Friday, August 2, 2019

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG 2 - ALDI KENEDI - BALOON GARJO

II. TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Udang Vannamei

Klasifikasi
  Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) termasuk golongan omnivora atau pemakan segala. Beberapa sumber pakan udang antara lain udang kecil (rebon), fitoplankton, copepoda, polychaeta, larva kerang dan lumut. Sifat-sifat Penting udang vannamei antara lain yaitu aktif pada kondisi gelap (nokturnal), dapat hidup pada kisaran salinitas lebar (euryhaline), suka memangsa sesama jenis (kanibal), tipe pemakan lambat, tetapi terus-menerus (continous feeder), menyukai hidup di dasar (bentik) dan mencari makan lewat organ sensor (chemoreceptor).
Kingdom `             : Animalia Sub Kingdom        : Metazoa Filum                     : Arthropoda Subfilum                : Crustacea Kelas                     : Malacostraca Subkelas               : Eumalacostraca Superordo             : Eucarida Ordo                      : Decapoda Subordo                : Dendrobrachiata Famili                    : Penaeidae Genus                   : Litopenaeus Spesies                 : Litopenaeus vannamei



  Morfologi




Gambar 1. Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
Sumber Data : Sekunder 
Umumnya tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas dibagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing. Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau carapace bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum (Kordi,. 2007).
  Menurut Haliman dan Adijaya (2004) udang putih memiliki tubuh berbuku-buku dan aktivitas berganti kulit luar (eksoskeleton) secara periodik (moulting) Pada bagian kepala udang putih terdiri dari antena antenula dan 3 pasang maxilliped. Kepala udang putih juga dilengkapi dengan 3 pasang maxilliped dan 5 pasang kaki berjalan (periopoda). Maxilliped sudah mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai organ untuk makan. Pada ujung peripoda beruas-ruas yang berbentuk capit (dactylus) ada pada kaki ke-1, ke-2, dan ke-3. Abdomen terdiri dari 6 ruas pada bagian abdomen terdapat 5 pasang (pleopoda) kaki renang dan sepasang uropods (ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson. Udang juga mengalami moulting pada saat bulan purnama atau bulan mati (moulting secara normal) dan moulting pada saat mengalami stes yang diakibatkan oleh lingkungan dan penyakit (Suyanto dan Mujiman, 2003).

Siklus Hidup
  Udang biasa kawin di daerah lepas pantai yang dangkal. Proses kawin udang meliputi pemindahan spermatophore dari udang jantan ke udang betina. Peneluran bertempat pada daerah lepas pantai yang lebih dalam. Telur-telur dikeluarkan dan difertilisasi secara eksternal di dalam air. Seekor udang betina mampu menghasilkan setengah sampai satu juta telur setiap bertelur. Dalam waktu 13-14 jam, telur kecil tersebut berkembang menjadi larva berukuran mikroskopik yang disebut nauplii/nauplius (Perry, 2008).
  Perilaku kawin pada Penaeus vannamei pada tangki maturasi dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti temperatur air, kedalaman, intensitas cahaya, fotoperiodisme, dan beberapa faktor biologis seperti densitas aerial dan rasio kelamin (Yano et al., 1988). Menurut Dunham (1978), bahwa adanya perilaku kawin pada krustasea disebabkan adanya feromon. Udang jantan hanya akan kawin dengan udang betina yang memiliki ovarium yang sudah matang. Kontak antena yang dilakukan oleh udang jantan pada udang betina dimaksudkan untuk pengenalan reseptor seksual pada udang (Burkenroad, 1974). Proses kawin alami pada kebanyakan udang biasanya terjadi pada waktu malam hari (Berry, 1970). Tetapi, udang Penaeus vannamei paling aktif kawin pada saat matahari tenggelam. Spesies Penaeus vannamei memiliki tipe thelycum tertutup sehingga udang tersebut kawin saat udang betina pada tahap intermolt atau setelah maturasi ovarium selesai, dan udang akan bertelur dalam satu atau dua jam setelah kawin (Wyban et al., 2005).

Teknik Budidaya Udang Vannamei Secara Semi Intensif
Persiapan Tambak
  Menurut. Adiwidjaya, Triyