai di PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 ada dua unit yaitu : kubikel milik PLN (tersegel) dan kubikel milik pelanggan, masing-masing kubikel ditempatkan diruangan yang berbeda pada Gardu Induk. Pada perancangan kubikel PLN dan kubikel pelanggan spesifikasinya disamakan.
Monitoring kubikel dilakukan setiap sebulan sekali untuk mengetahui perkembangan listrik yang dipakai pada Unit Sumber Lancar 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Cubicle
Sumber : Data Primer, 2019
5.2.3. Transformator
Setelah tenaga lsitrik disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah tenaga listrik di Gardu Induk sebagai pusat beban untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan (Step Down Transformer) menjadi tegangan menengah atau biasa disebut tegangan primer. Transformator pada Unit Sumber Lancar 2 digunakan untuk pemakaian sendiri guna melayani kebutuhan sumber listrik yang digunakan untuk keperluan penerangan dan menggerakkan berbagai motor listrik. Sebuah transformator dilengkapi dengan nameplate yang menampilkan beberapa informasi terkait spesifikasi tranformator tersebut, berikut ini spesifikasi transformator yang ada di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2.
Tabel 8. Spesifikasi Tramformator
No.
Dyn5 (IEC – 60076 STANDARD)
1.
Merk
B & D Transformator
2.
Serial Number
1806022
3.
Operation Type
In / Outdoor
4.
Cooling
ONAN
5.
High Voltage (V)
20.000
6.
Low Voltage (V)
400
7.
Impedance 75oC (%)
5.50
8.
B.I.L (kV)
125
9.
Total Weight (kG)
3130
10.
Frequency (Hz)
50
11.
Rated Power (kVA)
1250
12.
HV Current (A)
36.084
13.
LV Current (A)
1,804.22
14.
Ambient Temperature (oC)
Max. 40
15.
Temperature Rise (oC)
60/65
16.
Oil Volume
875
17.
MFG. Date
07 – 2018
18.
Manufacture
Indonesia
Sumber : Data Primer, 2019
Pada Unit Sumber Lancar 2 penempatan transformator diletakkan didalam gardu induk dengan alasan keamanan peralatan transformator yang memiliki berat total 3130 Kg, untuk menjamin keamanan peralatan transformator kontruksi lantai dibuat lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terendam air dan ditepi transformator dengan jarak 1 meter diberi pembatas pagar besi sebagai pengaman untuk mencegah resiko kelalaian dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan PUIL 2000, tentang ketentuan peralatan listrik. Bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh.
5.2.4. Kapasitor Bank
Kapasitor bank merupakan kumpulan dari beberapa kapasitor yang dihubungkan secara seri, penggunaan kapasitor bank adalah untuk memperbaiki power factor pada arus listrik AC, sedangkan pada arus DC khususnya power supply untuk meningkatkan arus catu daya serta meningkatkan jumlah energi yang tersimpan.
Pada gambar dibawah ini, juga dipasang peralatan pemutus tegangan yang berupa saklar emergency yang juga digunakan untuk memutuskan sumber listrik PLN yang masuk ke panel pemutus dan penghubung pada ruangan genset, selain itu saklar emergency disesuaikan untuk keperluan pemasangan perlengkapan, pemeliharaan dan perbaikan pada panel pemutus dan penghubung yang berada pada ruangan genset.
Gambar 21. Kapasitor Bank
Sumber : Data Primer, 2019
PUIL 2000 6.2.1 Penataan PHB. bahwa PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan teratur, dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa. PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dan pelayanan mudah dan aman, dan bagian yang penting mudah dicapai.
5.2.5. MCCB
Moulded Case Circuit Breaker adalah pemutus dengan sensor arus, apabila ada arus yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas breaker, maka sistem magnetik dan bimetic pada peralatan tersebut akan bekerja dan memerintahkan breaker melepas beban pemutus, Buku 4 Standar Kontruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik.
Gambar 22. MCCB
Sumber : Data Primer, 2019
MCCB memiliki kemapuan hantar arus (KHA) paling kecil 100 Ampere, sehingga dapat digunakan untuk berbagai jenis tegangan listrik mulai dari Low Voltage (LV) hingga Medium Voltage (MV). Dalam penggunaanya dipertimbangkan empat hal yaitu : tegangan kerja, arus kerja, kapasitas arus pemutusan, frekuensi. Ada tiga Circuit Breaker yang dipakai untuk pengaman instalasi pada Unit Sumber Lancar 2 yang dipakai berdasarkan kapasitasnya dan penggunaanya , berikut ini jenis MCCB yang dipakai :
Tabel 9. Jenis dan Penggunaan MCCB
No
Keterangan
1.
2.
4.
1.
Type
NF 400-CW
NF 36- CV
NF 83-CW
2.
Ui (Tegangan Kerja)
690 V
600 V
600 V
3.
Ie (Arus Kerja)
350 A
50 A
20 A
4.
Ui.mp (Kapasitas Arus Pemutusan)
5 Kv
8 Kv
6 Kv
5.
Frekuensi
50/60 Hz
50/60 Hz
50/60 Hz
5.
Penggunaan
Panel Pemutus dan Penghubung
Panel Distribusi
Panel Distribusi Cabang
Sumber : Data Primer, 2019
Cara kerjanya yaitu MCCB harus dapat mentrip secara otomatis maupun manual untuk memberikan perlindungan terhadap beban lebih (Overload) dan peristiwa hubung singkat. Sehinggga ketika pada kondisi trip, Circuit Breaker tidak berhubungan. Untuk dapat beroperasi lagi saklar di posisikan ke OFF terlebih dahulu kemudian pindahkan saklar ke ON.
Untuk semua jenis MCCB terdapat trip, jenis trip yang dipakai yaitu trip MA (Magnetic Trip) hanya mendukung setingan short circuit untuk setingan ampere berdasarkan spesifikasi yang terdapat di nameplate
5.2.6. Panel COS
Panel COS (Change Over Switch) atau Saklar Ohm adalah suatu alat listrik yang berfungsi sebagai media t/ukar atau memindahkan daya listrik dari sumber listrik utama (PLN) dengan sumber listrik cadangan dan sebaliknya. Panel COS ini memisahkan sumber listrik PLN dengan sumber listrik cadangan. Dalam kondisi normal atau posisi switch 1 maka hanya sumber listrik PLN yang tersambung, apabila PLN padam maka switch dipindahkan ke posisi 2 sehingga tersambung dengan genset. Untuk operasionalnya perpindahannya dilakukan secara manual.
Gambar 23. Panel COS
Sumber : Data Primer, 2019
2.5.7. Magnetic Contaktor
Magnetic Contaktor (MC) memiliki fungsi penghubung atau kontak dengan kapasitas yang besar dengan menggunakan daya yang minimal. MC terdiri dari 3 pole kontak utama. Komponen utama MC adalah koil dan kontak utama, koil digunakan untuk menghasilkan medan magnet yang akan menarik kontak utama sehingga terhubung pada masing-masing pole. MC ini juga digunakan sebagai pengendalian otomatis.
Untuk padat menimbulkan medan magnet coil harus dialiri sumber tegangan listrik terlebih dahulu, coil pada magnetic contaktor dibagi menjadi dua yaitu coil dengan tegangan 220 V dan coil 380 V. Pada gambar dibawah menggunakan coil 220 V sehingga untuk dapat menghasilkan medan magnet terminal coil A1 dihubungkan dengan phasa pada salah satu pole pada magnetic contaktor dan terminal coil A2 dihubungkan ne 0 atau netral pada kabel 0 yang berada di bagian bawah panel. Sedangkan untuk coil 380 V terminal coil A1 dan A2 dihubungkan masing-masing ke pole yang berbeda pada magnetic contaktor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 24.
Gambar 24. Magnetic Contactor
Sumber : Data Primer, 2019
Prinsip kerja Magnetic Contaktor yaitu didalam sebuah magnetik kontaktor terdapat gulungan (Coil) yang dapat menjadi magnet saat gulungan tersebut dialiri tegangan, kemudian magnet dari coil tersebut akan menarik kutup saklar (Contact Point) yang ada pada magnetik kontaktor, dan akan menggerakkan kutub sebelumnya dalam keadaan tidak terhubung atau putus menjadi terhubung.
2.5.8. Penghantar
Penghantar atau kabel digunakan untuk menghantarkan aliran listrik dari sumber listrik menuju beban pengguna, sehingga beban pengguna dapat beroperasi dengan baik. Penghantar untuk instalasi listrik telah diatur dalam PUIL 2000 pasal 7.1.1 Persyaratan umum penghantar, bahwa “semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaanya, serta telah diperiksa dan diuji menurut standart penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instalasi yang berwenang”.
Bentuk fisik kabel listrik terbagi menjadi isolator dan konduktor. Isolator adalah bagian pembungkus kabel yang tidak menghantarkan listrik, isolator umumnya dibuat dari bahan termoplastik, fungsinya untuk melindungi tembaga atau konduktor supaya tidak terpapar oleh pengaruh alam atau benda disekitarnya. Isolator juga berfungsi melindungi perangkat agar tidak mengalami hubungan singkat, pembungkus ini juga melindungi pekerja dari sengatan listrik yang mengalir pada kabel. Semakin baik kualitas isolatornya, biasanya semakin baik kualitas kabel dalam menghantarkan listrik dan semakin panjang usia pakainya.
Sedangkan Konduktor adalah bagian kabel yang berfungsi mengantarkan aliran listrik. biasanya bagian ini dibuat dari tembaga ataupun alumunium. Kemampuan setiap jenis konduktor dalam menghantarkan listrik tergantung dari jenis konduktornya dan nilai ini disebut dengan kemampuan hantar arus.
Jenis-jenis kabel yang digunakan didasarkan oleh pengunaannya. Berikut ini penghantar yang dipakai dari input panel pemindah hingga beban pengguna.
SLPN 42-10 SUTRADO CABLE NFA 2 X-T 3x95+1x70mm2 0,6/1kV LMK
Penghantar ini digunakan untuk menghantarkan sumber listrik dari panel bagi di gardu induk ke panel pemutus dan penghubung pada ruangan genset, dan dipakai juga untuk penghantar dari panel pemutus dan penghubung ke beban pemakaian pada jalur distribusi Genset Hino.
Berikut ini arti kode dari SLPN 42-10 SUTRADO CABLE NFA 2 X-T 3x95+1x70mm2 0,6/1kV LMK.
Tabel 10. Penghantar NFA 2X-T
No.
Spesifikasi
Keterangan
1.
SPLN 42-10
Standart Perum Listrik Negara, standar produk listrik yang sudah di tetapkan sedangkan 42-10 pengelompokan jenis kabel berdasarkan konduktor
2.
SUTRADO CABLE
Perusahaan pembuat kabel
3..
NFA 2X-T
Jenis kabel inti alumunium untuk pemasangan udara, isolasi XLPE (>20kV). Dengan kawat gantung
4.
3x95+1x70mm2
Memiliki 4 buah kabel dengan ukuran 3 buah kabel sebesar 95mm2 (sebagai kabel phase), dan 1 buah kabel dengan ukuran penampang 70mm2 (sebagai kabel netral)
5.
0,6/1Kv
Tegangan yang diijinkan sebesar 600 volt dengan tegangan maksimal 1000 volt
6.
LMK
Lembaga Masalah Kelistrikan
Sumber : FA CATALOG SUTRADO CABLE
Penghantar jenis NFA 2X-T memiliki konduktor phasa All Aluminium Conductor (AAC) yaitu penghantar udara yang terbuat dari alumunium seluruhnya yang keras dan dipilin bulat, tidak terisolasi dan tidak ada lapisan baja, sedangkan konduktor netral Stranded All Alloy Aluminium Conductor (AAAC) yaitu kabel yang terdiri dari pilinan yang berbahan alumunium, magnesium, silicon yang merupakan bahan logam campuran, kabel ini dirancang sebagai kabel yang memiliki kontruksi keras dan anti karat. Isolator kabel ini dengan mengekstruksi XLPE sehingga mampu untuk terus menerus operasi pada suhu maksimum, XLPE terbuat dari bahan Gross-linked polyethelene atau merupakan campuran bahan thermoset yang sifatnya lebih baik dari PVC.
Bahan ini memiliki karakter yang baik dan cocok digunakan untuk instalasi bertegangan menengah hingga tinggi, karena isolator jenis ini tahan terhadap suhu tinggi hingga 90oC secara berkala, bahan ini juga dapat digunakan menggantikan bahan PILC dengan beban lebih ringan. Untuk mengatahui penghantar NFA 2X-T dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 25. Penghantar NFA 2X-T
Sumber : Data Primer, 2019
Pengahantar jenis NFA2X-T lain yang dipakai untuk instalasi di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 yaitu :
SPLN 42-10 APOLLO CABLE NFA 2X-T 3x70+1x50 sq.mm 0,6/1kV LMK
Pengantar ini digunakan untuk distribusi dari panel pemutus dan penghubung untuk jalur Genset Perkins dan Mitsubishi.
SPLN 42-10 DAISAKU CABLE NFA 2X-T 3x35+1x25mm2 0,6/1kV
Penghantar ini digunakan untuk pencabangan dari jalur distibusi utama ke pembagi yang akan di cabang ke kontrol panel kincir air, turbo jet, autofeeder.
SPLN 42-10 POLONG CABLE NFA2X 3x16mm2 0,6/1 kV LMK
Penghantar ini digunakan untuk menyalurkan sumber listrik dari kontrol panel ke motor pengggerak seperti motor kincir air dan autofeeder.
SUPREME CABLE NYYHY 4x70mm2 450/750 Volt
Gambar 26. Penghantar NYYHY
Sumber : Data Primer, 2019
Penghantar ini digunakan untuk menghubungakan output terminal generator ke input panel penghubung dan pemutus. Penghantar NYYHY merupakan jenis building wire, kabel ini cocok dipasang untuk instalasi listrik dengan flexsibilitas yang tinggi, penghantar ini tidak cocok digunakan diluar ruangan. Arti kode kabel SUPREME CABLE NYYHY 4x70mm2 450/750 Volt dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 11. Penghantar NYYHY
No.
Spesifikasi
Keterangan
1.
SUPREME CABLE
Perusahaan pembuat kabel
2.
NYYHY
Kabel dengan inti tembaga serabut (tembaga flexible), berisolasi PVC, dengan inti tunggallebih dari satu, dan selubung luar PVC (0,6/1 kV)
3.
4x70mm2
Memiliki 3 kabel phasa dan 1 netral dengan ukuran Ukuran 4 kabel 70mm2
4.
450/750 Volt
Nilai tegangan yang berlaku
Sumber : Data Primer, 2019
3. SNI 605 02-1 SUPREME CABLE Cʯ/PVC/PVC 3x1,5 mm2 0,6/1kV (1,2)kV (NYY)
Kabel NYY memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM, dan isolasinya yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus karena lapisan isolasi PVC, biasanya lapisan isolasi PVC nya berwarna hitam, yang berinti 3.
Gambar 27. Penghantar NYY
Sumber : Data Primer, 2019
Pada prinsipnya susunan atau konstruksi kabel NYY ini sama dengan susunan kabel NYM. Hanya tebal isolasi dan selubung luarnya, serta jenis kompon PVC yang digunakan, berbeda. Warna selubung luamya hitam. Untuk kabel tegangan rendah, tegangan nominalnya 0,6/1 kV, di mana 0,6 kV adalah tegangan nominal terhadap tanah dan I kV adalah tegangan nominal antar penghantar. Uratnya berjumlah satu sampai dengan lima. Luas penampang penghantamya dapat mencapai ukuran 240 mm atau lebih. bagai tambahan, perlu diketahui bahawa Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik.
Untuk mengubungkan penghantar satu ke penghantar lain tidak bisa langsung disambung atau dihubungkan melainkan dengan komponen penghubung yaitu konektor kabel dan schoen cabel, masing-masing komponen penggunaanya berbeda, menyesuaikan dengan penghantar yang akan dihubungkan.
Konektor Kabel
Konektor kabel ini digunakan untuk mencabang kabel atau menghubungan ke kabel lain dengan tujuan distribusi. Konektor kabel ini sering dipakai karena sangat efisien dalam hal keamanan dan ketahanan
Gambar 28. Konektor Kabel
Sumber : Data Primer, 2019
Schoen Cable
Gambar 29. Schoen Cable
Sumber : Data Primer, 2019
Schoen cable memiliki sebutan lain sepatu kabel atau Cable Lug. Bentuk dari Schoen cable beragam menyesuaikan dengan model yang dipakai ada dua yaitu Schoen untuk kabel ke terminal atau busbar dan schoen untuk kabel ke kabel. Schoen memiliki kemudahan dalam penggunaan karena cengkraman schoen lebih kuat dan ringan sehingga dapat mengantisipasi jika terjadi terputusnya hubungan antara dua kabel yang disambung. Namun schoen ini masih bersifat konduktor jadi harus diberi isolator pada bagian luarnya, agar schoen terlindungi dan tidak terjadi korsleting pada aliran arus listrik, isolator yang dipakai adalah solasi khusus listrik dengan ketebalan 3mm.
2.8.9. Peralatan Instalasi
1. Tang Pres Schoen
Tang press schoen atau manual hydraulic pliers adalah alat perkakas yang digunakan untuk mengkoneksikan kabel dengan kabel skun dengan cara dijepit atau dipress. Tang press schoen menggunakan sistem hidrolik. Sistem hidrolik ini bekerja dengan mendorong mata crimping untuk mengepres schoen kabel. Dengan tang press ini pengerjaan lebih ringan dan tidak memerlukan tenaga yang besar, sehingga untuk mengepress schoen kabel menjadi lebih mudah, cepat dan hasilnya pun lebih presisi.
Gambar 30. Tang Press Schoen
Sumber : Data Primer, 2019
Tang press juga dilengkapi dengan beberapa ukuran mata crimping mulai dari 25mm hingga 350mm yang dapat dilepas dan dipasang untuk menyesuaikan dengan ukuran kabel skun yang akan dipasang.
2. Digital Clamp Multimeter
Digital clamp multimeter atau yang lebih dikenal dengan tang ampere, Digital clamp multimeter berfungsi untuk mengukur tegangan (Voltage), arua listrik (Ampere), hambatan (Ohm) dalam satu unit. Alat ini juga bisa dipakai untuk mengukur tegangan AC atau DC.
Di Unit Sumber Lancar 2 hanya dikhususkan untuk mengukur arus listrik atau ampere pada sebuah kabel yang dialiri arus listrik, dengan menggunakan kedua rahang penjepitnya tanpa harus memiliki kontak langsung dengan terminal listrik, dengan demikian pengguna tidak perlu mengganggu rangkaian listrik yang akan diukur, cukup dengan ditempatkan di sekeliling kabel listrik yang akan diukur. Keuntungan alat ini tidak perlu kalibrasi dalam setiap pengukuran dan hasilnya pun lebih detail dibanding multimeter analog atau AVOmeter analog.
Gambar 31. Digital Clamp Multimeter
Sumber : Data Primer, 2019
5.3. Sistem Mesin Diesel
Secara umum mesin memiliki sistem pendukung untuk dapat beroperasi dengan baik tanpa mengalami gangguan yang berarti dan tiap unit bagian mesin harus mendapat perawatan secara simultan dan continue. Sistem yang digunakan pada diesel penggerak generator di PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 sebagai berikut:
5.3.1. Sistem Start
Menurut Kusairi, (2018) ada 3 macam sistem starting yang sering digunakan. Sistem start yang digunakan untuk menghidupkan mesin diesel penggerak generator menggunakan sistem Start Elektrik.
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu <500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk starting diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu
Komponen sistem start terdiri dari accu atau baterai, motor stater, kunci kontak. Untuk menggerakkan motor stater menggunakan dua buah accu yang dihubungkan secara seri bertujuan untuk menambah voltase baterai dari 12V + 12V = 24V, pada rangkaian seri ini memiliki tegangan lebih besar tetapi kapasitas arus sama dengan satu baterai. Pada sistem start juga tidak lepas dengan alat seperti battery charger. Battery charger adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengisi atau menambah tegangan accu dengan tegangan konstan hingga mencapai tegangan yang telah ditentukan. Dalam seperangkat battery charger terdapat komponen trafo 10A, fuse, tombol on off, diode 5A, kipas 12V, yang memiliki fungsi masing-masing. Berikut ini wiring diagram battery charger dapat dilihat pada gambar 31. Dan keterangan gambar dapat dilihat pada tabel 12.
Gambar 32. Rangkaian Battery Charger
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 12. Keterangan Gambar Rangkaian Battery Charger
No.
Gambar
Keterangan
1.
Fuse atau Sekering
2.
Trafo 10 A
3.
Diode 5 A
4.
Kipas Pendingin 12 V
Sumber : Data Primer, 2019
Cara kerja battery charger adalah saat kabel dihubungkan ke stop kontak, tombol ditekan ON , aliran listrik AC mengalir menuju trafo sesuai dengan tegangan masuk ke terminal 220V, trafo 10A menurunkan tegangan menjadi 24A yang akan disalurkan ke diode 5A dua buah yang kemudian mengubah arus AC menjadi DC sehingga arus DC dapat disalurkan melalui output negatif dan positif diode yang dihubungkan ke kabel massa baterai.
5.3.2. Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan mesin berfungsi untuk mengurangi gesekan, menyerap panas dan getaran antar bagian-bagian yang bergerak. Minyak pelumas ditampung di bak oli (Oil Carter), melalui pipa penghisap minyak pelumas dari bak oli dipompa ke saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati filter oli dan pendingin oli. Dari saluran pembagi, minyak pelumas yang telah didinginkan tersebut disalurkan untuk melumasi permukaan bantalan, poros engkol, roda gigi, katup, piston, katup, dan bagian yang bergerak lainnya. Minyak pelumas yang mengalir dari saluran pelumasan kemudian kembali ke bak oli dan bersirkulasi terus-menerus pada saat mesin bergerak. Minyak pelumas atau oli yang digunakan PT. KSE Unit SL 2 menggunakan MEDITRAN SC dengan kode SAE 15W–40, API SERVICE CF – 4. Minyak pelumas ini diproduksi oleh PT. PERTAMINA LUBRICANTS Oil Center Building.
Gambar 33. Minyak Pelumas
Sumber : Data Primer, 2019
SAE merupakan singkatan dari Soceity of Automotive Engineer sebagai identifikasi dari keketalan atau viskositas oli . SAE adalah suatu organisasi yang mengatur standarisasi diberbagai bidang seperti bidang rancang teknik dan manufaktur. Pada pernyataan diatas tertulis SAE 15W – 40.. Huruf W yang terletak dibelakang angka merupakan singkatan dari Winter. Formula oli yang disesuaikan untuk musin dingin dan panas. Sehingga suhu mesin dingin atau terendah oli tingkat kekentalannya 15, sedangkan pada suhu panas atau maksimum tingkat kekentalan oli 40. Jadi sangat cocok digunakan untuk negara tropis, maka oli ini akan sangar cair dan sulit melakukan lubrikasi yang baik, untuk pemakaian kekentalan oli yang tidak sesuai dengan suhu bisa menyebabkan kinerja oli tidak maksimal. Sedangakan untuk API SERVICE CF – 4 merupakan kualitas oli, kepanjangan API yaitu American Petrolium Institute. CF-4 merupakan kategori oli untuk mesin High Speed, Four Stroke Engine, mesin turcocharger.
5.3.3. Sistem Pendinginan
Gambar 34. Sistem Pendingin
Sumber : Data Primer, 2019
Sistem pendingin berfungsi untuk menjaga suhu agar selalu berada pada suhu operasi 80oC - 90oC. Sistem pendingin mensirkulasikan cairan pendingin ke seluruh mesin untuk menyerap panas yang timbul akibat pembakaran dan gesekan.
Sistem pendingin pada gambar diatas yaitu sistem pendingin air, proses pendinginan berlangsung secara continue selama mesin itu bekerja, cairan pada sistem pendingin akan terus bersirkulasi sambil menyerap panas mesin menuju radiator, ketika mencapai radiator suhu cairan akan turun karena ada aliran udara dari kipas yang menghembus dan sirip-sirip radiator
Sistem pendingin air memiliki seperangkat komponen yang bekerja untuk mempertahankan suhu kerja mesin, berikut ini komponen pada sistem pendingin ;
Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan setelah menyerap panas dari mesin dengan cara melepas panas dari sirip-sirip radiator yang mengalir angin dingin dari kipas
Kipas radiator berfungsi untuk menciptakan aliran udara setelah radiator sehingga menghisap cairan, kipas ini digerakkan oleh poros engkol menggunakan v-belt
Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih air dan menjaga agar tidak mendidih pada suhu 100oC.
Pompa air berfungsi untuk mensirkulasikan cairan pendingin ke seluruh sistem pendingin.
Thermostat berfungsi sebagai pengatur sirkulasi cairan pendingin, ketika mesin belum mencapai suhu kerjanya, thermostat akan menahan cairan tidak bersirkulasi. Begitu panas mesin tercapai, thermostat akan membuka saluran agar cairan dapat bersirkulasi dan mengalir ke radiator.
Reservoir berfungsi sebagai tangki penampung.
V-belt berfungsi untuk menggerakkan kipas radiator dan pompa air.
Water jaket merupakan saluran cairan pendingin yang berada disekeliling mesin untuk memindahkan panas mesin.
5.3.4. Sistem Bahan Bakar
Prinsip kerja sistem bahan bakar diesel yaitu bahan bakar dari tangki bahan bakar dihisap oleh feed pump kemudian disaring oleh fuel filter selanjutnya dialirkan masuk ke pompa injeksi bahan bakar, dari pompa injeksi bahan melalui pipa injeksi bahan bakar di tekan dan dialirkan ke injektor untuk diinjeksikan keruang bakar.
Bahan bakar yang dipakai PT. KSE disuplai oleh PT. MITRA CENTRAL NIAGA yang beralamat Jl. Komodor Yos Sudarso No 11 Pasuruan pada tanggal 04 April 2019 sebanyak 8.000 L dengan harga Rp. 8.750,- per liter. Sebelumnya bahan bakar solar di suplai dari PT. ORION NUSANTARA ENERGY beralamatkan Driyorejo Kabupaten Gresik yang terakhir disuplai tanggal 21 Februari 2019 dan PT. PRIMERGY SOLUTION beralamatkan Jl. Kawasan Industri Gresik (KIG) Raya Selatan Kav. E 7-8, yang terakhir disuplai padda tanggal 20 April 2018. Bahan bakar ini nantinya digunakan untuk 4 unit lokasi di PT. KSE, untuk penampungan bahan bakar solar ditampung pada bengkel unit Sumber Lancar 2. Pada Unit Sumber Lancar 2, solar ini digunakan untuk bahan bakar 4 unit diesel penggerak generator, 2 unit diesel penggerak pompa air laut, 2 unit diesel penggerak pompa biologis.
Bahan bakar yang dipakai yaitu Solar HSD (High Speed Diesel) atau lebih dikenal dengan solar industri, bahan bakar jenis ini memiliki performa yang tinggi sehingga cocok untuk mesin industri. Bahan bakar jenis ini memiliki viskositas yang tinggi, memiiliki Density atau masa jenis yaitu 0,844 dan polusif yang tinggi.
5.4. Pemasangan Instalasi Genset
Pemasangan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kondisi tempat instalasi dan komponen instalasi yang akan dipasang, serta kondisi cuaca pada saat akan lakukan pekerjaan instalasi listrik. Untuk mencegah terjadinya kesalahan perlu persiapan yang matang dan tahapan-tahapan yang telah ditentukan. berikut ini tahapan telah ditentukan.
5.4.1. Penempatan Genset
PUIL 2000 pasal 5.6.1.1 Generator harus dipasang di tempat yang kering, yang harus pula memenuhi persyaratan bagi motor. Ruangan yang akan ditempati genset disesuaikan dengan pertimbangan kemudahan dalam pengoperasian dan perawatan. Proses penempatannya sebagai berikut :
Kendaraan pengangkut genset diparkirkan dekat dengan ruangan genset.
Siapkan penyangga terlebih dahulu kemudian pasang katrol pada penyangga, pasang tali melingkar ke genset di depan dan belakang genset dengan seimbang. Kaitkan tali ke pengait pada katrol.
Tarik katrol bersama-sama yang dikoordinir oleh kepala mekanik, hingga genset terangkat dari bak truk, pada saat genset sudah terangkat kendaraan pengangkut maju, mesin genset di turunkan hingga ke tanah secara perlahan, kemudian penyangga dibelokkan dan genset kembali dikatrol naik, hingga mendekati pintu ruang genset.
Sebelum genset turun disiapkan terlebih dahulu as kincir air sebagai alas atau roda untuk menggeser genset kemudian genset geser dengan cara di cungkil dari belakang dengan linggis besar secara pelan-pelan ke tempat yang ditentukan telah ditentukan dan di posisi lain ditahan agar tidak belok.
Ketika genset sudah berada di tempat yang dinginkan, genset didongkrak dengan tinggi kurang lebih 15cm kemudian ditahan dengan jackstand, kemudian bagian bawah genset dicor dengan beton, hal ini bertujuan untuk menahan genset agar tidak bergerak saat beroperasi.
Untuk saluran pembuangan genset disesuaikan dengan kondisi ruangan, bibir knalpot mengarah keluar.
Tangki bahan bakar menggunakan drum bekas oli yang dimodifikasi untuk tangki bahan bakar, bahan bakar yang akan disalurkan ke pompa injeksi disring terlebih dahulu oleh fuel filter pada bagian bawah tangki.
5.4.2. Persiapan Panel
Dalam satu kontruksi panel pemutus dan penghubung ada tiga jalur pemutus dan penghubung antara sumber listrik utama dengan sumber listrik cadangan. Proses perakitan panel pemutus dan penghubung diawali dari :
Persiapan peralatan seperti : tang schoen, schoen terminal, kabel NFA 2X-T 70mm2, isolator listrik, pemotong.
Kompoenen listrik seperti : MCCB, Panel COS, MC ditempatkan pada kayu didalam box panel. Sedangkan Voltmeter, Amperemeter, Frekuensi meter, lampu indikator di tempatkan pada pintu box panel.
Ukur jarak dari MCCB ke Panel COS, Panel COS ke MC, kemudian potong sesuai ukuran, kupas isolator dengan tang potong jangan sampai terkena konduktor, masukan ke schoen terminal, jepit pada tang schoen dengan ukuran 70mm2 , kemudian tutup schoen dengan isolator listrik.
Gunakan kunci L untuk membuka terminal pada MCCB kemudian pasang kabel pada terminal MCCB dan kencangkan. Kemudian kabel dari MCCB dihubungkan dengan Panel COS pada terminal, ada dua baris terminal yaitu depan dan belakang.
Hubungkan kabel dari out Panel COS ke pole bagian bawah MC, cek kekencangan pada setiap terminal.
Pemasangan Voltmeter disusun secara paralel pada setiap fasa, terdapat dua kabel pada voltmeter, kabel ini dihubungkan pada pole pada MC antara R dan S, atau S dan T, atau R dan T. Pada pemasangan voltmeter juga dipasang lampu indikator yang memperoleh tegangan dari terminal voltmeter. Pemasangan voltmeter mengambil tegangan dari pole MC karena MC dapat bekerja jika dialiri listrik, sehingga bisa dipakai untuk lampu inidkator dan pengukuran tegangan.
Pemasangan Amperemeter ditambah dengan komponen tambahan yaitu Trafo Arus atau CT (Current Transformer), CT bertugas sama seperti tang ampere, CT dipasang pada kabel R sebelum menuju MCCB, terminal amperemeter dihubungkan langsung pada terminal CT dengan kabel.
Pemasangan Frekuensi Meter sama seperti pemasangan Voltmeter, dihubungkan dengan fasa pada pole MC antara R dan S, atau S dan T, atau R dan T.
Untuk memperjelas uraian diatas dapat dilihat gambar 35 dibawah ini :
Gambar 35. Panel Pemutus dan Penghubung
Sumber : Data Primer, 2019
Untuk mengetahui keterangan pada gambar 35 dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 13. Keterangan Gambar Panel Pemutus dan Penghubung
No.
Gambar
Keterangan
1.
2.
3.
1.
Panel COS (Change Over Switch)
1.
2.
3.
2.
Magnetic Contaktor
3.
Frekuensi Meter
4.
Ampere Meter
5.
Volt Meter
6.
Lampu Indikator Genset
7.
MCCB
Sumber : Data Primer, 2019
5.4.3. Proses Pemasangan
Siapkan kabel NYYHY yang sudah terpasang schoen terminal.
Buka tutup terminal pada generator kemudian pasang kabel NYYHY ke MCCB didalam terminal generator. Jangan sampai salah ketika pemasangan kabel fasa dengan kabel netral kemudian kencangkan dengan kuat.
Sambungkan ke MCCB panel pemutus dan penghubung sumber listrik, periksa kembali pemasangan dan kekencangannya.
5.4.4. Tes Operasi
Tes operasi ini dilakukan dua kali, yang pertama untuk pemanasan mesin diesel selama 10 jam, jika ada permasalahan bisa langsung dilakukan perbaikan, pada saat tes operasi yang pertama panel pemutus dan penghubung tetap berada pada posisi sumber listrik PLN. Sedangkan tes operasi yang kedua dilakukan saat terjadi pemadaman, pada saat itu bisa mengetahui bahwa kabel R-S-T terhubung dengan benar atau terbalik, jika terbalik maka hal yang perlu dilakukan adalah menukar kabel fasa pada terminal generator.
5.5. Pengoperasian Genset
Kegunaan genset umumnya untuk menyalurkan sumber listrik cadangan pada saat sumber listrik utama (PLN) padam.
Dalam mengoperasikan sebuah alat tentunya dilakukan sesuai dengan SOP agar aman dan berjalan lancar. Begitupun juga dengan genset, sebelum pengoperasian kita harus memperhatikan SOP. Semua pintu pada ruangan genset dibuka penuh agar udara bisa bersirkulasi, berikut cara pengoperasian masing-masing genset sesuai SOP :
5.5.1. Mitshubisi dan Hino
Cek kondisi minyak pelumas, jika dalam kondisi tidak baik maka segera di ganti.
Cek kekencangan v-belt.
Cek kondisi air radiator, jika kurang maka tambah cairan pendingin.
Cek bahan bakar di tangki, jika kurang segera lakukan pengisian.
Hubungkan kabel (-) motor stater ke (-) accu, kabel (+) motor stater ke (+) accu dan kencangkan dengan kunci ring 14. Kemudian posisikan kunci kontak ke posisi ON kemudian start mesin. Jika sudah menyala lepas kabel stater yang menghubungkan motor stater dengan accu, lepas kabel (+) terlebih dahulu kemudian kabel (-).
Biarkan mesin dalam putaran stasioner terlebih dahulu. Tekan tombol ON pada masing-masing jalur genset di penutup panel pemutus dan penghubung.
Untuk Genset Mitsubishi. Naikan rpm secara bertahap hingga frekuensi mencapai 50 Hz, dengan melihat lampu indikator diam digaris angka 50 Hz di frekuensi meter, dan tegangan diatas angka 380 V dengan melihat volt meter. Pindah saklar MCCB pada panel pemutus dan penghubung ke posisi OFF terlebih dahulu, pindah saklar Panel COS dari Jalur PLN ke Jalur Genset, pindah saklar MCCB pada panel pemutus dan penghubung ke posisi ON, pada saat sumber listrik sudah disalurkan naikan rpm hingga frekuensi tetap diangka 50 Hz.
Sedangkan untuk Genset Hino .Naikan rpm secara bertahap. Hingga frekuensi mencapai 50 Hz, dengan melihat lampu indikator diam digaris angka 50 Hz. Kemudian tekan tombol ON pada AVR untuk menghubungkan voltase pada panel pemutus dan penghubung. Pindah saklar MCCB pada panel pemutus dan penghubung ke posisi OFF terlebih dahulu, pindah saklar Panel COS dari Jalur PLN ke Jalur Genset, pindah saklar MCCB pada panel pemutus dan penghubung ke posisi ON, pada saat sumber listrik sudah disalurkan naikan rpm hingga frekuensi tetap diangka 50 Hz.
Naikan rpm hingga lampu indikator berhenti di titik 50 Hz. Biarkan beberapa saat jika masih turun naikan rpm hingga berhenti di angka 50 Hz.
Periksa kembali oil meter dan water temperature.
Jika sumber listrik PLN sudah normal atau sudah menyala ditandai pada lampu indikator pada jalur PLN menyala, dan tegangan diantara angka 380V – 400V ,sehingga sumber listrik tenaga genset bisa di hentikan.
Turunkan saklar MCCB ke posisi OFF. Pindah saklar Panel COS ke posisi PLN, tekan tombol OFF untuk memutus sumber listrik genset. Secara otomatis sumber listrik genset terputus. Naikkan saklar MCCB ke posisi ON, untuk menyalurkan sumber listrik PLN.
Untuk Genset Hino matikan AVR terlebih dahulu.
Untuk mematikan genset tidak langsung dimatikan, namun diturunkan rpm secara bertahap. Kemudian posisikan kunci kontak ke posisi OFF.
5.5.2. Perkins
Cek kondisi v-belt
Cek kondisi cairan pendingin, jika kurang segera tambah cairan pendingin.
Cek kondisi minyak pelumas, jika ada masalah segera lakukan penanganan.
Cek bahan bakar pada tangki, jika kurang tambahkan bahan bakar.
Hubungkan kabel hitam dari stater (-) ke terminal (-) baterai dan kabel merah dari stater (+) ke terminal (+) baterai jangan sampai terbalik.
Arahkan kunci kontak ke posisi ON pada panel box genset, putar saklar stater hingga mesin hidup. Biarkan dalam putaran stasioner.
MCCB dibiarkan dalam posisi OFF, pindah saklar Ohm ke jalur genset.
Tekan tombol On untuk menghubungkan sumber listrik. Kemudian naikan saklar MCCB ke posisi ON, sumber listrik genset sudah bisa disalurkan.
Tidak perlu menyetel rpm, karena Genset Perkins terdapat ECU (Elektronic Control Unit) untuk mengatur putaran mesin berdasarkan kebutuhan pemakaian.
Periksa oil meter dan water temperature.
Jika sumber listrik PLN sudah normal atau sudah menyala ditandai pada lampu indikator pada jalur PLN menyala dan tegangan berada pada angka 380V-400V, jadi sumber listrik tenaga genset bisa di hentikan.
Turunkan saklar MCCB ke posisi OFF. Pindah saklar Panel COS ke posisi PLN, tekan tombol OFF untuk memutus sumber listrik genset. Secara otomatis sumber listrik genset terputus. Naikkan saklar MCCB ke posisi ON, untuk menyalurkan sumber listrik PLN.
Untuk mematikan genset tidak langsung dimatikan, namun dibiarkan menyala dalam kondisi tidak ada beban, kurang lebih 5 menit. Kemudian matikan mesin dengan mengarahkan posisi kunci kontak ke posisi OFF.
Lepas kabel merah (+) motor stater pada terminal (+) baterai terlebih dahulu kemudian kabel hitam (-) motor stater pada terminal (-) baterai.
Lakukan penjurnalan.
Dalam setiap pengoperasian genset selalu dilakukan penjurnalan. penjurnalan pengoperasian genset selama kerja praktik akhir yang dilaksanakan selama 3 bulan dapat dilihat pada lampiran 4.
5.6. Menentukan Daya Pemakaian Genset
Setiap genset memiliki kapasitas dan jalur distribusi sendiri-sendiri untuk menyalurkan sumber listrik cadangannya. Untuk memperjelas jalur distribusinya dapat dilihat pada wiring diagram pada lampiran 5.
Rumus Daya : P = V . I
P : Daya (Watt)
V : Tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
Ketentuan pemakaian daya genset yaitu daya terpasang harus lebih besar daripada daya pemakaian untuk mencegah kelebihan beban (Overload). Berikut ini penentuan daya pemakaian tiga unit genset standby pada Unit Sumber Lancar 2.
1. Daya Pemakaian Genset Perkins 220 kVA
Tabel 14. Pemakaian Daya Genset Perkins
No.
Nama
Daya (w)
Jumlah
Total (w)
kW
Tegangan
Arus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
1.
Kincir 1 HP
745,7
35
26.099,5
26,0995
380
68,68
2.
Autofeeder 0,5 HP
372,85
5
1.864,25
1,86425
380
4,90
3.
Freezer
468
2
936
0,936
220
4,25
4.
Kulkas
120
120
0,12
220
0,54
5.
Tv + audio
115
115
0,115
220
0,52
6.
Majic jar
465
3
1.395
1,395
220
6,34
7.
Kipas angina
90
6
540
0,54
220
2,45
8.
Mesin cuci
300
4
1.200
1,2
220
5,45
9.
Lampu
250
5
1.250
1,25
220
5,68
10.
50
3
150
0,15
220
0,68
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
11.
20
30
600
0,6
220
2,72
12.
Setrika
300
4
1.200
1,2
220
5,45
Pemakaian
35.469,75
35,46975
107,66
Genset
176
578,9
Besar Pemakaian (%) =
Kapasitas Pemakaian / Kapasitas Genset x 100%
Pemakaian Daya :
Pemakaian Arus :
Sumber : Data Primer, 2019
2. Pemakaian Genset Hino 313 kVA
Tabel 15. Daya Pemakaian Genset Hino
No.
Nama
Daya
Jumlah
Total (w)
Total (Kw)
Tegangan
Arus
1.
Kincir 1 HP
745,7
72
53.690,4
53,6904
380
141,29
2.
Autofeeder 0,5 HP
372,8
6
2.237,1
2,271
380
5,88
3.
Freezer
468
468
0,468
220
2,12
4.
Kulkas
120
120
0,12
220
0,54
5.
AC
700
2
1.400
1,4
220
6,36
6.
Mikroskop
400
400
0,4
220
1,81
7.
Autoclave
2.500
2.500
2,5
220
11,36
8.
Oven
400
400
0,4
220
1,81
9.
Lampu
250
4
1.000
1
220
4,54
10.
50
2
100
0,1
220
0,45
11.
20
10
200
0,2
220
0,90
12.
Setrika
300
2
600
0,6
220
2,72
13.
Kipas angina
90
4
360
0,36
220
1,63
14.
Komputer
180
180
0,18
220
0,81
Daya Pemakaian
63.655,5
63,6555
182,22
Daya Genset
250
823,6
Besar Pemakaian (%) =
Kapasitas Pemakaian / Kapasitas Genset x 100%
Pemakaian Daya :
%
Pemakaian Arus :
Sumber : Data Primer. 2019
3. Pemakaian Genset Mitsubishi 200 kVA
Tabel 16. Pemakaian Daya Genset Mitsubishi
No.
Nama
Daya (w)
Jumlah
Total (w)
Total (kW)
Tegangan
Arus
1.
Kincir 1 HP
745.7
68
50.707,6
50,7076
380
133,44
2.
Autofeeder 0,5 HP
372,85
13
4.847,05
4,84705
380
12,75
3.
Lampu
250
7
1.750
1,75
220
7,95
4.
50
10
500
0,5
220
2,27
5.
20
25
500
0,5
220
2,27
6.
Turbo jet 3 HP
746
6
13.428
13,428
220
61,03
7.
Pompa Air 3 HP
746
3
6.714
6,714
220
30,51
Pemakaian
78.446,65
78,44665
250,22
Genset
160
526,3
Besar Pemakaian (%) =
Kapasitas Pemakaian / Kapasitas Genset x 100%
Pemakaian Daya :
Pemakaian Arus :
Sumber : Data Primer, 2019
Pemakaian masih dalam kondisi relatif ringan dilihat dari penggunaan yang masih dibawah 50% sehingga jika ada penambahan beban masih bisa dilakukan. Namun demikian, terjadi pemborosan konsumsi bahan bakar untuk tenaga yang tidak terpakai.
5.7. Ruangan Genset
Dimensi ruangan genset menurut Electrical Installation Handbook Vol 1 karangan Gunter G adalah untuk daya genset 100-200 kVA memiliki panjang ruangan 6m, lebar ruangan 4,5 m tinggi ruangan 3,5 m , lebar pintu 1,5 m, tinggi pintu 2 m, sedangkan untuk daya genset 250-550 kVA adalah panjang ruangan 7 m, lebar ruangan 5 m, tinggi ruangan 4 m, lebar pintu 2,2 m, tinggi pintu 2 m.
Genset yang digunakan pada Unit Sumber Lancar 2 ada empat yaitu dengan kapasitas 330 kVA + 220 kVA + 200 kVA + 200 kVA namun penataan ruangan genset belum sesuai dengan Electrical Installation Handbook Vol 1 karangan Gunter G dikarenakan luas lahan sangat minimal dengan ruangan genset yang menyesuaikan dengan kondisi lahan yang dipakai sehingga ruangan genset pada unit sumber lancar 2 yaitu panjang ruangan 25 m, lebar ruangan 7 m, tinggi ruangan 4 m, tinggi pintu 2,2 m, lebar pintu 2 m. Ketika genset beroperasi pintu yang berada di depan genset dibuka penuh dengan tujuan dapat mempertahankan suhu kerja mesin atau ventilasi udara.
Namun jika genset tidak beroperasi hanya pintu utama yang dibuka.
Gambar 36. Dimensi Ruang Genset
Sumber : Data Primer, 2019
5.8. Perawatan dan Perbaikan Instalasi Genset
Agar penyaluran atau distribusi sumber listrik dapat terselenggarakan dengan baik terutama untuk mencegah bahaya listrik ketika instalasi sudah terpasang, harus dikelola atau dipelihara secara berkala dengan baik, PUIL 2011. Perawatan yang dilakukan secara berkala untuk mencegah terjadinya trouble pada suatu komponen instalasi, sedangkan perbaikan dilakukan ketika terjadi masalah dan hanya bisa dilakukan pada saat tidak ada aliran sumber listrik.
Diesel
Mesin diesel merupakan penggerak utama generator, sehingga kondisi mesin harus tetap optimal dan dapat digunakan kapan saja, perawatan yang dilakakan untuk mesin diesel meliputi beberapa hal yaitu :
1). Pergantian Minyak Pelumas Mesin Diesel
Pergantian minyak pelumas dilakukan jika minyak pelumas pada mesin diesel sudah encer dan kotor. Minyak yang digunakan yaitu Meditran SC kode SAE 15w-40 API SERVICE CF – 4. Dengan cara : menyiapkan minyak pelumas yang baru sebanyak 15L, siapkan wadah untuk minyak bekas, buka baut pada carter menggunakan kunci ukuran 17 kemudian buka penutup saluran masuk oli pada cover cylinder head, ketika minyak pelumas sudah habis, pasang kembali baut lubang oli pada carter dan kencangkan kemudian oli diisi lewat lubang oli pada cover cylinder head, cek dip stik, jika minyak pelumas sudah mencapai garis F maka minyak pelumas dalam keadaan penuh. Pada saat pergantian minyak pelumas juga dilakukan pergantian filter oli.
Pengecekan minyak pelumas secara rutin dilakukan sebelum dan sesudah pengoperasian mesin diesel penggerak genset, sehingga penanganan bisa cepat dilakukan jika ada masalah.
2). Pembersihan Tangki Bahan Bakar
Tangki yang digunakan adalah drum bekas minyak pelumas yang tidak dipakai yang kemudian dimodifikasi untuk tangki bahan bakar. Perawatan yang dilakukan pada tangki bahan bakar yaitu dengan pembersihan bagian dalam tangki, bahan bakar yang ada didalam tangki biasanya terdapat kotoran yang terbawa oleh bahan bakar, sehingga kotoran akan turun dan menjadi endapan hitam yang bisa menyebabkan penyumbatan pada sistem bahan bakar.
Pembersihan dilakukan dengan cara memasukan selang kecil yang diberi baut sebagai pemberat kemudian bahan bakar disedot hingga endapan hitam keluar semua. Kemudian filter solar diganti sehingga kotoran yang terbawa bahan bakar bisa tersaring dan dipisahkan didalam filter solar, dan bahan bakar yang dikeluarkan bersih.
Circuit Breaker
Masalah yang sering terjadi pada circuit breaker yaitu kotor atau hitam pada bagian terminal input dan output penghantar yang diakibatkan oleh semut dan serangga yang terbakar. Penangannya hanya dapat dilakukan ketika tidak ada beban dengan cara pembongkaran circuit breaker kemudian pada bagian yang kotor atau gosong tersebut digosok rata menggunakan kertas gosok atau amplas hingga bersih dan rata. Perbaikan lain pada saat masih teraliri arus listrik circuit breaker cukup disempot dengan kompresor kecil, dan pembersihan disekitar circuit breaker.
Penghantar
Untuk pemakaian penghantar sebagai penyalur sumber listrik digunakan sesuai dengan banyaknya daya yang digunakan, jika beban lebih besar daripada kapasitas penghantar akan mengakibatkan panas pada penghantar ataupun circuit breaker, seperti yang terjadi pada gambar dibawah ini yang diakibatkan beban lebih besar dari kapasitas penghantar.
Gambar 37. Pengantar Terbakar
Sumber : Data Primer, 2019
Sehingga untuk penanganan awal penghantar yang overload ditambah penghantar ukuran 50mm2 dikarenakan penghantar masih dialiri sumber listrik untuk menggerakkan berbagai motor listrik. Pada saat proses budidaya berakhir dan tidak ada pemakaian sumber listrik, perbaikan yang dilakukan dengan memotong penghantar yang terbakar kemudian pengantar diganti dengan penghantar ukuran 95mm2 kemudian disambung dengan schoen dan dipress dengan tang press skun dan ditutup dengan isolator khusus listrik.
5.9. Keselamatan, Keamanan, Kesehatan Kerja
5.9.1. Ruang Instalasi Genset
Gambar 38. Ruang Instalasi Genset
Sumber : Data Primer, 2019
Ruang Instalasi Genset sudah sesuai dengan PUIL 2000 dilihat dari beberapa segi yaitu :
Lokasi : Perlengkapan diletakkan pada daerah yang tidak memungkinkan terendam air, Ruang Genset terpisah dari ruang panel bagi.
Penerangan didalam ruangan dari lampu elektrik sebanyak dua biji yang menyala terus, ventilasi yang terdapat pada bagian atap ruangan, dan penerangan dari pintu utama ruangan.
Ventilasi berasal dari pintu yang berada di depan genset dan ventilasi yang terdapat dibagian atas ruangan dengan ukuran 1 m2, sehingga udara dapat mengalir dan dapat menjaga suhu mesin jika beroperasi terus-menerus.
Kontruksi Bangunan : Kontruksi terbuat dari beton dan tahan api, ruangan genset berada disebelah gandu induk .
Kebutuhan Ruang ; Jarak antar komponen sangat cukup jika melakukan perawatan maupun perbaikan, semua pintu utama dan pintu genset membuka keluar.
Diruangan genset telah disediakan alat pemadan api ringan (APAR) untuk penanganan jika terjadi korsleting atau hal-hal yang mengakibatkan kebakaran.
5.9.2. Peralatan Listrik
Peralatan listrik seperti terminal dan sambungan kabel diberi penutup dan ditata rapi sehingga tidak membahayakan seseorang yang akan melakukan pekerjaan. Contoh penerapannya pada ; transformator diberi pagar pengaman dan diletakkan terpisah, panel pemutus dan penghubung juga diberi box dan ditutup. Hal ini sesuai dengan PUIL 2000 tentang peralatan listrik yaitu bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti terminal, sambungan kabel dan lain-lain. Lebih jelasnya dapat dilihat pada panel pemutus dan penghubung pada gambar dibawah ini.
Gambar 39. Panel Pemutus Dan Penghubung
Sumber : Data Primer, 2019
Pada gambar panel pemutus dan penghubung terdapat penutup atau pelindung komponen listrik yang berada didalam box panel tersebut sehingga jika akan melakukan pengecekan : Arus, Tegangan, Frekuensi tidak takut tersengat listik.
5.9.3. Keselamatan Pekerja
Untuk menjamin keselamatan seseorang yang melakukan pekerjaan terkait kelitrikan : harus memiliki pengetahuan dasar listrik, untuk memasuki ruang instalasi diharuskan memakai perlengkapan pengaman, memakai pakaian kering dan sepatu atau alas kaki yang kering, pada ruang instalasi disiapkan sepatu boots untuk dipakai dalam penanganan yang berhubungan dengan instalasi listrik, selanjutnya harus mendapat izin dan ditemani oleh mekanik atau orang yang bertanggungjawab.
Untuk penanganan kecelakaan kerja yang terjadi pihak manager mempersiapkan kotak P3K untuk penanganan pertama.
5.10. Budidaya Udang Vannamei
5.10.1. Persiapan Budidaya
Persiapan awal budidaya udang yaitu mempersiapkan lahan yang meliputi : pengeringan petakan, pengapuran, perbaikan kontruksi, dan pemasangan kincir. Memasuki proses pemeliharaan udang maka persiapan lahan perlu dilakukan secara matang untuk menunjang program budidaya udang bisa berjalan dengan lancar.
1. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk memutuskan siklus hidup organisme patogen yang terdapat pada tambak. Pengeringan juga berfungsi membantu proses oksidasi yang dapat menetralkan keasaman tanah, menghilangkan gas beracun.
Gambar 40. Proses Pengeringan
Sumber : Data Primer, 2019
Pada Unit Sumber Lancar 2 pengeringan dilakukan sebanyak 2 kali. Yang pertama dilakukan setelah panen total dalam kurun waktu 7–10 hari, setelah petakan kering kemudian dinding dan lantai dasar petakan dibersihkan dengan menggunakan air bersih bertekanan tinggi kemudian disikat, dan disapu. Setelah dibersihkan maka pengeringan tahap dua dilakukan selama 15-20 hari. Jadi total waktu untuk pengeringan yaitu ±1 bulan.
2. Perbaikan Kontruksi Petakan
Perbaikan kontruksi petakan dilakukan pada saat pengeringan bertujuan mengembalikan atau memaksimalkan kondisi petakan seperti semua atau kondisi yang baik, hal-hal yang dilakukan seperti : perbaikan pintu air outlet yang bocor, biosecurity yang harus ditata kembali dan diperbaiki, penambalan bagian lantai ataupun dinding petakan yang bocor.
3. Pengapuran
Pengapuran yang dilakukan menggunakan kapur aktif (CaO) yang ditebar merata ke seluruh dinding dan lantai dasar petakan, namun tidak ada dosis tetap untuk kapur yang ditebarkan. Kapur yang akan ditebar sebelumnya perlu dicampur dengan air supaya kapur yang ditebar tidak terbang terbawa angin. Tujuan dari pengapuran yaitu untuk mematikan organisme pathogen dan parasite yang merugikan seperti jamur, virus dan protozoa.
4. Pemasangan Kincir
Untuk menjaga kualitas air pada tambak salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan oksigen terlarut dalam air. Penempatan kincir harus dilakukan dengan benar, karena akan menetukan arus yang terbuat nanti pada saat kincir dihidupkan. Agar kincir tidak berubah posisi maka kincir air diikat pada pengait yang telah dibuat sebelumnya. Pemasangan kincir disesuaikan dengan bentuk petakan tambak yaitu dengan cara kincir dipasang disetiap sudut petakan dengan jarak kurang lebih 5-6 m dari pematang petakan dan kincir yang lainnya dipasang agak ketengah sehingga nanti pada waktu kincir dihidupkan dapat membuat arus memutar yang berakhir ditengah petakan tambak atau central drain. Pemasangan kincir dilakukan setelah semua komponen kincir air dibersihkan dari lumut yang menempel dan kotoran lainnya, semua kincir dipasang dan disesuaikan dengan tahapan budidaya udang vannamei.
5.10.2. Pemeliharaan
1. Pemberian Pakan
Pakan merupakan salah satu kunci keberhasilan dari sebuah usaha budidaya karena 70% biaya operasional berasal dari pakan. Pakan udang memiliki bau amis segar sehingga dapat menarik nafsu makan udang. Pakan udang yang baik adalah pakan yang tenggelam didalam air karena udang makan di dasar perairan.
1). Jenis dan Kandungan Nutrisi Pakan
Pakan yang berkualitas diharapkan dapat memenuhi nutrisi pada udang serta agar udang dapat tumbuh dengan baik. Pakan yang digunakan pada budidaya udang di PT. KSE unit Sumber Lancar 2 yaitu pakan dari PT. CP Prima dengan merk Irawan yang berjenis Crumbelle dan Pellet. Pakan dikemas dengan menggunakan karung dengan netto 25 kg. Jenis, dosis dan frekuensi pemberian pakan berdasarkan label pakan dari PT. CP Prima dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 17. Jenis, Dosis dan Frekuensi Pemberian Pakan pada Kemasan Pakan.
No
Kode
Ukuran Pakan (mm)
Berat Udang (gr)
Pemberiaan Pakan (% berat tubuh)
Frekuensi (kali/hari)
1
681
Crumble
0.425x0.71
PL 13 –1.0
10.0-8.0
3
2
682
Crumble
0.71 x 1.0
1 – 2
8.0– 7.5
4
3
683
Crumble
1.0 x 2.0
2 – 5
7.5 – 4.5
5
4
683-SP
Pellet
1.8 x 2.0
5 – 14
4.5 – 2.5
5
5
684-S
Pellet
1.8 x 4.0
14 – 22
2.5 – 1.7
5
6
684
Pellet
2.0 x 5.0
22 – panen
< 1.7
5
Sumber : Data Primer, 2019
Seperti pada tabel pakan pada waktu udang masih stadia PL hingga berat udang 5 gram masih menggunakan jenis crumble dengan pemberian pakan 10-4,5% dari berat tubuhnya. Sedangkan pellet mulai diberikan pada saat berat udang mencapai >5 gram hingga panen dengan pemberian pakan 4,5 sampai <1,7% dari berat tubuh. Sementara itu frekuensi pemberian pakan dilakukan 3 kali untuk udang pada saat tebar hingga berat 1 gram, kemudian untuk berat 1-5 gram diberi 4 kali sehari. Frekuensi diberikan lima kali sehari pada saat berat udang sudah mencapai 5 gram hingga panen.
2). Frekuensi dan waktu pemberian pakan
Pemberian pakan dilakukan mulai 2 kali sehari sampai 5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan untuk udang umur 1 hari dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pukul 14.00 dan 22.00. Pada umur 2-10 hari dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pukul 06.00, 14.00, dan 22.00, umur 11 - 20 hari dilakukan sebanyak 4 kali dan ketika umur 21 – panen dilakukan pemberian pakan sebanyak 5 kali sehari yaitu pukul 06.00, 10.00, 14.00, 18.00 dan 22.00. Hal ini sependapat dengan Kordi (2010) Umumnya frekuensi pemberian pakan udang dalam budidaya semi intensif dan intensif mencapai 4 – 6 kali sehari dibandingkan dengan udang yang dipelihara ekstensif (tradisional).
3). Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan DOC 1 - 35 dilakukan dengan menggunakan rakit, rakit ini terbuat dari pipa paralon dengan diameter sekitar 15 cm dan panjang 1,5 m yang disusun berjajar sebanyak 4 - 5 buah dan ujung – ujung pipa yang terbuka ditutup dengan sterofoam yang dilem, sehingga pipa paralon dapat mengapung. Selain menggunakan pipa paralon rakit juga bisa dengan menggunakan bekas pelampung kincir yang disusun secara sejajar sebanyak 3 buah. Kelebihan dari penggunaan pelampung adalah lebih efisien karena dapat mengangkut pakan dalam jumlah yang banyak, waktu yang diperlukan lebih singkat.
Pemberian pakan dilakukan dengan cara ditebar secara merata keseluruh bagian tepi tambak atau feeding area karena pada bagian tepi arus air lebih lemah dari bagian tengah, sehingga pakan tidak langsung terbawa arus ke bagian tengah tambak yang merupakan tempat berkumpulnya kotoran atau lumpur yang disebabkan putaran arus air yang tercipta dari putaran kincir.
Pada DOC 36 sampai panen pemberian pakan mengunakan autofeeder untuk kombinasi antara jumlah pemberian dalam setiap lemparan dengan frekuensi pemberian pakan dalam sehari. Jarak pengisian pakan pada drum penampung autofeeder selama 4 jam. Autofeeder akan melontarkan pakan setiap 5 menit sekali dengan jarak pengereman selama 2 detik hingga pakan didalam alat tersebut habis kemudian pengisian pakan dengan pakan selanjutnya. Jarak lontar pakan mencapai jarak 8-9 m.
Gambar 41. Autofeeder
Sumber : Data Primer, 2019
Pengunaan autofeeder di PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 disesuaikan dengan luas petakan, total autofeeder pada Unit Sumber Lancar 2 ada 24 autofeeder, dalam satu petakan terdapat 1-2 autofeeder.
2. Penyiponan
Dalam kegiatan pengelolaan kualitas air pada pembesaran udang vannamei perlu dilakukan penyiponan karena kotoran dan sisa-sisa bahan organik di dasar perairan semakin lama akan semakin banyak. Hal ini disebabkan oleh feses udang, sisa pakan dan pengendapan dari klekap / plankton mati yang semakin lama semakin menumpuk. Jika dibiarkan akan meningkatkan kandungan senyawa-senyawa beracun seperti amoniak dan gas H2S pada perairan dan mempengaruhi stabilitas perairan sehingga menimbulkan penyakit pada udang. Selain dengan bantuan mikroorgansme pengurai juga dilakukan penyiponan untuk mengurangi kotoran pada dasar petakan. Penyiponan di PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 mulai dilakukan ketika udang berumur 25 hari.
Penyiponan dilakukan dengan menggunakan selang spiral yang langsung dihubungkan dengan central drain. Kemudian pipa outlet dibuka sehingga kotoran akan tersedot melalui selang spiral dan keluar melalui pipa pembuangan. Ujung selang spiral kemudian diarahkan pada bagian petakan yang terdapat tumpukan kotorannya, terutama pada bagian tengah. Penyiponan dilakukan pada pagi hari jam 08.00 WIB selama kurang lebih 1 jam hingga dasar petakan bersih dari lumpur dan kotoran.
3. Monitoring Kualitas Air
Dalam pengeloaan kualitas air, kegiatan monitoring parameter kualitas air merupakan hal wajib yang harus dilakukan. Karena dengan memonitoring parameter kualitas air tersebut dapat diketahui kondisi parameter air pada saat itu. Hal ini dapat dapat menjadi acuan untuk menentukan perlakuan selanjutnya untuk menjaga dan mempertahankan kualitas air agar tetap dalam kondisi baik sesuai dengan kebutuhan udang untuk hidup. Pada Unit Sumber Lancar 2 monitoring kualitas air dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore, namun ada juga yang dimonitoring setiap satu minggu sekali.
Suhu
Pengukuran suhu pada Unit Sumber Lancar 2 dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada jam 06.00 WIB dan jam 14.00 WIB menggunakan termometer yang sudah ditempatkan pada petakan pada petakan dengan kondisi tercelup air. Hasil pengukuran suhu perhari berada pada kisaran 25oC - 29oC pada pagi hari, 28 oC - 31 oC pada siang hari. Dari hasil pengukuran yang dilakukan suhu di PT. KSE Unit Sumber Lancar 2, suhu pada lokasi budidaya sesuai dengan pendapat Haliman dan Adijaya (2005), yang menyatakan suhu optimal untuk pertumbuhan udang berkisar antara 26 oC – 32oC dengan goncangan harian tidak lebih dari 2 oC.
Salinitas
Pengukuran salinitas dilakukann dua kali dalam sehari yaitu pada jam 06.00 WIB dan 14.00 WIB. Pengukuran dengan cara mengambil sampel air pada petakan kemudian sampel air dibawa ke laboratorium untuk diukur salinitasnya menggunakan refraktometer.
Disolved Oxygen (DO)
Pengecekan DO dilakukan mulai umur 30 hari. Pengecekan dilakukan satu kali dalam sehari yaitu jam 20.00 WIB menggunakan DO meter. Alasan dilakukan malam hari karena fitoplankton tidak melakukan fotosintesis untuk menghasilkan oksigen, semua organisme maupun mikroorganisme membutuhkan oksigen untuk respirasi dan kebutuhan lainnya. Jadi, pada malam hari ketersediaan oksigen terlarut pada posisi titik kritis. Dengan demikian apabila DO pada malam hari dalam kondisi baik (diatas angka minimum 4), maka DO pada siang hari juga baik (lebih dari nilai DO malam).
Potenial of Hidrogen (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu parameter kualitas air yang juga mempunyai pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup udang, pada Unit Sumber Lancar 2 pengukuran pH dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu jam 06.00 WIB dan 14.00 WIB menggunakan pH meter.
Hasil pengukuran pH harian rata-rata 7,7-8,3 pada pagi hari dan 8,1-9,4 pada siang hari.
Kecerahan Air
Kecerahan air merupakan indikasi kepadatan plankton dan banyaknya material yang tersuspensi didalam petakan. Kecerahan akan berbeda tergantung kondisi maupun umur udang yang ada pada petakan.
Pengukuran kecerahan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pukul 06.00 WIB dan 14.00 WIB menggunakan secchidisk. Dari hasil pengukuran diperoleh hasil pada saat umur udang 10 hari kecerahan berkisar 75-90 cm, hasil diatas menandakan bahwa terjadi peningkatan kepadatan plankton, memasuki pertengahan budidaya kecerahan berkisar antara 30-45 cm dengan range rata-rata pagi dan siang adalah 5-10 cm. Pada akhir masa budidaya kecerahan berkisar antara 25-15 dengan rangen rata-rata 5 cm.
Hal ini sependapat dengan Amni dan Kanna (2008), tingkat kecerahan yang diharapkan untuk budidaya udang adalah 25-40 cm. Artinya, daya tembus maksimum sinar matahari kedalam air hanya 40 cm. Hal ini disebabkan karena banyaknya plankton yang menghuni perairan yang digunakan sebagai pakan alami udang.
Tinggi Air
Tinggi air merupakan salah satu parameter yang juga diperhatikan di Unit Sumber Lancar 2 karena tinggi air ini hubungan dengan volume suatu petakan yang berpengaruh pada carrying capacity, suhu, DO, plankton dan parameter lainnya. Untuk ketinggiannya 100 cm, pengecekan ketinggian dilakuakn pada jam 06.00 WIB dan 14.00 WIB.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama bertujuan untuk mencegah masuknya hama kedalam petakan, pengendalian hama yang dilakukan dengan cara melakukan treatmen air pada saat persiapan tambak serta melakukan pembersihan disekitar petakan dari rumput yang tinggi agar tidak menjadi sarang ular, katak, biawak atau hama lainnya. Selain itu dipasang biosecurity pada tepi petakan ataupun meninggikan dinding petakan.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara menjaga kualitas air pada petak , melakukan penyiponan, pergantian air, pengontrolan air, dan memberikan probiotik serta immonstimulan.
5.10.3. Panen dan Pasca Panen
1. Panen
Panen yang dilakukan pada tambak PT. KSE unit Sumber Lancar 2 menggunakan dua metode yaitu, panen parsial dan panen total. Panen parsial dilakukan apabila sudah carrying capacity lahan sudah mencapai batas maksimal. Panen parsial dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi populasi udang vannamei dipetakan tambak sehingga lahan masih mampu menampung udang dan pertumbuhan udang bisa lebih maksimal. Selain menjaga pertumbuhan udang, panen parsial juga dimaksudkan untuk menjaga kisaran DO tetap tinggi melalui pengurangan populasi juga mengurangi tingkat stress karena sesaknya ruang lingkup budidaya yang dapat menyebabkan udang rentan terhadap penyakit dan mendapatkan kualitas udang yang lebih baik.
Panen parsial dilakukan menggunakan jala sampling dengan diambil beberapa titik pada petak tambak agar persebaran udang tetap merata. Udang yang masuk dalam jala sampling diambil keseluruhan dan tidak dipilah-pilah kembali untuk mengurangi stress. Penjalaan terus dilakukan hingga mendapatkan target udang yang diharapkan. Panen parsial dilakukan saat DOC 77 sebanyak 4 kali saat DOC 71, 77, 64, 90.
Gambar 42. Panen Parsial
Sumber : Data Primer, 2019
Sedangkan panen total dilakukan saat udang umur 97-103 karena udang terserang penyakit WFD (White Feses Desease) atau kotoran berak putih. Ditandai dengan terlihat kotoran udang seperti benang putih yang mengambang dan udang tidak mau makan sehingga menyebabkan udang kropos dan kurus. Panen total dilakukan dengan cara memasang jaring penampung pada pintu dam agar ketika air dikeluarkan udang akan mengikuti arus air dan masuk ke dalam jaring penampung. Setelah mamasang jaring penampung, ketinggian air diturunkan hingga ± 50% dengan cara membuka pintu dam. Pintu dam dibuka secara perlahan-lahan bertujuan agar arus air yang keluar dari petakan tidak terlalu besar karena dapat mempersulit pada pemanenan. Udang yang tersangkut pada jaring penampung kemudian diangkat keatas menggunakan jaring waring untuk dipindahkan ke drum dan selanjutnya diangkut ke gudang panen mengunakan. Apabila masih ada udang yang tersisa pada dasar petakan diambil secara manual dengan tangan atau dengan jaring.
Sebagai contoh pada petak 3, panen total dilakukan pada DOC 100 dengan total biomass 6058.5 kg, size 50, ABW 20 gr, SR (Survival Rate) 94.04 % dan FCR (Food Convention Rate) 1,62. Untuk mengetahui jumlah panen total yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 6. Data Panen Tambak Udang Vannamei PT. KSE Unit Sumber Lancar 2. Periode IX 2019
Gambar 43. Panen Total
Sumber : Data Primer, 2019
2. Pasca Panen
Setelah udang terkumpul, udang dibawa ke gudang panen untuk dilakukan penyortiran. Penyortiran dilakukan untuk memisahkan udang yang tidak masuk dalam kriteria penjualan seperti : udang cacat, moulting dan under size. Seluruh udang dimasukkan dalam keranjang plastik. Penghitungan size udang dilakukan sesuai dengan kesepakatan pihak perusahaan, biasanya ditimbang setiap keranjang plastik dan dihitung jumlah udang dalam keranjang tersebut untuk mengetahui size udang serta kesepakatan harga pembelian.
Udang dimasukkan dalam truk box yang telah dilengkapi dengan box yang telah berisi es untuk mempertahankan kesegaran udang vannamei. Dalam penataannya digunakan perbandingan udang dan es adalah 1 : 2 yang disusun secara berlapis. Selanjutnya udang siap didistribusikan ke perusahaan pengolahan atau cold storage udang. Untuk daerah pemasarannya sendiri biasa dikirim ke perusahaan pengolahan udang di daerah Semarang dan Situbondo.
Gambar 44. Pasca Panen
Sumber : Data Primer, 2019
Hal ini sesuai dengan pendapat Haliman dan Adijaya (2005), udang dicuci ditempat penampungan kemudian disortir dan dikelompokkan sesuai kualitas dan ukurannya, penimbangan dan secepat mungkin dimasukan kedalam wadah yang berisi es curah.
5.1. Spesifikasi Genset
Pada setiap mesin generator set tenaga diesel terdapat nameplate yang menampilkan informasi terkait spesifikasi atau rincian tentang kekuatan yang dimiliki mesin tersebut, di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 ada tiga unit genset standby yaitu : Perkins, Hino, Mitsubishi dan satu genset cadangan yaitu Mitsubishi, untuk genset standby memiliki jalur distribusi sendiri untuk menyalurkan sumber listrik cadangan hingga pemakaian sumber listrik yang dibutuhkan.
Dibawah ini merupakan spesifikasi mesin genset tenaga diesel pada PT. Koyo Segorho Endah Unit Sumber Lancar 2 :
Tabel 7. Spesifikasi Genset
No
Keterangan
Merk Genset
PERKINS
HINO
MITSUBISHI
MITSUBISHI
1.
Model
P220HE
280L-450N
46.2M5 C 6/4
2.
Serial Number
FGWNAV01JF0A08236
07225
136899/ 2
3.
Year Of Manufacture
2005
01 2007
02/42
4.
Rated Power Standby
220 Kva
313 kVA
200 kVA
200 kVA
176 kW
250 kW
160 kW
160 kW
5.
Rated Phase
3 Phase
3 Phase
3 Phase
3 Phase
6.
Rated Frequency
50 Hz
50 Hz
50 Hz
50 Hz
7.
Rated R.P.M
1500
1500
1500
8.
Rated Voltage
400/300 V
400 V
9.
Weight
874 kg
585 kg
10.
Thermal Class
H
H
11.
Maximum Ambient Temperature
27 oC
12.
Maximum Altitude
152,4 m
13.
A.V.R
R448C
WT-2
R448LS/C AREP
14.
Alternator Enclosure
IP23
IP21
IP21
Sumber : Data Primer, 2019
5.2. Komponen Instalasi
Besar kecilnya konsumsi tenaga listrik ditentukan sepenuhnya oleh pelanggan, yaitu tergantung bagaimana pelanggan akan menggunakann alat-alat listriknya, kemudian PLN mengikuti kebutuhan tenaga listrik pelanggan dalam arti daya listrik yang dibangkitkan menyesuaikan dari waktu ke waktu.
Berikut komponen instalasi yang dipakai Unit Sumber Lancar 2 sebagai berikut :
5.2.1. Alat Pembatas dan Pengukur
Alat Pembatas dan Pengukur (APP) atau nama lainnya kWh meter, komponen ini berfungsi untuk pembatas dan pencatat daya yang dipakai oleh konsumen, sehinga disebut “kWh meter“ atau meteran listrik (kWh : kilowatt hour). Selain itu juga bisa digunakan untuk saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan daya oleh pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan instalasi listrik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Alat Pembatas dan Pengukur
Sumber : Data Primer, 2019
Alat pembatas dan pengukur penempatannya berdampingan dengan panel PHB jaring distribusi, pada lokasi yang mudah tercapai dan bukan jalur lalu lintas padan. Tinggi panel tidak kurang dari 60 cm diatas permukaan lantai, Buku 2 Penetapan Standart Kontruksi Sambungan Tenaga Listrik. Pada Unit Sumber lancar 2 penempatan APP ditempatkan berdampingan dengan kubikel PLN pada gardu induk beton, tinggi panel 150 cm diatas permukaan lantai, penempatan diluar bangunan dilindungi pada panel (Kotak) APP.
5.2.2. Cubicle
Kubikel 20 KV merupakan seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu distribusi yang berfungsi kubikel menurut Buku 1 Kriteria Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik sebagai : pembagi, pemutus, penghubung pengontrol tegangan dan proteksi sistem penyaluran tenaga. Kubikel yang dipakai di PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 ada dua unit yaitu : kubikel milik PLN (tersegel) dan kubikel milik pelanggan, masing-masing kubikel ditempatkan diruangan yang berbeda pada Gardu Induk. Pada perancangan kubikel PLN dan kubikel pelanggan spesifikasinya disamakan.
Monitoring kubikel dilakukan setiap sebulan sekali untuk mengetahui perkembangan listrik yang dipakai pada Unit Sumber Lancar 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Cubicle
Sumber : Data Primer, 2019
5.2.3. Transformator
Setelah tenaga lsitrik disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah tenaga listrik di Gardu Induk sebagai pusat beban untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan (Step Down Transformer) menjadi tegangan menengah atau biasa disebut tegangan primer. Transformator pada Unit Sumber Lancar 2 digunakan untuk pemakaian sendiri guna melayani kebutuhan sumber listrik yang digunakan untuk keperluan penerangan dan menggerakkan berbagai motor listrik. Sebuah transformator dilengkapi dengan nameplate yang menampilkan beberapa informasi terkait spesifikasi tranformator tersebut, berikut ini spesifikasi transformator yang ada di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2.
Tabel 8. Spesifikasi Tramformator
No.
Dyn5 (IEC – 60076 STANDARD)
1.
Merk
B & D Transformator
2.
Serial Number
1806022
3.
Operation Type
In / Outdoor
4.
Cooling
ONAN
5.
High Voltage (V)
20.000
6.
Low Voltage (V)
400
7.
Impedance 75oC (%)
5.50
8.
B.I.L (kV)
125
9.
Total Weight (kG)
3130
10.
Frequency (Hz)
50
11.
Rated Power (kVA)
1250
12.
HV Current (A)
36.084
13.
LV Current (A)
1,804.22
14.
Ambient Temperature (oC)
Max. 40
15.
Temperature Rise (oC)
60/65
16.
Oil Volume
875
17.
MFG. Date
07 – 2018
18.
Manufacture
Indonesia
Sumber : Data Primer, 2019
Pada Unit Sumber Lancar 2 penempatan transformator diletakkan didalam gardu induk dengan alasan keamanan peralatan transformator yang memiliki berat total 3130 Kg, untuk menjamin keamanan peralatan transformator kontruksi lantai dibuat lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terendam air dan ditepi transformator dengan jarak 1 meter diberi pembatas pagar besi sebagai pengaman untuk mencegah resiko kelalaian dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan PUIL 2000, tentang ketentuan peralatan listrik. Bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh.
5.2.4. Kapasitor Bank
Kapasitor bank merupakan kumpulan dari beberapa kapasitor yang dihubungkan secara seri, penggunaan kapasitor bank adalah untuk memperbaiki power factor pada arus listrik AC, sedangkan pada arus DC khususnya power supply untuk meningkatkan arus catu daya serta meningkatkan jumlah energi yang tersimpan.
Pada gambar dibawah ini, juga dipasang peralatan pemutus tegangan yang berupa saklar emergency yang juga digunakan untuk memutuskan sumber listrik PLN yang masuk ke panel pemutus dan penghubung pada ruangan genset, selain itu saklar emergency disesuaikan untuk keperluan pemasangan perlengkapan, pemeliharaan dan perbaikan pada panel pemutus dan penghubung yang berada pada ruangan genset.
Gambar 21. Kapasitor Bank
Sumber : Data Primer, 2019
PUIL 2000 6.2.1 Penataan PHB. bahwa PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan teratur, dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa. PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dan pelayanan mudah dan aman, dan bagian yang penting mudah dicapai.
5.2.5. MCCB
Moulded Case Circuit Breaker adalah pemutus dengan sensor arus, apabila ada arus yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas breaker, maka sistem magnetik dan bimetic pada peralatan tersebut akan bekerja dan memerintahkan breaker melepas beban pemutus, Buku 4 Standar Kontruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik.
Gambar 22. MCCB
Sumber : Data Primer, 2019
MCCB memiliki kemapuan hantar arus (KHA) paling kecil 100 Ampere, sehingga dapat digunakan untuk berbagai jenis tegangan listrik mulai dari Low Voltage (LV) hingga Medium Voltage (MV). Dalam penggunaanya dipertimbangkan empat hal yaitu : tegangan kerja, arus kerja, kapasitas arus pemutusan, frekuensi. Ada tiga Circuit Breaker yang dipakai untuk pengaman instalasi pada Unit Sumber Lancar 2 yang dipakai berdasarkan kapasitasnya dan penggunaanya , berikut ini jenis MCCB yang dipakai :
Tabel 9. Jenis dan Penggunaan MCCB
No
Keterangan
1.
2.
4.
1.
Type
NF 400-CW
NF 36- CV
NF 83-CW
2.
Ui (Tegangan Kerja)
690 V
600 V
600 V
3.
Ie (Arus Kerja)
350 A
50 A
20 A
4.
Ui.mp (Kapasitas Arus Pemutusan)
5 Kv
8 Kv
6 Kv
5.
Frekuensi
50/60 Hz
50/60 Hz
50/60 Hz
5.
Penggunaan
Panel Pemutus dan Penghubung
Panel Distribusi
Panel Distribusi Cabang
Sumber : Data Primer, 2019
Cara kerjanya yaitu MCCB harus dapat mentrip secara otomatis maupun manual untuk memberikan perlindungan terhadap beban lebih (Overload) dan peristiwa hubung singkat. Sehinggga ketika pada kondisi trip, Circuit Breaker tidak berhubungan. Untuk dapat beroperasi lagi saklar di posisikan ke OFF terlebih dahulu kemudian pindahkan saklar ke ON.
Untuk semua jenis MCCB terdapat trip, jenis trip yang dipakai yaitu trip MA (Magnetic Trip) hanya mendukung setingan short circuit untuk setingan ampere berdasarkan spesifikasi yang terdapat di nameplate
5.2.6. Panel COS
Panel COS (Change Over Switch) atau Saklar Ohm adalah suatu alat listrik yang berfungsi sebagai media t/ukar atau memindahkan daya listrik dari sumber listrik utama (PLN) dengan sumber listrik cadangan dan sebaliknya. Panel COS ini memisahkan sumber listrik PLN dengan sumber listrik cadangan. Dalam kondisi normal atau posisi switch 1 maka hanya sumber listrik PLN yang tersambung, apabila PLN padam maka switch dipindahkan ke posisi 2 sehingga tersambung dengan genset. Untuk operasionalnya perpindahannya dilakukan secara manual.
Gambar 23. Panel COS
Sumber : Data Primer, 2019
2.5.7. Magnetic Contaktor
Magnetic Contaktor (MC) memiliki fungsi penghubung atau kontak dengan kapasitas yang besar dengan menggunakan daya yang minimal. MC terdiri dari 3 pole kontak utama. Komponen utama MC adalah koil dan kontak utama, koil digunakan untuk menghasilkan medan magnet yang akan menarik kontak utama sehingga terhubung pada masing-masing pole. MC ini juga digunakan sebagai pengendalian otomatis.
Untuk padat menimbulkan medan magnet coil harus dialiri sumber tegangan listrik terlebih dahulu, coil pada magnetic contaktor dibagi menjadi dua yaitu coil dengan tegangan 220 V dan coil 380 V. Pada gambar dibawah menggunakan coil 220 V sehingga untuk dapat menghasilkan medan magnet terminal coil A1 dihubungkan dengan phasa pada salah satu pole pada magnetic contaktor dan terminal coil A2 dihubungkan ne 0 atau netral pada kabel 0 yang berada di bagian bawah panel. Sedangkan untuk coil 380 V terminal coil A1 dan A2 dihubungkan masing-masing ke pole yang berbeda pada magnetic contaktor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 24.
Gambar 24. Magnetic Contactor
Sumber : Data Primer, 2019
Prinsip kerja Magnetic Contaktor yaitu didalam sebuah magnetik kontaktor terdapat gulungan (Coil) yang dapat menjadi magnet saat gulungan tersebut dialiri tegangan, kemudian magnet dari coil tersebut akan menarik kutup saklar (Contact Point) yang ada pada magnetik kontaktor, dan akan menggerakkan kutub sebelumnya dalam keadaan tidak terhubung atau putus menjadi terhubung.
2.5.8. Penghantar
Penghantar atau kabel digunakan untuk menghantarkan aliran listrik dari sumber listrik menuju beban pengguna, sehingga beban pengguna dapat beroperasi dengan baik. Penghantar untuk instalasi listrik telah diatur dalam PUIL 2000 pasal 7.1.1 Persyaratan umum penghantar, bahwa “semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaanya, serta telah diperiksa dan diuji menurut standart penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instalasi yang berwenang”.
Bentuk fisik kabel listrik terbagi menjadi isolator dan konduktor. Isolator adalah bagian pembungkus kabel yang tidak menghantarkan listrik, isolator umumnya dibuat dari bahan termoplastik, fungsinya untuk melindungi tembaga atau konduktor supaya tidak terpapar oleh pengaruh alam atau benda disekitarnya. Isolator juga berfungsi melindungi perangkat agar tidak mengalami hubungan singkat, pembungkus ini juga melindungi pekerja dari sengatan listrik yang mengalir pada kabel. Semakin baik kualitas isolatornya, biasanya semakin baik kualitas kabel dalam menghantarkan listrik dan semakin panjang usia pakainya.
Sedangkan Konduktor adalah bagian kabel yang berfungsi mengantarkan aliran listrik. biasanya bagian ini dibuat dari tembaga ataupun alumunium. Kemampuan setiap jenis konduktor dalam menghantarkan listrik tergantung dari jenis konduktornya dan nilai ini disebut dengan kemampuan hantar arus.
Jenis-jenis kabel yang digunakan didasarkan oleh pengunaannya. Berikut ini penghantar yang dipakai dari input panel pemindah hingga beban pengguna.
SLPN 42-10 SUTRADO CABLE NFA 2 X-T 3x95+1x70mm2 0,6/1kV LMK
Penghantar ini digunakan untuk menghantarkan sumber listrik dari panel bagi di gardu induk ke panel pemutus dan penghubung pada ruangan genset, dan dipakai juga untuk penghantar dari panel pemutus dan penghubung ke beban pemakaian pada jalur distribusi Genset Hino.
Berikut ini arti kode dari SLPN 42-10 SUTRADO CABLE NFA 2 X-T 3x95+1x70mm2 0,6/1kV LMK.
Tabel 10. Penghantar NFA 2X-T
No.
Spesifikasi
Keterangan
1.
SPLN 42-10
Standart Perum Listrik Negara, standar produk listrik yang sudah di tetapkan sedangkan 42-10 pengelompokan jenis kabel berdasarkan konduktor
2.
SUTRADO CABLE
Perusahaan pembuat kabel
3..
NFA 2X-T
Jenis kabel inti alumunium untuk pemasangan udara, isolasi XLPE (>20kV). Dengan kawat gantung
4.
3x95+1x70mm2
Memiliki 4 buah kabel dengan ukuran 3 buah kabel sebesar 95mm2 (sebagai kabel phase), dan 1 buah kabel dengan ukuran penampang 70mm2 (sebagai kabel netral)
5.
0,6/1Kv
Tegangan yang diijinkan sebesar 600 volt dengan tegangan maksimal 1000 volt
6.
LMK
Lembaga Masalah Kelistrikan
Sumber : FA CATALOG SUTRADO CABLE
Penghantar jenis NFA 2X-T memiliki konduktor phasa All Aluminium Conductor (AAC) yaitu penghantar udara yang terbuat dari alumunium seluruhnya yang keras dan dipilin bulat, tidak terisolasi dan tidak ada lapisan baja, sedangkan konduktor netral Stranded All Alloy Aluminium Conductor (AAAC) yaitu kabel yang terdiri dari pilinan yang berbahan alumunium, magnesium, silicon yang merupakan bahan logam campuran, kabel ini dirancang sebagai kabel yang memiliki kontruksi keras dan anti karat. Isolator kabel ini dengan mengekstruksi XLPE sehingga mampu untuk terus menerus operasi pada suhu maksimum, XLPE terbuat dari bahan Gross-linked polyethelene atau merupakan campuran bahan thermoset yang sifatnya lebih baik dari PVC.
Bahan ini memiliki karakter yang baik dan cocok digunakan untuk instalasi bertegangan menengah hingga tinggi, karena isolator jenis ini tahan terhadap suhu tinggi hingga 90oC secara berkala, bahan ini juga dapat digunakan menggantikan bahan PILC dengan beban lebih ringan. Untuk mengatahui penghantar NFA 2X-T dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 25. Penghantar NFA 2X-T
Sumber : Data Primer, 2019
Pengahantar jenis NFA2X-T lain yang dipakai untuk instalasi di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 yaitu :
SPLN 42-10 APOLLO CABLE NFA 2X-T 3x70+1x50 sq.mm 0,6/1kV LMK
Pengantar ini digunakan untuk distribusi dari panel pemutus dan penghubung untuk jalur Genset Perkins dan Mitsubishi.
SPLN 42-10 DAISAKU CABLE NFA 2X-T 3x35+1x25mm2 0,6/1kV
Penghantar ini digunakan untuk pencabangan dari jalur distibusi utama ke pembagi yang akan di cabang ke kontrol panel kincir air, turbo jet, autofeeder.
SPLN 42-10 POLONG CABLE NFA2X 3x16mm2 0,6/1 kV LMK
Penghantar ini digunakan untuk menyalurkan sumber listrik dari kontrol panel ke motor pengggerak seperti motor kincir air dan autofeeder.
SUPREME CABLE NYYHY 4x70mm2 450/750 Volt
Gambar 26. Penghantar NYYHY
Sumber : Data Primer, 2019
Penghantar ini digunakan untuk menghubungakan output terminal generator ke input panel penghubung dan pemutus. Penghantar NYYHY merupakan jenis building wire, kabel ini cocok dipasang untuk instalasi listrik dengan flexsibilitas yang tinggi, penghantar ini tidak cocok digunakan diluar ruangan. Arti kode kabel SUPREME CABLE NYYHY 4x70mm2 450/750 Volt dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 11. Penghantar NYYHY
No.
Spesifikasi
Keterangan
1.
SUPREME CABLE
Perusahaan pembuat kabel
2.
NYYHY
Kabel dengan inti tembaga serabut (tembaga flexible), berisolasi PVC, dengan inti tunggallebih dari satu, dan selubung luar PVC (0,6/1 kV)
3.
4x70mm2
Memiliki 3 kabel phasa dan 1 netral dengan ukuran Ukuran 4 kabel 70mm2
4.
450/750 Volt
Nilai tegangan yang berlaku
Sumber : Data Primer, 2019
3. SNI 605 02-1 SUPREME CABLE Cʯ/PVC/PVC 3x1,5 mm2 0,6/1kV (1,2)kV (NYY)
Kabel NYY memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM, dan isolasinya yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus karena lapisan isolasi PVC, biasanya lapisan isolasi PVC nya berwarna hitam, yang berinti 3.
Gambar 27. Penghantar NYY
Sumber : Data Primer, 2019
Pada prinsipnya susunan atau konstruksi kabel NYY ini sama dengan susunan kabel NYM. Hanya tebal isolasi dan selubung luarnya, serta jenis kompon PVC yang digunakan, berbeda. Warna selubung luamya hitam. Untuk kabel tegangan rendah, tegangan nominalnya 0,6/1 kV, di mana 0,6 kV adalah tegangan nominal terhadap tanah dan I kV adalah tegangan nominal antar penghantar. Uratnya berjumlah satu sampai dengan lima. Luas penampang penghantamya dapat mencapai ukuran 240 mm atau lebih. bagai tambahan, perlu diketahui bahawa Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik.
Untuk mengubungkan penghantar satu ke penghantar lain tidak bisa langsung disambung atau dihubungkan melainkan dengan komponen penghubung yaitu konektor kabel dan schoen cabel, masing-masing komponen penggunaanya berbeda, menyesuaikan dengan penghantar yang akan dihubungkan.
Konektor Kabel
Konektor kabel ini digunakan untuk mencabang kabel atau menghubungan ke kabel lain dengan tujuan distribusi. Konektor kabel ini sering dipakai karena sangat efisien dalam hal keamanan dan ketahanan
Gambar 28. Konektor Kabel
Sumber : Data Primer, 2019
Schoen Cable
Gambar 29. Schoen Cable
Sumber : Data Primer, 2019
Schoen cable memiliki sebutan lain sepatu kabel atau Cable Lug. Bentuk dari Schoen cable beragam menyesuaikan dengan model yang dipakai ada dua yaitu Schoen untuk kabel ke terminal atau busbar dan schoen untuk kabel ke kabel. Schoen memiliki kemudahan dalam penggunaan karena cengkraman schoen lebih kuat dan ringan sehingga dapat mengantisipasi jika terjadi terputusnya hubungan antara dua kabel yang disambung. Namun schoen ini masih bersifat konduktor jadi harus diberi isolator pada bagian luarnya, agar schoen terlindungi dan tidak terjadi korsleting pada aliran arus listrik, isolator yang dipakai adalah solasi khusus listrik dengan ketebalan 3mm.
2.8.9. Peralatan Instalasi
1. Tang Pres Schoen
Tang press schoen atau manual hydraulic pliers adalah alat perkakas yang digunakan untuk mengkoneksikan kabel dengan kabel skun dengan cara dijepit atau dipress. Tang press schoen menggunakan sistem hidrolik. Sistem hidrolik ini bekerja dengan mendorong mata crimping untuk mengepres schoen kabel. Dengan tang press ini pengerjaan lebih ringan dan tidak memerlukan tenaga yang besar, sehingga untuk mengepress schoen kabel menjadi lebih mudah, cepat dan hasilnya pun lebih presisi.
Gambar 30. Tang Press Schoen
Sumber : Data Primer, 2019
Tang press juga dilengkapi dengan beberapa ukuran mata crimping mulai dari 25mm hingga 350mm yang dapat dilepas dan dipasang untuk menyesuaikan dengan ukuran kabel skun yang akan dipasang.
2. Digital Clamp Multimeter
Digital clamp multimeter atau yang lebih dikenal dengan tang ampere, Digital clamp multimeter berfungsi untuk mengukur tegangan (Voltage), arua listrik (Ampere), hambatan (Ohm) dalam satu unit. Alat ini juga bisa dipakai untuk mengukur tegangan AC atau DC.
Di Unit Sumber Lancar 2 hanya dikhususkan untuk mengukur arus listrik atau ampere pada sebuah kabel yang dialiri arus listrik, dengan menggunakan kedua rahang penjepitnya tanpa harus memiliki kontak langsung dengan terminal listrik, dengan demikian pengguna tidak perlu mengganggu rangkaian listrik yang akan diukur, cukup dengan ditempatkan di sekeliling kabel listrik yang akan diukur. Keuntungan alat ini tidak perlu kalibrasi dalam setiap pengukuran dan hasilnya pun lebih detail dibanding multimeter analog atau AVOmeter analog.
Gambar 31. Digital Clamp Multimeter
Sumber : Data Primer, 2019
5.3. Sistem Mesin Diesel
Secara umum mesin memiliki sistem pendukung untuk dapat beroperasi dengan baik tanpa mengalami gangguan yang berarti dan tiap unit bagian mesin harus mendapat perawatan secara simultan dan continue. Sistem yang digunakan pada diesel penggerak generator di PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 sebagai berikut:
5.3.1. Sistem Start
Menurut Kusairi, (2018) ada 3 macam sistem starting yang sering digunakan. Sistem start yang digunakan untuk menghidupkan mesin diesel penggerak generator menggunakan sistem Start Elektrik.
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu <500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk starting diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu
Komponen sistem start terdiri dari accu atau baterai, motor stater, kunci kontak. Untuk menggerakkan motor stater menggunakan dua buah accu yang dihubungkan secara seri bertujuan untuk menambah voltase baterai dari 12V + 12V = 24V, pada rangkaian seri ini memiliki tegangan lebih besar tetapi kapasitas arus sama dengan satu baterai. Pada sistem start juga tidak lepas dengan alat seperti battery charger. Battery charger adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengisi atau menambah tegangan accu dengan tegangan konstan hingga mencapai tegangan yang telah ditentukan. Dalam seperangkat battery charger terdapat komponen trafo 10A, fuse, tombol on off, diode 5A, kipas 12V, yang memiliki fungsi masing-masing. Berikut ini wiring diagram battery charger dapat dilihat pada gambar 31. Dan keterangan gambar dapat dilihat pada tabel 12.
Gambar 32. Rangkaian Battery Charger
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 12. Keterangan Gambar Rangkaian Battery Charger
No.
Gambar
Keterangan
1.
Fuse atau Sekering
2.
Trafo 10 A
3.
Diode 5 A
4.
Kipas Pendingin 12 V
Sumber : Data Primer, 2019
Cara kerja battery charger adalah saat kabel dihubungkan ke stop kontak, tombol ditekan ON , aliran listrik AC mengalir menuju trafo sesuai dengan tegangan masuk ke terminal 220V, trafo 10A menurunkan tegangan menjadi 24A yang akan disalurkan ke diode 5A dua buah yang kemudian mengubah arus AC menjadi DC sehingga arus DC dapat disalurkan melalui output negatif dan positif diode yang dihubungkan ke kabel massa baterai.
5.3.2. Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan mesin berfungsi untuk mengurangi gesekan, menyerap panas dan getaran antar bagian-bagian yang bergerak. Minyak pelumas ditampung di bak oli (Oil Carter), melalui pipa penghisap minyak pelumas dari bak oli dipompa ke saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati filter oli dan pendingin oli. Dari saluran pembagi, minyak pelumas yang telah didinginkan tersebut disalurkan untuk melumasi permukaan bantalan, poros engkol, roda gigi, katup, piston, katup, dan bagian yang bergerak lainnya. Minyak pelumas yang mengalir dari saluran pelumasan kemudian kembali ke bak oli dan bersirkulasi terus-menerus pada saat mesin bergerak. Minyak pelumas atau oli yang digunakan PT. KSE Unit SL 2 menggunakan MEDITRAN SC dengan kode SAE 15W–40, API SERVICE CF – 4. Minyak pelumas ini diproduksi oleh PT. PERTAMINA LUBRICANTS Oil Center Building.
Gambar 33. Minyak Pelumas
Sumber : Data Primer, 2019
SAE merupakan singkatan dari Soceity of Automotive Engineer sebagai identifikasi dari keketalan atau viskositas oli . SAE adalah suatu organisasi yang mengatur standarisasi diberbagai bidang seperti bidang rancang teknik dan manufaktur. Pada pernyataan diatas tertulis SAE 15W – 40.. Huruf W yang terletak dibelakang angka merupakan singkatan dari Winter. Formula oli yang disesuaikan untuk musin dingin dan panas. Sehingga suhu mesin dingin atau terendah oli tingkat kekentalannya 15, sedangkan pada suhu panas atau maksimum tingkat kekentalan oli 40. Jadi sangat cocok digunakan untuk negara tropis, maka oli ini akan sangar cair dan sulit melakukan lubrikasi yang baik, untuk pemakaian kekentalan oli yang tidak sesuai dengan suhu bisa menyebabkan kinerja oli tidak maksimal. Sedangakan untuk API SERVICE CF – 4 merupakan kualitas oli, kepanjangan API yaitu American Petrolium Institute. CF-4 merupakan kategori oli untuk mesin High Speed, Four Stroke Engine, mesin turcocharger.
5.3.3. Sistem Pendinginan
Gambar 34. Sistem Pendingin
Sumber : Data Primer, 2019
Sistem pendingin berfungsi untuk menjaga suhu agar selalu berada pada suhu operasi 80oC - 90oC. Sistem pendingin mensirkulasikan cairan pendingin ke seluruh mesin untuk menyerap panas yang timbul akibat pembakaran dan gesekan.
Sistem pendingin pada gambar diatas yaitu sistem pendingin air, proses pendinginan berlangsung secara continue selama mesin itu bekerja, cairan pada sistem pendingin akan terus bersirkulasi sambil menyerap panas mesin menuju radiator, ketika mencapai radiator suhu cairan akan turun karena ada aliran udara dari kipas yang menghembus dan sirip-sirip radiator
Sistem pendingin air memiliki seperangkat komponen yang bekerja untuk mempertahankan suhu kerja mesin, berikut ini komponen pada sistem pendingin ;
Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan setelah menyerap panas dari mesin dengan cara melepas panas dari sirip-sirip radiator yang mengalir angin dingin dari kipas
Kipas radiator berfungsi untuk menciptakan aliran udara setelah radiator sehingga menghisap cairan, kipas ini digerakkan oleh poros engkol menggunakan v-belt
Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih air dan menjaga agar tidak mendidih pada suhu 100oC.
Pompa air berfungsi untuk mensirkulasikan cairan pendingin ke seluruh sistem pendingin.
Thermostat berfungsi sebagai pengatur sirkulasi cairan pendingin, ketika mesin belum mencapai suhu kerjanya, thermostat akan menahan cairan tidak bersirkulasi. Begitu panas mesin tercapai, thermostat akan membuka saluran agar cairan dapat bersirkulasi dan mengalir ke radiator.
Reservoir berfungsi sebagai tangki penampung.
V-belt berfungsi untuk menggerakkan kipas radiator dan pompa air.
Water jaket merupakan saluran cairan pendingin yang berada disekeliling mesin untuk memindahkan panas mesin.
5.3.4. Sistem Bahan Bakar
Prinsip kerja sistem bahan bakar diesel yaitu bahan bakar dari tangki bahan bakar dihisap oleh feed pump kemudian disaring oleh fuel filter selanjutnya dialirkan masuk ke pompa injeksi bahan bakar, dari pompa injeksi bahan melalui pipa injeksi bahan bakar di tekan dan dialirkan ke injektor untuk diinjeksikan keruang bakar.
Bahan bakar yang dipakai PT. KSE disuplai oleh PT. MITRA CENTRAL NIAGA yang beralamat Jl. Komodor Yos Sudarso No 11 Pasuruan pada tanggal 04 April 2019 sebanyak 8.000 L dengan harga Rp. 8.750,- per liter. Sebelumnya bahan bakar solar di suplai dari PT. ORION NUSANTARA ENERGY beralamatkan Driyorejo Kabupaten Gresik yang terakhir disuplai tanggal 21 Februari 2019 dan PT. PRIMERGY SOLUTION beralamatkan Jl. Kawasan Industri Gresik (KIG) Raya Selatan Kav. E 7-8, yang terakhir disuplai padda tanggal 20 April 2018. Bahan bakar ini nantinya digunakan untuk 4 unit lokasi di PT. KSE, untuk penampungan bahan bakar solar ditampung pada bengkel unit Sumber Lancar 2. Pada Unit Sumber Lancar 2, solar ini digunakan untuk bahan bakar 4 unit diesel penggerak generator, 2 unit diesel penggerak pompa air laut, 2 unit diesel penggerak pompa biologis.
Bahan bakar yang dipakai yaitu Solar HSD (High Speed Diesel) atau lebih dikenal dengan solar industri, bahan bakar jenis ini memiliki performa yang tinggi sehingga cocok untuk mesin industri. Bahan bakar jenis ini memiliki viskositas yang tinggi, memiiliki Density atau masa jenis yaitu 0,844 dan polusif yang tinggi.
5.4. Pemasangan Instalasi Genset
Pemasangan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kondisi tempat instalasi dan komponen instalasi yang akan dipasang, serta kondisi cuaca pada saat akan lakukan pekerjaan instalasi listrik. Untuk mencegah terjadinya kesalahan perlu persiapan yang matang dan tahapan-tahapan yang telah ditentukan. berikut ini tahapan telah ditentukan.
5.4.1. Penempatan Genset
PUIL 2000 pasal 5.6.1.1 Generator harus dipasang di tempat yang kering, yang harus pula memenuhi persyaratan bagi motor. Ruangan yang akan ditempati genset disesuaikan dengan pertimbangan kemudahan dalam pengoperasian dan perawatan. Proses penempatannya sebagai berikut :
Kendaraan pengangkut genset diparkirkan dekat dengan ruangan genset.
Siapkan penyangga terlebih dahulu kemudian pasang katrol pada penyangga, pasang tali melingkar ke genset di depan dan belakang genset dengan seimbang. Kaitkan tali ke pengait pada katrol.
Tarik katrol bersama-sama yang dikoordinir oleh kepala mekanik, hingga genset terangkat dari bak truk, pada saat genset sudah terangkat kendaraan pengangkut maju, mesin genset di turunkan hingga ke tanah secara perlahan, kemudian penyangga dibelokkan dan genset kembali dikatrol naik, hingga mendekati pintu ruang genset.
Sebelum genset turun disiapkan terlebih dahulu as kincir air sebagai alas atau roda untuk menggeser genset kemudian genset geser dengan cara di cungkil dari belakang dengan linggis besar secara pelan-pelan ke tempat yang ditentukan telah ditentukan dan di posisi lain ditahan agar tidak belok.
Ketika genset sudah berada di tempat yang dinginkan, genset didongkrak dengan tinggi kurang lebih 15cm kemudian ditahan dengan jackstand, kemudian bagian bawah genset dicor dengan beton, hal ini bertujuan untuk menahan genset agar tidak bergerak saat beroperasi.
Untuk saluran pembuangan genset disesuaikan dengan kondisi ruangan, bibir knalpot mengarah keluar.
Tangki bahan bakar menggunakan drum bekas oli yang dimodifikasi untuk tangki bahan bakar, bahan bakar yang akan disalurkan ke pompa injeksi disring terlebih dahulu oleh fuel filter pada bagian bawah tangki.
5.4.2. Persiapan Panel
Dalam satu kontruksi panel pemutus dan penghubung ada tiga jalur pemutus dan penghubung antara sumber listrik utama dengan sumber listrik cadangan. Proses perakitan panel pemutus dan penghubung diawali dari :
Persiapan peralatan seperti : tang schoen, schoen terminal, kabel NFA 2X-T 70mm2, isolator listrik, pemotong.
Kompoenen listrik seperti : MCCB, Panel COS, MC ditempatkan pada kayu didalam box panel. Sedangkan Voltmeter, Amperemeter, Frekuensi meter, lampu indikator di tempatkan pada pintu box panel.
Ukur jarak dari MCCB ke Panel COS, Panel COS ke MC, kemudian potong sesuai ukuran, kupas isolator dengan tang potong jangan sampai terkena konduktor, masukan ke schoen terminal, jepit pada tang schoen dengan ukuran 70mm2 , kemudian tutup schoen dengan isolator listrik.
Gunakan kunci L untuk membuka terminal pada MCCB kemudian pasang kabel pada terminal MCCB dan kencangkan. Kemudian kabel dari MCCB dihubungkan dengan Panel COS pada terminal, ada dua baris terminal yaitu depan dan belakang.
Hubungkan kabel dari out Panel COS ke pole bagian bawah MC, cek kekencangan pada setiap terminal.
Pemasangan Voltmeter disusun secara paralel pada setiap fasa, terdapat dua kabel pada voltmeter, kabel ini dihubungkan pada pole pada MC antara R dan S, atau S dan T, atau R dan T. Pada pemasangan voltmeter juga dipasang lampu indikator yang memperoleh tegangan dari terminal voltmeter. Pemasangan voltmeter mengambil tegangan dari pole MC karena MC dapat bekerja jika dialiri listrik, sehingga bisa dipakai untuk lampu inidkator dan pengukuran tegangan.
Pemasangan Amperemeter ditambah dengan komponen tambahan yaitu Trafo Arus atau CT (Current Transformer), CT bertugas sama seperti tang ampere, CT dipasang pada kabel R sebelum menuju MCCB, terminal amperemeter dihubungkan langsung pada terminal CT dengan kabel.
Pemasangan Frekuensi Meter sama seperti pemasangan Voltmeter, dihubungkan dengan fasa pada pole MC antara R dan S, atau S dan T, atau R dan T.
Untuk memperjelas uraian diatas dapat dilihat gambar 35 dibawah ini :
Gambar 35. Panel Pemutus dan Penghubung
Sumber : Data Primer, 2019
Untuk mengetahui keterangan pada gambar 35 dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 13. Keterangan Gambar Panel Pemutus dan Penghubung
No.
Gambar
Keterangan
1.
2.
3.
1.
Panel COS (Change Over Switch)
1.
2.
3.
2.
Magnetic Contaktor
3.
Frekuensi Meter
4.
Ampere Meter
5.
Volt Meter
6.
Lampu Indikator Genset
7.
MCCB
Sumber : Data Primer, 2019
5.4.3. Proses Pemasangan
Siapkan kabel NYYHY yang sudah terpasang schoen terminal.
Buka tutup terminal pada generator kemudian pasang kabel NYYHY ke MCCB didalam terminal generator. Jangan sampai salah ketika pemasangan kabel fasa dengan kabel netral kemudian kencangkan dengan kuat.
Sambungkan ke MCCB panel pemutus dan penghubung sumber listrik, periksa kembali pemasangan dan kekencangannya.
5.4.4. Tes Operasi
Tes operasi ini dilakukan dua kali, yang pertama untuk pemanasan mesin diesel selama 10 jam, jika ada permasalahan bisa langsung dilakukan perbaikan, pada saat tes operasi yang pertama panel pemutus dan penghubung tetap berada pada posisi sumber listrik PLN. Sedangkan tes operasi yang kedua dilakukan saat terjadi pemadaman, pada saat itu bisa mengetahui bahwa kabel R-S-T terhubung dengan benar atau terbalik, jika terbalik maka hal yang perlu dilakukan adalah menukar kabel fasa pada terminal generator.
5.5. Pengoperasian Genset
Kegunaan genset umumnya untuk menyalurkan sumber listrik cadangan pada saat sumber listrik utama (PLN) padam.
Dalam mengoperasikan sebuah alat tentunya dilakukan sesuai dengan SOP agar aman dan berjalan lancar. Begitupun juga dengan genset, sebelum pengoperasian kita harus memperhatikan SOP. Semua pintu pada ruangan genset dibuka penuh agar udara bisa bersirkulasi, berikut cara pengoperasian masing-masing genset sesuai SOP :
5.5.1. Mitshubisi dan Hino
Cek kondisi minyak pelumas, jika dalam kondisi tidak baik maka segera di ganti.
Cek kekencangan v-belt.
Cek kondisi air radiator, jika kurang maka tambah cairan pendingin.
Cek bahan bakar di tangki, jika kurang segera lakukan pengisian.
Hubungkan kabel (-) motor stater ke (-) accu, kabel (+) motor stater ke (+) accu dan kencangkan dengan kunci ring 14. Kemudian posisikan kunci kontak ke posisi ON kemudian start mesin. Jika sudah menyala lepas kabel stater yang menghubungkan motor stater dengan accu, lepas kabel (+) terlebih dahulu kemudian kabel (-).
Biarkan mesin dalam putaran stasioner terlebih dahulu. Tekan tombol ON pada masing-masing jalur genset di penutup panel pemutus dan penghubung.
Untuk Genset Mitsubishi. Naikan rpm secara bertahap hingga frekuensi mencapai 50 Hz, dengan melihat lampu indikator diam digaris angka 50 Hz di frekuensi meter, dan tegangan diatas angka 380 V dengan melihat volt meter. Pindah saklar MCCB pada panel pemutus dan penghubung ke posisi OFF terlebih dahulu, pindah saklar Panel COS dari Jalur PLN ke Jalur Genset, pindah saklar MCCB pada panel pemutus dan penghubung ke posisi ON, pada saat sumber listrik sudah disalurkan naikan rpm hingga frekuensi tetap diangka 50 Hz.
Sedangkan untuk Genset Hino .Naikan rpm secara bertahap. Hingga frekuensi mencapai 50 Hz, dengan melihat lampu indikator diam digaris angka 50 Hz. Kemudian tekan tombol ON pada AVR untuk menghubungkan voltase pada panel pemutus dan penghubung. Pindah saklar MCCB pada panel pemutus dan penghubung ke posisi OFF terlebih dahulu, pindah saklar Panel COS dari Jalur PLN ke Jalur Genset, pindah saklar MCCB pada panel pemutus dan penghubung ke posisi ON, pada saat sumber listrik sudah disalurkan naikan rpm hingga frekuensi tetap diangka 50 Hz.
Naikan rpm hingga lampu indikator berhenti di titik 50 Hz. Biarkan beberapa saat jika masih turun naikan rpm hingga berhenti di angka 50 Hz.
Periksa kembali oil meter dan water temperature.
Jika sumber listrik PLN sudah normal atau sudah menyala ditandai pada lampu indikator pada jalur PLN menyala, dan tegangan diantara angka 380V – 400V ,sehingga sumber listrik tenaga genset bisa di hentikan.
Turunkan saklar MCCB ke posisi OFF. Pindah saklar Panel COS ke posisi PLN, tekan tombol OFF untuk memutus sumber listrik genset. Secara otomatis sumber listrik genset terputus. Naikkan saklar MCCB ke posisi ON, untuk menyalurkan sumber listrik PLN.
Untuk Genset Hino matikan AVR terlebih dahulu.
Untuk mematikan genset tidak langsung dimatikan, namun diturunkan rpm secara bertahap. Kemudian posisikan kunci kontak ke posisi OFF.
5.5.2. Perkins
Cek kondisi v-belt
Cek kondisi cairan pendingin, jika kurang segera tambah cairan pendingin.
Cek kondisi minyak pelumas, jika ada masalah segera lakukan penanganan.
Cek bahan bakar pada tangki, jika kurang tambahkan bahan bakar.
Hubungkan kabel hitam dari stater (-) ke terminal (-) baterai dan kabel merah dari stater (+) ke terminal (+) baterai jangan sampai terbalik.
Arahkan kunci kontak ke posisi ON pada panel box genset, putar saklar stater hingga mesin hidup. Biarkan dalam putaran stasioner.
MCCB dibiarkan dalam posisi OFF, pindah saklar Ohm ke jalur genset.
Tekan tombol On untuk menghubungkan sumber listrik. Kemudian naikan saklar MCCB ke posisi ON, sumber listrik genset sudah bisa disalurkan.
Tidak perlu menyetel rpm, karena Genset Perkins terdapat ECU (Elektronic Control Unit) untuk mengatur putaran mesin berdasarkan kebutuhan pemakaian.
Periksa oil meter dan water temperature.
Jika sumber listrik PLN sudah normal atau sudah menyala ditandai pada lampu indikator pada jalur PLN menyala dan tegangan berada pada angka 380V-400V, jadi sumber listrik tenaga genset bisa di hentikan.
Turunkan saklar MCCB ke posisi OFF. Pindah saklar Panel COS ke posisi PLN, tekan tombol OFF untuk memutus sumber listrik genset. Secara otomatis sumber listrik genset terputus. Naikkan saklar MCCB ke posisi ON, untuk menyalurkan sumber listrik PLN.
Untuk mematikan genset tidak langsung dimatikan, namun dibiarkan menyala dalam kondisi tidak ada beban, kurang lebih 5 menit. Kemudian matikan mesin dengan mengarahkan posisi kunci kontak ke posisi OFF.
Lepas kabel merah (+) motor stater pada terminal (+) baterai terlebih dahulu kemudian kabel hitam (-) motor stater pada terminal (-) baterai.
Lakukan penjurnalan.
Dalam setiap pengoperasian genset selalu dilakukan penjurnalan. penjurnalan pengoperasian genset selama kerja praktik akhir yang dilaksanakan selama 3 bulan dapat dilihat pada lampiran 4.
5.6. Menentukan Daya Pemakaian Genset
Setiap genset memiliki kapasitas dan jalur distribusi sendiri-sendiri untuk menyalurkan sumber listrik cadangannya. Untuk memperjelas jalur distribusinya dapat dilihat pada wiring diagram pada lampiran 5.
Rumus Daya : P = V . I
P : Daya (Watt)
V : Tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
Ketentuan pemakaian daya genset yaitu daya terpasang harus lebih besar daripada daya pemakaian untuk mencegah kelebihan beban (Overload). Berikut ini penentuan daya pemakaian tiga unit genset standby pada Unit Sumber Lancar 2.
1. Daya Pemakaian Genset Perkins 220 kVA
Tabel 14. Pemakaian Daya Genset Perkins
No.
Nama
Daya (w)
Jumlah
Total (w)
kW
Tegangan
Arus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
1.
Kincir 1 HP
745,7
35
26.099,5
26,0995
380
68,68
2.
Autofeeder 0,5 HP
372,85
5
1.864,25
1,86425
380
4,90
3.
Freezer
468
2
936
0,936
220
4,25
4.
Kulkas
120
120
0,12
220
0,54
5.
Tv + audio
115
115
0,115
220
0,52
6.
Majic jar
465
3
1.395
1,395
220
6,34
7.
Kipas angina
90
6
540
0,54
220
2,45
8.
Mesin cuci
300
4
1.200
1,2
220
5,45
9.
Lampu
250
5
1.250
1,25
220
5,68
10.
50
3
150
0,15
220
0,68
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
11.
20
30
600
0,6
220
2,72
12.
Setrika
300
4
1.200
1,2
220
5,45
Pemakaian
35.469,75
35,46975
107,66
Genset
176
578,9
Besar Pemakaian (%) =
Kapasitas Pemakaian / Kapasitas Genset x 100%
Pemakaian Daya :
Pemakaian Arus :
Sumber : Data Primer, 2019
2. Pemakaian Genset Hino 313 kVA
Tabel 15. Daya Pemakaian Genset Hino
No.
Nama
Daya
Jumlah
Total (w)
Total (Kw)
Tegangan
Arus
1.
Kincir 1 HP
745,7
72
53.690,4
53,6904
380
141,29
2.
Autofeeder 0,5 HP
372,8
6
2.237,1
2,271
380
5,88
3.
Freezer
468
468
0,468
220
2,12
4.
Kulkas
120
120
0,12
220
0,54
5.
AC
700
2
1.400
1,4
220
6,36
6.
Mikroskop
400
400
0,4
220
1,81
7.
Autoclave
2.500
2.500
2,5
220
11,36
8.
Oven
400
400
0,4
220
1,81
9.
Lampu
250
4
1.000
1
220
4,54
10.
50
2
100
0,1
220
0,45
11.
20
10
200
0,2
220
0,90
12.
Setrika
300
2
600
0,6
220
2,72
13.
Kipas angina
90
4
360
0,36
220
1,63
14.
Komputer
180
180
0,18
220
0,81
Daya Pemakaian
63.655,5
63,6555
182,22
Daya Genset
250
823,6
Besar Pemakaian (%) =
Kapasitas Pemakaian / Kapasitas Genset x 100%
Pemakaian Daya :
%
Pemakaian Arus :
Sumber : Data Primer. 2019
3. Pemakaian Genset Mitsubishi 200 kVA
Tabel 16. Pemakaian Daya Genset Mitsubishi
No.
Nama
Daya (w)
Jumlah
Total (w)
Total (kW)
Tegangan
Arus
1.
Kincir 1 HP
745.7
68
50.707,6
50,7076
380
133,44
2.
Autofeeder 0,5 HP
372,85
13
4.847,05
4,84705
380
12,75
3.
Lampu
250
7
1.750
1,75
220
7,95
4.
50
10
500
0,5
220
2,27
5.
20
25
500
0,5
220
2,27
6.
Turbo jet 3 HP
746
6
13.428
13,428
220
61,03
7.
Pompa Air 3 HP
746
3
6.714
6,714
220
30,51
Pemakaian
78.446,65
78,44665
250,22
Genset
160
526,3
Besar Pemakaian (%) =
Kapasitas Pemakaian / Kapasitas Genset x 100%
Pemakaian Daya :
Pemakaian Arus :
Sumber : Data Primer, 2019
Pemakaian masih dalam kondisi relatif ringan dilihat dari penggunaan yang masih dibawah 50% sehingga jika ada penambahan beban masih bisa dilakukan. Namun demikian, terjadi pemborosan konsumsi bahan bakar untuk tenaga yang tidak terpakai.
5.7. Ruangan Genset
Dimensi ruangan genset menurut Electrical Installation Handbook Vol 1 karangan Gunter G adalah untuk daya genset 100-200 kVA memiliki panjang ruangan 6m, lebar ruangan 4,5 m tinggi ruangan 3,5 m , lebar pintu 1,5 m, tinggi pintu 2 m, sedangkan untuk daya genset 250-550 kVA adalah panjang ruangan 7 m, lebar ruangan 5 m, tinggi ruangan 4 m, lebar pintu 2,2 m, tinggi pintu 2 m.
Genset yang digunakan pada Unit Sumber Lancar 2 ada empat yaitu dengan kapasitas 330 kVA + 220 kVA + 200 kVA + 200 kVA namun penataan ruangan genset belum sesuai dengan Electrical Installation Handbook Vol 1 karangan Gunter G dikarenakan luas lahan sangat minimal dengan ruangan genset yang menyesuaikan dengan kondisi lahan yang dipakai sehingga ruangan genset pada unit sumber lancar 2 yaitu panjang ruangan 25 m, lebar ruangan 7 m, tinggi ruangan 4 m, tinggi pintu 2,2 m, lebar pintu 2 m. Ketika genset beroperasi pintu yang berada di depan genset dibuka penuh dengan tujuan dapat mempertahankan suhu kerja mesin atau ventilasi udara.
Namun jika genset tidak beroperasi hanya pintu utama yang dibuka.
Gambar 36. Dimensi Ruang Genset
Sumber : Data Primer, 2019
5.8. Perawatan dan Perbaikan Instalasi Genset
Agar penyaluran atau distribusi sumber listrik dapat terselenggarakan dengan baik terutama untuk mencegah bahaya listrik ketika instalasi sudah terpasang, harus dikelola atau dipelihara secara berkala dengan baik, PUIL 2011. Perawatan yang dilakukan secara berkala untuk mencegah terjadinya trouble pada suatu komponen instalasi, sedangkan perbaikan dilakukan ketika terjadi masalah dan hanya bisa dilakukan pada saat tidak ada aliran sumber listrik.
Diesel
Mesin diesel merupakan penggerak utama generator, sehingga kondisi mesin harus tetap optimal dan dapat digunakan kapan saja, perawatan yang dilakakan untuk mesin diesel meliputi beberapa hal yaitu :
1). Pergantian Minyak Pelumas Mesin Diesel
Pergantian minyak pelumas dilakukan jika minyak pelumas pada mesin diesel sudah encer dan kotor. Minyak yang digunakan yaitu Meditran SC kode SAE 15w-40 API SERVICE CF – 4. Dengan cara : menyiapkan minyak pelumas yang baru sebanyak 15L, siapkan wadah untuk minyak bekas, buka baut pada carter menggunakan kunci ukuran 17 kemudian buka penutup saluran masuk oli pada cover cylinder head, ketika minyak pelumas sudah habis, pasang kembali baut lubang oli pada carter dan kencangkan kemudian oli diisi lewat lubang oli pada cover cylinder head, cek dip stik, jika minyak pelumas sudah mencapai garis F maka minyak pelumas dalam keadaan penuh. Pada saat pergantian minyak pelumas juga dilakukan pergantian filter oli.
Pengecekan minyak pelumas secara rutin dilakukan sebelum dan sesudah pengoperasian mesin diesel penggerak genset, sehingga penanganan bisa cepat dilakukan jika ada masalah.
2). Pembersihan Tangki Bahan Bakar
Tangki yang digunakan adalah drum bekas minyak pelumas yang tidak dipakai yang kemudian dimodifikasi untuk tangki bahan bakar. Perawatan yang dilakukan pada tangki bahan bakar yaitu dengan pembersihan bagian dalam tangki, bahan bakar yang ada didalam tangki biasanya terdapat kotoran yang terbawa oleh bahan bakar, sehingga kotoran akan turun dan menjadi endapan hitam yang bisa menyebabkan penyumbatan pada sistem bahan bakar.
Pembersihan dilakukan dengan cara memasukan selang kecil yang diberi baut sebagai pemberat kemudian bahan bakar disedot hingga endapan hitam keluar semua. Kemudian filter solar diganti sehingga kotoran yang terbawa bahan bakar bisa tersaring dan dipisahkan didalam filter solar, dan bahan bakar yang dikeluarkan bersih.
Circuit Breaker
Masalah yang sering terjadi pada circuit breaker yaitu kotor atau hitam pada bagian terminal input dan output penghantar yang diakibatkan oleh semut dan serangga yang terbakar. Penangannya hanya dapat dilakukan ketika tidak ada beban dengan cara pembongkaran circuit breaker kemudian pada bagian yang kotor atau gosong tersebut digosok rata menggunakan kertas gosok atau amplas hingga bersih dan rata. Perbaikan lain pada saat masih teraliri arus listrik circuit breaker cukup disempot dengan kompresor kecil, dan pembersihan disekitar circuit breaker.
Penghantar
Untuk pemakaian penghantar sebagai penyalur sumber listrik digunakan sesuai dengan banyaknya daya yang digunakan, jika beban lebih besar daripada kapasitas penghantar akan mengakibatkan panas pada penghantar ataupun circuit breaker, seperti yang terjadi pada gambar dibawah ini yang diakibatkan beban lebih besar dari kapasitas penghantar.
Gambar 37. Pengantar Terbakar
Sumber : Data Primer, 2019
Sehingga untuk penanganan awal penghantar yang overload ditambah penghantar ukuran 50mm2 dikarenakan penghantar masih dialiri sumber listrik untuk menggerakkan berbagai motor listrik. Pada saat proses budidaya berakhir dan tidak ada pemakaian sumber listrik, perbaikan yang dilakukan dengan memotong penghantar yang terbakar kemudian pengantar diganti dengan penghantar ukuran 95mm2 kemudian disambung dengan schoen dan dipress dengan tang press skun dan ditutup dengan isolator khusus listrik.
5.9. Keselamatan, Keamanan, Kesehatan Kerja
5.9.1. Ruang Instalasi Genset
Gambar 38. Ruang Instalasi Genset
Sumber : Data Primer, 2019
Ruang Instalasi Genset sudah sesuai dengan PUIL 2000 dilihat dari beberapa segi yaitu :
Lokasi : Perlengkapan diletakkan pada daerah yang tidak memungkinkan terendam air, Ruang Genset terpisah dari ruang panel bagi.
Penerangan didalam ruangan dari lampu elektrik sebanyak dua biji yang menyala terus, ventilasi yang terdapat pada bagian atap ruangan, dan penerangan dari pintu utama ruangan.
Ventilasi berasal dari pintu yang berada di depan genset dan ventilasi yang terdapat dibagian atas ruangan dengan ukuran 1 m2, sehingga udara dapat mengalir dan dapat menjaga suhu mesin jika beroperasi terus-menerus.
Kontruksi Bangunan : Kontruksi terbuat dari beton dan tahan api, ruangan genset berada disebelah gandu induk .
Kebutuhan Ruang ; Jarak antar komponen sangat cukup jika melakukan perawatan maupun perbaikan, semua pintu utama dan pintu genset membuka keluar.
Diruangan genset telah disediakan alat pemadan api ringan (APAR) untuk penanganan jika terjadi korsleting atau hal-hal yang mengakibatkan kebakaran.
5.9.2. Peralatan Listrik
Peralatan listrik seperti terminal dan sambungan kabel diberi penutup dan ditata rapi sehingga tidak membahayakan seseorang yang akan melakukan pekerjaan. Contoh penerapannya pada ; transformator diberi pagar pengaman dan diletakkan terpisah, panel pemutus dan penghubung juga diberi box dan ditutup. Hal ini sesuai dengan PUIL 2000 tentang peralatan listrik yaitu bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti terminal, sambungan kabel dan lain-lain. Lebih jelasnya dapat dilihat pada panel pemutus dan penghubung pada gambar dibawah ini.
Gambar 39. Panel Pemutus Dan Penghubung
Sumber : Data Primer, 2019
Pada gambar panel pemutus dan penghubung terdapat penutup atau pelindung komponen listrik yang berada didalam box panel tersebut sehingga jika akan melakukan pengecekan : Arus, Tegangan, Frekuensi tidak takut tersengat listik.
5.9.3. Keselamatan Pekerja
Untuk menjamin keselamatan seseorang yang melakukan pekerjaan terkait kelitrikan : harus memiliki pengetahuan dasar listrik, untuk memasuki ruang instalasi diharuskan memakai perlengkapan pengaman, memakai pakaian kering dan sepatu atau alas kaki yang kering, pada ruang instalasi disiapkan sepatu boots untuk dipakai dalam penanganan yang berhubungan dengan instalasi listrik, selanjutnya harus mendapat izin dan ditemani oleh mekanik atau orang yang bertanggungjawab.
Untuk penanganan kecelakaan kerja yang terjadi pihak manager mempersiapkan kotak P3K untuk penanganan pertama.
5.10. Budidaya Udang Vannamei
5.10.1. Persiapan Budidaya
Persiapan awal budidaya udang yaitu mempersiapkan lahan yang meliputi : pengeringan petakan, pengapuran, perbaikan kontruksi, dan pemasangan kincir. Memasuki proses pemeliharaan udang maka persiapan lahan perlu dilakukan secara matang untuk menunjang program budidaya udang bisa berjalan dengan lancar.
1. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk memutuskan siklus hidup organisme patogen yang terdapat pada tambak. Pengeringan juga berfungsi membantu proses oksidasi yang dapat menetralkan keasaman tanah, menghilangkan gas beracun.
Gambar 40. Proses Pengeringan
Sumber : Data Primer, 2019
Pada Unit Sumber Lancar 2 pengeringan dilakukan sebanyak 2 kali. Yang pertama dilakukan setelah panen total dalam kurun waktu 7–10 hari, setelah petakan kering kemudian dinding dan lantai dasar petakan dibersihkan dengan menggunakan air bersih bertekanan tinggi kemudian disikat, dan disapu. Setelah dibersihkan maka pengeringan tahap dua dilakukan selama 15-20 hari. Jadi total waktu untuk pengeringan yaitu ±1 bulan.
2. Perbaikan Kontruksi Petakan
Perbaikan kontruksi petakan dilakukan pada saat pengeringan bertujuan mengembalikan atau memaksimalkan kondisi petakan seperti semua atau kondisi yang baik, hal-hal yang dilakukan seperti : perbaikan pintu air outlet yang bocor, biosecurity yang harus ditata kembali dan diperbaiki, penambalan bagian lantai ataupun dinding petakan yang bocor.
3. Pengapuran
Pengapuran yang dilakukan menggunakan kapur aktif (CaO) yang ditebar merata ke seluruh dinding dan lantai dasar petakan, namun tidak ada dosis tetap untuk kapur yang ditebarkan. Kapur yang akan ditebar sebelumnya perlu dicampur dengan air supaya kapur yang ditebar tidak terbang terbawa angin. Tujuan dari pengapuran yaitu untuk mematikan organisme pathogen dan parasite yang merugikan seperti jamur, virus dan protozoa.
4. Pemasangan Kincir
Untuk menjaga kualitas air pada tambak salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan oksigen terlarut dalam air. Penempatan kincir harus dilakukan dengan benar, karena akan menetukan arus yang terbuat nanti pada saat kincir dihidupkan. Agar kincir tidak berubah posisi maka kincir air diikat pada pengait yang telah dibuat sebelumnya. Pemasangan kincir disesuaikan dengan bentuk petakan tambak yaitu dengan cara kincir dipasang disetiap sudut petakan dengan jarak kurang lebih 5-6 m dari pematang petakan dan kincir yang lainnya dipasang agak ketengah sehingga nanti pada waktu kincir dihidupkan dapat membuat arus memutar yang berakhir ditengah petakan tambak atau central drain. Pemasangan kincir dilakukan setelah semua komponen kincir air dibersihkan dari lumut yang menempel dan kotoran lainnya, semua kincir dipasang dan disesuaikan dengan tahapan budidaya udang vannamei.
5.10.2. Pemeliharaan
1. Pemberian Pakan
Pakan merupakan salah satu kunci keberhasilan dari sebuah usaha budidaya karena 70% biaya operasional berasal dari pakan. Pakan udang memiliki bau amis segar sehingga dapat menarik nafsu makan udang. Pakan udang yang baik adalah pakan yang tenggelam didalam air karena udang makan di dasar perairan.
1). Jenis dan Kandungan Nutrisi Pakan
Pakan yang berkualitas diharapkan dapat memenuhi nutrisi pada udang serta agar udang dapat tumbuh dengan baik. Pakan yang digunakan pada budidaya udang di PT. KSE unit Sumber Lancar 2 yaitu pakan dari PT. CP Prima dengan merk Irawan yang berjenis Crumbelle dan Pellet. Pakan dikemas dengan menggunakan karung dengan netto 25 kg. Jenis, dosis dan frekuensi pemberian pakan berdasarkan label pakan dari PT. CP Prima dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 17. Jenis, Dosis dan Frekuensi Pemberian Pakan pada Kemasan Pakan.
No
Kode
Ukuran Pakan (mm)
Berat Udang (gr)
Pemberiaan Pakan (% berat tubuh)
Frekuensi (kali/hari)
1
681
Crumble
0.425x0.71
PL 13 –1.0
10.0-8.0
3
2
682
Crumble
0.71 x 1.0
1 – 2
8.0– 7.5
4
3
683
Crumble
1.0 x 2.0
2 – 5
7.5 – 4.5
5
4
683-SP
Pellet
1.8 x 2.0
5 – 14
4.5 – 2.5
5
5
684-S
Pellet
1.8 x 4.0
14 – 22
2.5 – 1.7
5
6
684
Pellet
2.0 x 5.0
22 – panen
< 1.7
5
Sumber : Data Primer, 2019
Seperti pada tabel pakan pada waktu udang masih stadia PL hingga berat udang 5 gram masih menggunakan jenis crumble dengan pemberian pakan 10-4,5% dari berat tubuhnya. Sedangkan pellet mulai diberikan pada saat berat udang mencapai >5 gram hingga panen dengan pemberian pakan 4,5 sampai <1,7% dari berat tubuh. Sementara itu frekuensi pemberian pakan dilakukan 3 kali untuk udang pada saat tebar hingga berat 1 gram, kemudian untuk berat 1-5 gram diberi 4 kali sehari. Frekuensi diberikan lima kali sehari pada saat berat udang sudah mencapai 5 gram hingga panen.
2). Frekuensi dan waktu pemberian pakan
Pemberian pakan dilakukan mulai 2 kali sehari sampai 5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan untuk udang umur 1 hari dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pukul 14.00 dan 22.00. Pada umur 2-10 hari dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pukul 06.00, 14.00, dan 22.00, umur 11 - 20 hari dilakukan sebanyak 4 kali dan ketika umur 21 – panen dilakukan pemberian pakan sebanyak 5 kali sehari yaitu pukul 06.00, 10.00, 14.00, 18.00 dan 22.00. Hal ini sependapat dengan Kordi (2010) Umumnya frekuensi pemberian pakan udang dalam budidaya semi intensif dan intensif mencapai 4 – 6 kali sehari dibandingkan dengan udang yang dipelihara ekstensif (tradisional).
3). Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan DOC 1 - 35 dilakukan dengan menggunakan rakit, rakit ini terbuat dari pipa paralon dengan diameter sekitar 15 cm dan panjang 1,5 m yang disusun berjajar sebanyak 4 - 5 buah dan ujung – ujung pipa yang terbuka ditutup dengan sterofoam yang dilem, sehingga pipa paralon dapat mengapung. Selain menggunakan pipa paralon rakit juga bisa dengan menggunakan bekas pelampung kincir yang disusun secara sejajar sebanyak 3 buah. Kelebihan dari penggunaan pelampung adalah lebih efisien karena dapat mengangkut pakan dalam jumlah yang banyak, waktu yang diperlukan lebih singkat.
Pemberian pakan dilakukan dengan cara ditebar secara merata keseluruh bagian tepi tambak atau feeding area karena pada bagian tepi arus air lebih lemah dari bagian tengah, sehingga pakan tidak langsung terbawa arus ke bagian tengah tambak yang merupakan tempat berkumpulnya kotoran atau lumpur yang disebabkan putaran arus air yang tercipta dari putaran kincir.
Pada DOC 36 sampai panen pemberian pakan mengunakan autofeeder untuk kombinasi antara jumlah pemberian dalam setiap lemparan dengan frekuensi pemberian pakan dalam sehari. Jarak pengisian pakan pada drum penampung autofeeder selama 4 jam. Autofeeder akan melontarkan pakan setiap 5 menit sekali dengan jarak pengereman selama 2 detik hingga pakan didalam alat tersebut habis kemudian pengisian pakan dengan pakan selanjutnya. Jarak lontar pakan mencapai jarak 8-9 m.
Gambar 41. Autofeeder
Sumber : Data Primer, 2019
Pengunaan autofeeder di PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 disesuaikan dengan luas petakan, total autofeeder pada Unit Sumber Lancar 2 ada 24 autofeeder, dalam satu petakan terdapat 1-2 autofeeder.
2. Penyiponan
Dalam kegiatan pengelolaan kualitas air pada pembesaran udang vannamei perlu dilakukan penyiponan karena kotoran dan sisa-sisa bahan organik di dasar perairan semakin lama akan semakin banyak. Hal ini disebabkan oleh feses udang, sisa pakan dan pengendapan dari klekap / plankton mati yang semakin lama semakin menumpuk. Jika dibiarkan akan meningkatkan kandungan senyawa-senyawa beracun seperti amoniak dan gas H2S pada perairan dan mempengaruhi stabilitas perairan sehingga menimbulkan penyakit pada udang. Selain dengan bantuan mikroorgansme pengurai juga dilakukan penyiponan untuk mengurangi kotoran pada dasar petakan. Penyiponan di PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 mulai dilakukan ketika udang berumur 25 hari.
Penyiponan dilakukan dengan menggunakan selang spiral yang langsung dihubungkan dengan central drain. Kemudian pipa outlet dibuka sehingga kotoran akan tersedot melalui selang spiral dan keluar melalui pipa pembuangan. Ujung selang spiral kemudian diarahkan pada bagian petakan yang terdapat tumpukan kotorannya, terutama pada bagian tengah. Penyiponan dilakukan pada pagi hari jam 08.00 WIB selama kurang lebih 1 jam hingga dasar petakan bersih dari lumpur dan kotoran.
3. Monitoring Kualitas Air
Dalam pengeloaan kualitas air, kegiatan monitoring parameter kualitas air merupakan hal wajib yang harus dilakukan. Karena dengan memonitoring parameter kualitas air tersebut dapat diketahui kondisi parameter air pada saat itu. Hal ini dapat dapat menjadi acuan untuk menentukan perlakuan selanjutnya untuk menjaga dan mempertahankan kualitas air agar tetap dalam kondisi baik sesuai dengan kebutuhan udang untuk hidup. Pada Unit Sumber Lancar 2 monitoring kualitas air dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore, namun ada juga yang dimonitoring setiap satu minggu sekali.
Suhu
Pengukuran suhu pada Unit Sumber Lancar 2 dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada jam 06.00 WIB dan jam 14.00 WIB menggunakan termometer yang sudah ditempatkan pada petakan pada petakan dengan kondisi tercelup air. Hasil pengukuran suhu perhari berada pada kisaran 25oC - 29oC pada pagi hari, 28 oC - 31 oC pada siang hari. Dari hasil pengukuran yang dilakukan suhu di PT. KSE Unit Sumber Lancar 2, suhu pada lokasi budidaya sesuai dengan pendapat Haliman dan Adijaya (2005), yang menyatakan suhu optimal untuk pertumbuhan udang berkisar antara 26 oC – 32oC dengan goncangan harian tidak lebih dari 2 oC.
Salinitas
Pengukuran salinitas dilakukann dua kali dalam sehari yaitu pada jam 06.00 WIB dan 14.00 WIB. Pengukuran dengan cara mengambil sampel air pada petakan kemudian sampel air dibawa ke laboratorium untuk diukur salinitasnya menggunakan refraktometer.
Disolved Oxygen (DO)
Pengecekan DO dilakukan mulai umur 30 hari. Pengecekan dilakukan satu kali dalam sehari yaitu jam 20.00 WIB menggunakan DO meter. Alasan dilakukan malam hari karena fitoplankton tidak melakukan fotosintesis untuk menghasilkan oksigen, semua organisme maupun mikroorganisme membutuhkan oksigen untuk respirasi dan kebutuhan lainnya. Jadi, pada malam hari ketersediaan oksigen terlarut pada posisi titik kritis. Dengan demikian apabila DO pada malam hari dalam kondisi baik (diatas angka minimum 4), maka DO pada siang hari juga baik (lebih dari nilai DO malam).
Potenial of Hidrogen (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu parameter kualitas air yang juga mempunyai pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup udang, pada Unit Sumber Lancar 2 pengukuran pH dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu jam 06.00 WIB dan 14.00 WIB menggunakan pH meter.
Hasil pengukuran pH harian rata-rata 7,7-8,3 pada pagi hari dan 8,1-9,4 pada siang hari.
Kecerahan Air
Kecerahan air merupakan indikasi kepadatan plankton dan banyaknya material yang tersuspensi didalam petakan. Kecerahan akan berbeda tergantung kondisi maupun umur udang yang ada pada petakan.
Pengukuran kecerahan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pukul 06.00 WIB dan 14.00 WIB menggunakan secchidisk. Dari hasil pengukuran diperoleh hasil pada saat umur udang 10 hari kecerahan berkisar 75-90 cm, hasil diatas menandakan bahwa terjadi peningkatan kepadatan plankton, memasuki pertengahan budidaya kecerahan berkisar antara 30-45 cm dengan range rata-rata pagi dan siang adalah 5-10 cm. Pada akhir masa budidaya kecerahan berkisar antara 25-15 dengan rangen rata-rata 5 cm.
Hal ini sependapat dengan Amni dan Kanna (2008), tingkat kecerahan yang diharapkan untuk budidaya udang adalah 25-40 cm. Artinya, daya tembus maksimum sinar matahari kedalam air hanya 40 cm. Hal ini disebabkan karena banyaknya plankton yang menghuni perairan yang digunakan sebagai pakan alami udang.
Tinggi Air
Tinggi air merupakan salah satu parameter yang juga diperhatikan di Unit Sumber Lancar 2 karena tinggi air ini hubungan dengan volume suatu petakan yang berpengaruh pada carrying capacity, suhu, DO, plankton dan parameter lainnya. Untuk ketinggiannya 100 cm, pengecekan ketinggian dilakuakn pada jam 06.00 WIB dan 14.00 WIB.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama bertujuan untuk mencegah masuknya hama kedalam petakan, pengendalian hama yang dilakukan dengan cara melakukan treatmen air pada saat persiapan tambak serta melakukan pembersihan disekitar petakan dari rumput yang tinggi agar tidak menjadi sarang ular, katak, biawak atau hama lainnya. Selain itu dipasang biosecurity pada tepi petakan ataupun meninggikan dinding petakan.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara menjaga kualitas air pada petak , melakukan penyiponan, pergantian air, pengontrolan air, dan memberikan probiotik serta immonstimulan.
5.10.3. Panen dan Pasca Panen
1. Panen
Panen yang dilakukan pada tambak PT. KSE unit Sumber Lancar 2 menggunakan dua metode yaitu, panen parsial dan panen total. Panen parsial dilakukan apabila sudah carrying capacity lahan sudah mencapai batas maksimal. Panen parsial dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi populasi udang vannamei dipetakan tambak sehingga lahan masih mampu menampung udang dan pertumbuhan udang bisa lebih maksimal. Selain menjaga pertumbuhan udang, panen parsial juga dimaksudkan untuk menjaga kisaran DO tetap tinggi melalui pengurangan populasi juga mengurangi tingkat stress karena sesaknya ruang lingkup budidaya yang dapat menyebabkan udang rentan terhadap penyakit dan mendapatkan kualitas udang yang lebih baik.
Panen parsial dilakukan menggunakan jala sampling dengan diambil beberapa titik pada petak tambak agar persebaran udang tetap merata. Udang yang masuk dalam jala sampling diambil keseluruhan dan tidak dipilah-pilah kembali untuk mengurangi stress. Penjalaan terus dilakukan hingga mendapatkan target udang yang diharapkan. Panen parsial dilakukan saat DOC 77 sebanyak 4 kali saat DOC 71, 77, 64, 90.
Gambar 42. Panen Parsial
Sumber : Data Primer, 2019
Sedangkan panen total dilakukan saat udang umur 97-103 karena udang terserang penyakit WFD (White Feses Desease) atau kotoran berak putih. Ditandai dengan terlihat kotoran udang seperti benang putih yang mengambang dan udang tidak mau makan sehingga menyebabkan udang kropos dan kurus. Panen total dilakukan dengan cara memasang jaring penampung pada pintu dam agar ketika air dikeluarkan udang akan mengikuti arus air dan masuk ke dalam jaring penampung. Setelah mamasang jaring penampung, ketinggian air diturunkan hingga ± 50% dengan cara membuka pintu dam. Pintu dam dibuka secara perlahan-lahan bertujuan agar arus air yang keluar dari petakan tidak terlalu besar karena dapat mempersulit pada pemanenan. Udang yang tersangkut pada jaring penampung kemudian diangkat keatas menggunakan jaring waring untuk dipindahkan ke drum dan selanjutnya diangkut ke gudang panen mengunakan. Apabila masih ada udang yang tersisa pada dasar petakan diambil secara manual dengan tangan atau dengan jaring.
Sebagai contoh pada petak 3, panen total dilakukan pada DOC 100 dengan total biomass 6058.5 kg, size 50, ABW 20 gr, SR (Survival Rate) 94.04 % dan FCR (Food Convention Rate) 1,62. Untuk mengetahui jumlah panen total yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 6. Data Panen Tambak Udang Vannamei PT. KSE Unit Sumber Lancar 2. Periode IX 2019
Gambar 43. Panen Total
Sumber : Data Primer, 2019
2. Pasca Panen
Setelah udang terkumpul, udang dibawa ke gudang panen untuk dilakukan penyortiran. Penyortiran dilakukan untuk memisahkan udang yang tidak masuk dalam kriteria penjualan seperti : udang cacat, moulting dan under size. Seluruh udang dimasukkan dalam keranjang plastik. Penghitungan size udang dilakukan sesuai dengan kesepakatan pihak perusahaan, biasanya ditimbang setiap keranjang plastik dan dihitung jumlah udang dalam keranjang tersebut untuk mengetahui size udang serta kesepakatan harga pembelian.
Udang dimasukkan dalam truk box yang telah dilengkapi dengan box yang telah berisi es untuk mempertahankan kesegaran udang vannamei. Dalam penataannya digunakan perbandingan udang dan es adalah 1 : 2 yang disusun secara berlapis. Selanjutnya udang siap didistribusikan ke perusahaan pengolahan atau cold storage udang. Untuk daerah pemasarannya sendiri biasa dikirim ke perusahaan pengolahan udang di daerah Semarang dan Situbondo.
Gambar 44. Pasca Panen
Sumber : Data Primer, 2019
Hal ini sesuai dengan pendapat Haliman dan Adijaya (2005), udang dicuci ditempat penampungan kemudian disortir dan dikelompokkan sesuai kualitas dan ukurannya, penimbangan dan secepat mungkin dimasukan kedalam wadah yang berisi es curah.
BAB IV KEADAAN UMUM KARYA ILMIAH PRAKTEK AKHIR ALDI KENEDI - BALOON GARJO
IV. KEADAAN UMUM
4.1. Keadaan Unit Usaha
4.1.1. Keadaan Lokasi
PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 berlokasi di Desa Kebo Ireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur. Lokasi ini sangat strategis karena lokasi tambak yang dekat dengan laut selatan sehingga relatif mudah untuk mendapatkan sumber air bersih dari pencemaran. Lokasinya berada di sebelah selatan Kota Tulungagung berjarak kurang lebih 35 km dari pusat Kabupaten Tulungagung
PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 ini berbatasan dengan :
Sebelah utara : Lahan pertanian dan perkebunan
Sebelah selatan : Laut samudra hindia
Sebelah timur : Bukit dan perkebunan
Sebelah barat : PT. KSE Unit SL 1 & 3
Gambar 15. Lokasi PT. KSE Unit Sumber Lancar 2
Sumber: Google Maps, 2019
Luas area tanah yang dimiliki PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 ±5 ha. Tanah seluas 4 ha digunakan untuk 15 petakan tambak, 2 petak tandon, serta petak kolam pengendapan. Lalu 0,25 ha lahan untuk didirikan bangunan kantor, mess karyawan, gudang pakan, rumah pompa, dan rumah genset. Serta 0,75 ha areal untuk jalan dan kawasan yang belum dimanfaatkan.
4.1.2. Sejarah Berdirinya Unit Usaha
PT. Koyo Segoro Endah didirikan pada tahun 2001. Diawali dengan kegiatan pembuatan petakan tambak beserta segala fasilitasnya. Setahun kemudian tepatnya pada tahun 2002, tambak PT. Koyo Segoro Endah sudah bisa dioperasikan untuk kegiatan budidaya pembesaran udang vannamei. Pada mulanya tambak milik PT. Koyo Segoro Endah hanya terdapat 1 unit (unit Tangkilan) yang terdapat 5 petakan saja dengan luas ± 1,5 ha. Seiring berkembangnya perusahaan, maka dilakukan perluasan dan penambahan petakan. Sekarang unit Tangkilan memiliki 12 petakan dengan luas lahan sekitar 5 ha.
Selain melakukan perluasan, PT. Koyo Segoro Endah pada tahun 2005 juga mendirikan unit baru, yakni unit Sumber Lancar. Unit Sumber Lancar ini juga dibangun secara bertahap, dimulai dari bagian A yang memiliki 8 petakan tambak, sampai sekarang sudah memiliki bagian A, B dan C yang totalnya terdapat 19 petakan tambak. Tidak berhenti sampai disitu, pada tahun 2013 perusahaan kembali mendirikan unit baru, yaitu Unit Sumber Lancar 2 yang letaknya memang tidak jauh dari lokasi Unit Sumber Lancar 1. Tidak seperti unit lainnya yang dibangun secara bertahap, Unit Sumber Lancar 2 ini dilakukan pembangunan secara besar – besaran membuat 15 petakan secara langsung. Penataan fasilitasnya juga sudah dianggap strategis dan tertata rapi. Unit Sumber Lancar 2 mulai beroperasi pada tahun 2014. Sampai saat ini, bulan Mei 2019 sudah melaksanakan 9 siklus budidaya dengan sukses dan sedang melaksanakan siklus yang kesepuluh. Tahun 2019 ini PT. Koyo Segoro Endah juga melanjutkan pembangunan pada Unit Sumber Lancar 3 dimana lokasi nya tidak jauh dari Unit Sumber Lancar 1. Saat ini Unit Sumber Lancar 3 sedang melaksanakan siklus pertamanya dengan jumlah 5 petakan.
Lahan yang dipakai dalam mendirikan usaha PT. Koyo Segoro Endah merupakan lahan milik pemerintah Kabupaten Tulungagung. PT. Koyo Segoro Endah bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Tulungagung dengan prinsip sewa pakai yaitu hak guna usaha selama 20 tahun.
4.1.3. Kegiatan Pokok Usaha
PT. Koyo Segoro Endah terdiri dari 4 unit, yaitu Unit Tangkilan, Unit Sumber Lancar 1, Unit Sumber Lancar 2 dan Unit Sumber Lancar 3. Sampai saat ini melakukan usaha di bidang pembesaran udang vannamei secara intensif. PT. Koyo Segoro Endah bekerja sama dengan PT. Central Proteina Prima dalam pendampingan kegiatan budidaya. PT. CP Prima menyediakan benur dan menyuplai pakan selama proses pembesaran udang vannamei. Dalam satu tahun, mampu melakukan 2 siklus pembesaran, dengan lama pemeliharaan per siklus sekitar 4 - 5 bulan. Hasil produksi dibeli oleh perusahaan cold storage, suplaiyer dan perusahaan lain yang bergerak di bidang pengolahan udang dari Semarang, Banyuwangi dan Pasuruan dengan harga yang berlaku sesuai dengan harga pasar
4.1.4. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja
Secara umum, PT. Koyo Segoro Endah dipimpin oleh General Manager yang membawahi Unit Tangkilan, Sumber Lancar 1, Unit Sumber Lancar 2 dan Sumber Lancar 3. Kemudian pada tiap unit juga terdapat manager area yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang ada di masing – masing unit. Manager area didampingi oleh seorang teknisi yang bertanggung jawab dalam kegiatan teknis budidaya pembesaran udang vannamei pada masing – masing unit. Jumlah total pegawai di PT. Koyo Segoro Endah berjumlah 34 karyawan. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi yang ada di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 dapat dilihat pada Gambar 10. Adapun struktur organisasi PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.2. Sarana dan Prasarana
Untuk mendukung dan memperlancar kegiatan budidaya udang vannamei diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh tambak PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 adalah sebagai berikut :
1. Petak Pembesaran
PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 memiliki 15 petakan untuk pembesaran udang vannamei dengan kedalaman 1,5 m. Untuk lebih jelasnya ukuran seluruh petakan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas Petakan
No
Uraian
Luas (m2)
Keterangan
1.
Petak 1
4368
Semi beton
2.
Petak 2
3868
Beton
3.
Petak 3
4638
Semi beton
4..
Petak 4
3617
Beton
5.
Petak 5
3597
Semi beton
6.
Petak 6
3598
Beton
7.
Petak 7
3368
Semi beton
8.
Petak 8
3998
Beton
9.
Petak 9
2658
Semi beton
10.
Petak 10
3807
Plastik HDPE
11.
Petak 11
2272
Beton
12.
Petak 12
1638
Beton
13.
Petak 13
1748
Beton
14.
Petak 14
2332
Beton
15.
Petak 15
3120
Beton
Sumber : Data Primer, 2019
Pada setiap petakan dilengkapi dengan inlet, outlet, caren, central drain, kincir, autofeeder, alat ukur ketinggian air, secchidisk, termometer, pipa spiral untuk menyipon, rakit, bak dan serok untuk pemberian pakan, timba dan gayung untuk pemberian probiotik dan bahan lainnya, anco dan serok klekap.
2. Petakan tandon
Petak tandon yang dimiliki oleh PT. KSE terdiri dari 2 macam petakan. Yang pertama adalah petakan tandon pengendapan, petakan pengendapan terdiri dari 3 petakan yang saling terhubung. Petakan pengendapan berfungsi untuk mengendapkan lumpur, pasir dan berbagai zat yang tersuspensi dalam air sehingga air laut yang digunakan sudah dalam keadaan bersih. Petakan pengendapan mempunyai luas total sekitar 4700 m2 dengan kedalaman 4 m. Petakan tandon yang kedua yakni tandon treatment. Disini air akan ditreatment dan disterilkan dengan kaporit sebelum digunakan untuk keperluan kegiatan budidaya udang vannamei. Tandon treatment juga dilengkapi kincir yang berguna untuk membantu pengadukan kaporit. PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 memiliki 2 tandon treatment dengan luas masing – masing sekitar 3500 m2 dengan kedalaman 2,5 m. Untuk lebih jelasnya petakan tandon pengendapan dan petakan tandon treatment dapat dilihat pada gambar.
3. Saluran Air
Saluran air terdiri saluran pemasukan dan saluran pembuangan. Saluran pemasukan dibuat dari beton dengan ukuran lebar 1 m. Saluran pemasukan dibuat memanjang disepanjang petakan dan disalurkan pada masing – masing petakan.
Gambar 16. Saluran Air
Sumber : Data Primer, 2019
Untuk saluran pengeluaran cenderung seperti kanal dengan lebar 4 m. Saluran pengeluaran dibuat lebih rendah dengan kedalaman 3 m. Saluran pengeluaran tidak langsung disalurkan ke laut, melainkan disalurkan ke saluran pengendapan yang berkelok–kelok agar kotoran yang ada pada air bisa mengendap sebelum dibuang ke laut.
4. Sumber Pembangkit Listrik Genset
Sumber energi listrik yang digunakan di PT. KSE unit Sumber Lancar 2 berasal dari listrik PLN. Listrik ini sudah mampu mencukupi seluruh kebutuhan listrik yang ada di Unit Sumber Lancar 2. PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 juga memiliki sumber listrik cadangan berupa genset saat terjadi permasalahan atau pemadaman listrik dari PLN. Terdapat 3 genset yang siaga sebagai sumber listrik cadangan dan 1 genset sebagai cadangan. Genset Perkins dengan daya 220 KVA. Genset Hino daya 313 KVA. Dan genset Mitsubishi dengan daya 200 KVA. Ketiga genset tersebut secara bersamaan menyuplai listrik yang diperlukan sehingga beban yang ditopang oleh masing – masing genset tidak terlalu berat.
Gambar 17. Sumber Pembangkit Listrik Genset
Sumber : Data Primer, 2019
5. Unit kincir
Gambar 18. Kincir Air
Sumber : Data Primer, 2019
Pada kegiatan budidaya udang vannamei secara intensif dengan padat tebar yang tinggi diperlukan kincir sebagai alat untuk menambah oksigen dalam air. Jenis kincir yang digunakan adalah jenis kincir listrik paddle wheel dengan rangkaian ganda. Jumlah keseluruhan kincir air yang dipakai untuk siklus periode IX sejumlah 176 unit kincir dengan penggerak motor listrik 1 dan 2 HP.
6. Pompa air
PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 memiliki 4 pompa air yang dimanfaatkan untuk menyalurkan air. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel 4.
Tabel 5. Jenis dan Fungsi Pompa Air
No
Jenis pompa
Jumlah
Ukuran
Fungsi
1.
Mitsubishi D16
1 Unit
12 dim
Untuk memompa air dari laut ke tandon
2.
Mesin engkel 35 PK
2 Unit
8 dim
Untuk memompa air dari tandon ke petakan
3.
Jet Pump 5 PK
2 Unit
1,5 dim
Untuk menyemprot dan membersihkan kincir
4.
Pompa Alcon 8 PK
1 Unit
3 dim
Untuk menyemprot dan membersihkan petakan
Sumber : Data Primer, 2019
7. Laboratorium
PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 memiliki laboratorium yang berperan dalammonitoring parameter kualitas air baik parameter fisika, kimia maupun biologi. Peralatan monitoring kualitas air yang dimiliki tergolong lengkap karena sudah mencakup hampir seluruh kebutuhan untuk monitoring kualitas air. Peralatan tersebut meliputi refractometer, pH meter, DO meter, termometer dan test kit water analysis. Terdapat juga beberapa peralatan pendukung lainnya seperti kulkas, mikroskop, haemocytometer, kompor listrik, tabung reaksi, meja, kursi, pipet, baskom, tempat sampel, gelas ukur, cawan petri, timbangan listrik, autoclaf, oven, rak, dan lain-lain.
8. Autofeeder
PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 menggunakan autofeeder dalam pemberian pakan saat DOC 36-panen, jumlah keseluruhan 24 unit autofeeder, setiap petakan terdapat 1-2 unit autofeeder menyesuaikan dengan luas petakan. Pemakaian autofeeder memiliki keuntungan dalam hal peningkatan efisiensi manajemen pemberian pakan.
9. Fasilitas Pendukung
Selain dari beberapa sarana dan prasarana, ada juga beberapa fasilitas yang berperan untuk mendukung kelancaran kegiatan budidaya pembesaran udang vannamei di PT. Koyo Segoro Endah Sumber Lancar 2 ini. Adapun fasilitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Sarana Prasarana Pendukung
No.
Uraian Fasilitas
Jumlah
Keterangan
1.
Kantor
1 Unit
Tempat metting
2.
Laboratorium
1 Unit
Untuk pengecekan parameter kualitas air
3.
Gudang pakan
1 Unit
Untuk menyimpan dan menimbang pakan serta penyimpanan bahan – bahan tambahan
4.
Mess
12 Unit
Tempat tinggal karyawan
5.
Ruang santai
1 Unit
Tempat santai dan istirahat
6.
Dapur
1 Unit
Tempat memasak
7.
Toilet
6 Unit
Kamar mandi dan WC
8.
Rumah pompa
1 Unit
Untuk menyimpan pompa
9
Gudang kaporit dan kaptan
1 Unit
Untuk menyimpan kaporit dan kaptan
10.
Bengkel
1 Unit
Tempat memperbaiki peralatan dan penyimpanan genset
11.
Gardu Listrik
1 Unit
Tempat Instalasi
12.
Tempat parkir
3 Unit
Tempat parkir kendaraan
13.
Tempat sortir
1 Unit
Untuk sortasi udang saat panen
14.
Pos jaga
1 Unit
Menjaga keamanan
15.
Musholla
1 Unit
Tempat beribadah
16.
Mobil
3 Unit
Transportasi
17.
Motor
4 Unit
Transportasi
18.
Bulldoser
1 Unit
Perbaikan Kontruksi
19.
Eskavator
1 Unit
Perbaikan Kontruksi
Sumber : Data Primer, 2019
4.3. Tata Letak Perusahaan
Lokasi unit pembesaran udang merupakan faktor yang sangat penting, karena membutuhkan sumber air yang bersih. Penataan tempat pengambilan air bersih, penataan petakan hingga penataan saluran pembuangan merupakan perencanaan yang harus dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan dari jalannya proses budidaya udang. Kontruksi bangunan harus menyesuaikan dengan lokasi dan jenis. Adapun lay out PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.1. Keadaan Unit Usaha
4.1.1. Keadaan Lokasi
PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 berlokasi di Desa Kebo Ireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur. Lokasi ini sangat strategis karena lokasi tambak yang dekat dengan laut selatan sehingga relatif mudah untuk mendapatkan sumber air bersih dari pencemaran. Lokasinya berada di sebelah selatan Kota Tulungagung berjarak kurang lebih 35 km dari pusat Kabupaten Tulungagung
PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 ini berbatasan dengan :
Sebelah utara : Lahan pertanian dan perkebunan
Sebelah selatan : Laut samudra hindia
Sebelah timur : Bukit dan perkebunan
Sebelah barat : PT. KSE Unit SL 1 & 3
Gambar 15. Lokasi PT. KSE Unit Sumber Lancar 2
Sumber: Google Maps, 2019
Luas area tanah yang dimiliki PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 ±5 ha. Tanah seluas 4 ha digunakan untuk 15 petakan tambak, 2 petak tandon, serta petak kolam pengendapan. Lalu 0,25 ha lahan untuk didirikan bangunan kantor, mess karyawan, gudang pakan, rumah pompa, dan rumah genset. Serta 0,75 ha areal untuk jalan dan kawasan yang belum dimanfaatkan.
4.1.2. Sejarah Berdirinya Unit Usaha
PT. Koyo Segoro Endah didirikan pada tahun 2001. Diawali dengan kegiatan pembuatan petakan tambak beserta segala fasilitasnya. Setahun kemudian tepatnya pada tahun 2002, tambak PT. Koyo Segoro Endah sudah bisa dioperasikan untuk kegiatan budidaya pembesaran udang vannamei. Pada mulanya tambak milik PT. Koyo Segoro Endah hanya terdapat 1 unit (unit Tangkilan) yang terdapat 5 petakan saja dengan luas ± 1,5 ha. Seiring berkembangnya perusahaan, maka dilakukan perluasan dan penambahan petakan. Sekarang unit Tangkilan memiliki 12 petakan dengan luas lahan sekitar 5 ha.
Selain melakukan perluasan, PT. Koyo Segoro Endah pada tahun 2005 juga mendirikan unit baru, yakni unit Sumber Lancar. Unit Sumber Lancar ini juga dibangun secara bertahap, dimulai dari bagian A yang memiliki 8 petakan tambak, sampai sekarang sudah memiliki bagian A, B dan C yang totalnya terdapat 19 petakan tambak. Tidak berhenti sampai disitu, pada tahun 2013 perusahaan kembali mendirikan unit baru, yaitu Unit Sumber Lancar 2 yang letaknya memang tidak jauh dari lokasi Unit Sumber Lancar 1. Tidak seperti unit lainnya yang dibangun secara bertahap, Unit Sumber Lancar 2 ini dilakukan pembangunan secara besar – besaran membuat 15 petakan secara langsung. Penataan fasilitasnya juga sudah dianggap strategis dan tertata rapi. Unit Sumber Lancar 2 mulai beroperasi pada tahun 2014. Sampai saat ini, bulan Mei 2019 sudah melaksanakan 9 siklus budidaya dengan sukses dan sedang melaksanakan siklus yang kesepuluh. Tahun 2019 ini PT. Koyo Segoro Endah juga melanjutkan pembangunan pada Unit Sumber Lancar 3 dimana lokasi nya tidak jauh dari Unit Sumber Lancar 1. Saat ini Unit Sumber Lancar 3 sedang melaksanakan siklus pertamanya dengan jumlah 5 petakan.
Lahan yang dipakai dalam mendirikan usaha PT. Koyo Segoro Endah merupakan lahan milik pemerintah Kabupaten Tulungagung. PT. Koyo Segoro Endah bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Tulungagung dengan prinsip sewa pakai yaitu hak guna usaha selama 20 tahun.
4.1.3. Kegiatan Pokok Usaha
PT. Koyo Segoro Endah terdiri dari 4 unit, yaitu Unit Tangkilan, Unit Sumber Lancar 1, Unit Sumber Lancar 2 dan Unit Sumber Lancar 3. Sampai saat ini melakukan usaha di bidang pembesaran udang vannamei secara intensif. PT. Koyo Segoro Endah bekerja sama dengan PT. Central Proteina Prima dalam pendampingan kegiatan budidaya. PT. CP Prima menyediakan benur dan menyuplai pakan selama proses pembesaran udang vannamei. Dalam satu tahun, mampu melakukan 2 siklus pembesaran, dengan lama pemeliharaan per siklus sekitar 4 - 5 bulan. Hasil produksi dibeli oleh perusahaan cold storage, suplaiyer dan perusahaan lain yang bergerak di bidang pengolahan udang dari Semarang, Banyuwangi dan Pasuruan dengan harga yang berlaku sesuai dengan harga pasar
4.1.4. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja
Secara umum, PT. Koyo Segoro Endah dipimpin oleh General Manager yang membawahi Unit Tangkilan, Sumber Lancar 1, Unit Sumber Lancar 2 dan Sumber Lancar 3. Kemudian pada tiap unit juga terdapat manager area yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang ada di masing – masing unit. Manager area didampingi oleh seorang teknisi yang bertanggung jawab dalam kegiatan teknis budidaya pembesaran udang vannamei pada masing – masing unit. Jumlah total pegawai di PT. Koyo Segoro Endah berjumlah 34 karyawan. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi yang ada di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 dapat dilihat pada Gambar 10. Adapun struktur organisasi PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.2. Sarana dan Prasarana
Untuk mendukung dan memperlancar kegiatan budidaya udang vannamei diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh tambak PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 adalah sebagai berikut :
1. Petak Pembesaran
PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 memiliki 15 petakan untuk pembesaran udang vannamei dengan kedalaman 1,5 m. Untuk lebih jelasnya ukuran seluruh petakan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas Petakan
No
Uraian
Luas (m2)
Keterangan
1.
Petak 1
4368
Semi beton
2.
Petak 2
3868
Beton
3.
Petak 3
4638
Semi beton
4..
Petak 4
3617
Beton
5.
Petak 5
3597
Semi beton
6.
Petak 6
3598
Beton
7.
Petak 7
3368
Semi beton
8.
Petak 8
3998
Beton
9.
Petak 9
2658
Semi beton
10.
Petak 10
3807
Plastik HDPE
11.
Petak 11
2272
Beton
12.
Petak 12
1638
Beton
13.
Petak 13
1748
Beton
14.
Petak 14
2332
Beton
15.
Petak 15
3120
Beton
Sumber : Data Primer, 2019
Pada setiap petakan dilengkapi dengan inlet, outlet, caren, central drain, kincir, autofeeder, alat ukur ketinggian air, secchidisk, termometer, pipa spiral untuk menyipon, rakit, bak dan serok untuk pemberian pakan, timba dan gayung untuk pemberian probiotik dan bahan lainnya, anco dan serok klekap.
2. Petakan tandon
Petak tandon yang dimiliki oleh PT. KSE terdiri dari 2 macam petakan. Yang pertama adalah petakan tandon pengendapan, petakan pengendapan terdiri dari 3 petakan yang saling terhubung. Petakan pengendapan berfungsi untuk mengendapkan lumpur, pasir dan berbagai zat yang tersuspensi dalam air sehingga air laut yang digunakan sudah dalam keadaan bersih. Petakan pengendapan mempunyai luas total sekitar 4700 m2 dengan kedalaman 4 m. Petakan tandon yang kedua yakni tandon treatment. Disini air akan ditreatment dan disterilkan dengan kaporit sebelum digunakan untuk keperluan kegiatan budidaya udang vannamei. Tandon treatment juga dilengkapi kincir yang berguna untuk membantu pengadukan kaporit. PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 memiliki 2 tandon treatment dengan luas masing – masing sekitar 3500 m2 dengan kedalaman 2,5 m. Untuk lebih jelasnya petakan tandon pengendapan dan petakan tandon treatment dapat dilihat pada gambar.
3. Saluran Air
Saluran air terdiri saluran pemasukan dan saluran pembuangan. Saluran pemasukan dibuat dari beton dengan ukuran lebar 1 m. Saluran pemasukan dibuat memanjang disepanjang petakan dan disalurkan pada masing – masing petakan.
Gambar 16. Saluran Air
Sumber : Data Primer, 2019
Untuk saluran pengeluaran cenderung seperti kanal dengan lebar 4 m. Saluran pengeluaran dibuat lebih rendah dengan kedalaman 3 m. Saluran pengeluaran tidak langsung disalurkan ke laut, melainkan disalurkan ke saluran pengendapan yang berkelok–kelok agar kotoran yang ada pada air bisa mengendap sebelum dibuang ke laut.
4. Sumber Pembangkit Listrik Genset
Sumber energi listrik yang digunakan di PT. KSE unit Sumber Lancar 2 berasal dari listrik PLN. Listrik ini sudah mampu mencukupi seluruh kebutuhan listrik yang ada di Unit Sumber Lancar 2. PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 juga memiliki sumber listrik cadangan berupa genset saat terjadi permasalahan atau pemadaman listrik dari PLN. Terdapat 3 genset yang siaga sebagai sumber listrik cadangan dan 1 genset sebagai cadangan. Genset Perkins dengan daya 220 KVA. Genset Hino daya 313 KVA. Dan genset Mitsubishi dengan daya 200 KVA. Ketiga genset tersebut secara bersamaan menyuplai listrik yang diperlukan sehingga beban yang ditopang oleh masing – masing genset tidak terlalu berat.
Gambar 17. Sumber Pembangkit Listrik Genset
Sumber : Data Primer, 2019
5. Unit kincir
Gambar 18. Kincir Air
Sumber : Data Primer, 2019
Pada kegiatan budidaya udang vannamei secara intensif dengan padat tebar yang tinggi diperlukan kincir sebagai alat untuk menambah oksigen dalam air. Jenis kincir yang digunakan adalah jenis kincir listrik paddle wheel dengan rangkaian ganda. Jumlah keseluruhan kincir air yang dipakai untuk siklus periode IX sejumlah 176 unit kincir dengan penggerak motor listrik 1 dan 2 HP.
6. Pompa air
PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 memiliki 4 pompa air yang dimanfaatkan untuk menyalurkan air. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel 4.
Tabel 5. Jenis dan Fungsi Pompa Air
No
Jenis pompa
Jumlah
Ukuran
Fungsi
1.
Mitsubishi D16
1 Unit
12 dim
Untuk memompa air dari laut ke tandon
2.
Mesin engkel 35 PK
2 Unit
8 dim
Untuk memompa air dari tandon ke petakan
3.
Jet Pump 5 PK
2 Unit
1,5 dim
Untuk menyemprot dan membersihkan kincir
4.
Pompa Alcon 8 PK
1 Unit
3 dim
Untuk menyemprot dan membersihkan petakan
Sumber : Data Primer, 2019
7. Laboratorium
PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 memiliki laboratorium yang berperan dalammonitoring parameter kualitas air baik parameter fisika, kimia maupun biologi. Peralatan monitoring kualitas air yang dimiliki tergolong lengkap karena sudah mencakup hampir seluruh kebutuhan untuk monitoring kualitas air. Peralatan tersebut meliputi refractometer, pH meter, DO meter, termometer dan test kit water analysis. Terdapat juga beberapa peralatan pendukung lainnya seperti kulkas, mikroskop, haemocytometer, kompor listrik, tabung reaksi, meja, kursi, pipet, baskom, tempat sampel, gelas ukur, cawan petri, timbangan listrik, autoclaf, oven, rak, dan lain-lain.
8. Autofeeder
PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 menggunakan autofeeder dalam pemberian pakan saat DOC 36-panen, jumlah keseluruhan 24 unit autofeeder, setiap petakan terdapat 1-2 unit autofeeder menyesuaikan dengan luas petakan. Pemakaian autofeeder memiliki keuntungan dalam hal peningkatan efisiensi manajemen pemberian pakan.
9. Fasilitas Pendukung
Selain dari beberapa sarana dan prasarana, ada juga beberapa fasilitas yang berperan untuk mendukung kelancaran kegiatan budidaya pembesaran udang vannamei di PT. Koyo Segoro Endah Sumber Lancar 2 ini. Adapun fasilitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Sarana Prasarana Pendukung
No.
Uraian Fasilitas
Jumlah
Keterangan
1.
Kantor
1 Unit
Tempat metting
2.
Laboratorium
1 Unit
Untuk pengecekan parameter kualitas air
3.
Gudang pakan
1 Unit
Untuk menyimpan dan menimbang pakan serta penyimpanan bahan – bahan tambahan
4.
Mess
12 Unit
Tempat tinggal karyawan
5.
Ruang santai
1 Unit
Tempat santai dan istirahat
6.
Dapur
1 Unit
Tempat memasak
7.
Toilet
6 Unit
Kamar mandi dan WC
8.
Rumah pompa
1 Unit
Untuk menyimpan pompa
9
Gudang kaporit dan kaptan
1 Unit
Untuk menyimpan kaporit dan kaptan
10.
Bengkel
1 Unit
Tempat memperbaiki peralatan dan penyimpanan genset
11.
Gardu Listrik
1 Unit
Tempat Instalasi
12.
Tempat parkir
3 Unit
Tempat parkir kendaraan
13.
Tempat sortir
1 Unit
Untuk sortasi udang saat panen
14.
Pos jaga
1 Unit
Menjaga keamanan
15.
Musholla
1 Unit
Tempat beribadah
16.
Mobil
3 Unit
Transportasi
17.
Motor
4 Unit
Transportasi
18.
Bulldoser
1 Unit
Perbaikan Kontruksi
19.
Eskavator
1 Unit
Perbaikan Kontruksi
Sumber : Data Primer, 2019
4.3. Tata Letak Perusahaan
Lokasi unit pembesaran udang merupakan faktor yang sangat penting, karena membutuhkan sumber air yang bersih. Penataan tempat pengambilan air bersih, penataan petakan hingga penataan saluran pembuangan merupakan perencanaan yang harus dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan dari jalannya proses budidaya udang. Kontruksi bangunan harus menyesuaikan dengan lokasi dan jenis. Adapun lay out PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 dapat dilihat pada Lampiran 3.
BAB III METODOLOGI KARYA ILMIAH PRAKTEK AKHIR ALDI KENEDI - BALOON GARJO
III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 Desa Kebo Ireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur mulai tanggal 4 Maret sampai 24 Mei 2019.
3.2. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah metode survey. Menurut Nazir (1998), metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual serta memaparkan tentang obyeknya menginterprestasikan dan membandingkan dengan ukuran standar yang sudah ditentukan.
Sedangkan untuk memperoleh keterampilan dilapangan digunakan sistem magang. Magang adalah suatu metode belajar dalam bentuk praktek secara langsung yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman kerja (Subagyo, 1991).
3.3. Sumber Data
Dalam Praktek Kerja Lapang ini, sumber data yang digunakan dalam menyusun Karya Ilmiah Praktek Akhir ini adalah sumber data primer dan sekunder. Menurut Subagyo (1991), pengertian data primer dan data sekunder adalah:
Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan disalurkan secara langsung dari obyek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan. Adapun data yang diamati secara langsung yaitu instalasi pembangkit tenaga listrik genset, komponen instalasi dan cara kerja, mesin diesel penggerak genset, penghitungan daya, cara pemasangan genset serta komponen pendukungnya, pengoperasian genset, serta perawatan komponen instalasi maupun mesin genset.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subyek yang diamati dengan cara mencari literatur yang berkaitan dengan pokok bahasan antara lain tentang instalasi pembangkit tenaga listrik genset pada kegiatan budidaya perikanan, k3 pada pengoperasian genset tenaga diesel, keadaan umum lokasi, serta keadaan unit usaha budidaya udang vannamei.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara observasi dan wawancara. Menurut Narbuko dan Achmadi (2001):
Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati serta mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diamati. Pengamatan meliputi berbagai hal yang dilakukan seperti pengoperasian genset tenaga diesel pada budidaya udang vannamei serta pengamatan jalur distribusi pada masing-masing genset, dan pengamatan komponen instalasi pembangkit tenaga listrik genset, pemakaian daya genset, pengamatan cara kerja masing-masing komponen instalasi genset.
Interview atau Wawancara
Interview atau wawancara adalah proses tanya jawab yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih untuk mendapat infomasi secara langsung. Data yang diambil dengan wawancara menggunakan perangkat bantu berupa daftar pertanyaan (kuisioner).
3.5. Pengolahan dan Analisa Data
3.5.1. Pengolahan Data
Subagyo (1991), setelah data primer dan data sekunder terkumpul kemudian data tersebut diolah dengan cara:
Editing
Editing adalah kegiatan mengecek, memeriksa dan mengoreksi data yang telah terkumpul.
Tabulating
Tabulating adalah menyusun data ke dalam bentuk tabel agar mudah dimengerti.
Analizing
Analizing adalah menganalisa data yang sudah terkumpul sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penggunaan analisis deskriptif bertujuan agar menyajikan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa memberikan perlakuan apapun, sehingga dapat dengan mudah mengambil kesimpulan.
Metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai suatu objek.
3.5.2. Analisa Data
Analisa yang digunakan bertujuan untuk mengetahui instalasi pembangkit listrik tenaga genset.
Adapun data Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik Genset yang akan di analisa meliputi :
1. Mesin Diesel
Gerak mekanis mesin diesel yang dihubungkan pada poros generator yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik.
2. Komponen Instalasi Genset
Penggunaan komponen instalasi yang sesuai pemakaian yang dapat menjamin keselamatan dan keamanan.
3. Pengitungan Daya
Penggunaan daya genset yang sesuai dengan daya pemakaian yang dibutuhkan untuk produktivitas.
4. Penjurnalan
Penjurnalan dilakukan untuk mengetahui lama operasi mesin genset, bahan bakar yang digunakan, ataupun perawatan mesin.
3.6. Jadwal Kegiatan Praktek
Jadwal kegiatan Kerja Praktek Akhir Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Generator Set (Genset) di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 Desa Kebo Ireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur tersusun pada jadwal lampiran
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 Desa Kebo Ireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur mulai tanggal 4 Maret sampai 24 Mei 2019.
3.2. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah metode survey. Menurut Nazir (1998), metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual serta memaparkan tentang obyeknya menginterprestasikan dan membandingkan dengan ukuran standar yang sudah ditentukan.
Sedangkan untuk memperoleh keterampilan dilapangan digunakan sistem magang. Magang adalah suatu metode belajar dalam bentuk praktek secara langsung yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman kerja (Subagyo, 1991).
3.3. Sumber Data
Dalam Praktek Kerja Lapang ini, sumber data yang digunakan dalam menyusun Karya Ilmiah Praktek Akhir ini adalah sumber data primer dan sekunder. Menurut Subagyo (1991), pengertian data primer dan data sekunder adalah:
Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan disalurkan secara langsung dari obyek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan. Adapun data yang diamati secara langsung yaitu instalasi pembangkit tenaga listrik genset, komponen instalasi dan cara kerja, mesin diesel penggerak genset, penghitungan daya, cara pemasangan genset serta komponen pendukungnya, pengoperasian genset, serta perawatan komponen instalasi maupun mesin genset.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subyek yang diamati dengan cara mencari literatur yang berkaitan dengan pokok bahasan antara lain tentang instalasi pembangkit tenaga listrik genset pada kegiatan budidaya perikanan, k3 pada pengoperasian genset tenaga diesel, keadaan umum lokasi, serta keadaan unit usaha budidaya udang vannamei.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara observasi dan wawancara. Menurut Narbuko dan Achmadi (2001):
Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati serta mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diamati. Pengamatan meliputi berbagai hal yang dilakukan seperti pengoperasian genset tenaga diesel pada budidaya udang vannamei serta pengamatan jalur distribusi pada masing-masing genset, dan pengamatan komponen instalasi pembangkit tenaga listrik genset, pemakaian daya genset, pengamatan cara kerja masing-masing komponen instalasi genset.
Interview atau Wawancara
Interview atau wawancara adalah proses tanya jawab yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih untuk mendapat infomasi secara langsung. Data yang diambil dengan wawancara menggunakan perangkat bantu berupa daftar pertanyaan (kuisioner).
3.5. Pengolahan dan Analisa Data
3.5.1. Pengolahan Data
Subagyo (1991), setelah data primer dan data sekunder terkumpul kemudian data tersebut diolah dengan cara:
Editing
Editing adalah kegiatan mengecek, memeriksa dan mengoreksi data yang telah terkumpul.
Tabulating
Tabulating adalah menyusun data ke dalam bentuk tabel agar mudah dimengerti.
Analizing
Analizing adalah menganalisa data yang sudah terkumpul sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penggunaan analisis deskriptif bertujuan agar menyajikan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa memberikan perlakuan apapun, sehingga dapat dengan mudah mengambil kesimpulan.
Metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai suatu objek.
3.5.2. Analisa Data
Analisa yang digunakan bertujuan untuk mengetahui instalasi pembangkit listrik tenaga genset.
Adapun data Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik Genset yang akan di analisa meliputi :
1. Mesin Diesel
Gerak mekanis mesin diesel yang dihubungkan pada poros generator yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik.
2. Komponen Instalasi Genset
Penggunaan komponen instalasi yang sesuai pemakaian yang dapat menjamin keselamatan dan keamanan.
3. Pengitungan Daya
Penggunaan daya genset yang sesuai dengan daya pemakaian yang dibutuhkan untuk produktivitas.
4. Penjurnalan
Penjurnalan dilakukan untuk mengetahui lama operasi mesin genset, bahan bakar yang digunakan, ataupun perawatan mesin.
3.6. Jadwal Kegiatan Praktek
Jadwal kegiatan Kerja Praktek Akhir Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Generator Set (Genset) di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 Desa Kebo Ireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur tersusun pada jadwal lampiran
Subscribe to:
Posts (Atom)
DAFTAR PUSTAKA KARYA ILMIAH PRAKTEK AKHIR ALDI KENEDI - BALOON GARJO
DAFTAR PUSTAKA Amri dan Kanna. 2008. Budidaya Udang Vannamei Secara Intensif, Semi Intensif, dan Tradisional. Gramedia Pustaka. Jakarta A...
-
Kehidupan Agama Kerajaan Mataram Kuno Kerajaan Medang periode jawa tengah atau dikenal dengan kerajaan Mataram kuno ,sebuah kerajaan berc...
-
PENGOPERASIAN MESIN GENSET TENAGA DIESEL PADA UDANG VANNAMEI ( Litopenaeus Vannamei ) di PT. SIDOJOYO GROUP KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPAT...
-
Klasifikasi Klasifikasi udang putih atau Udang Vaname menurut (Effendie, 1997) adalah sebagai berikut : Kingdom ` : Animalia Sub Kingdom...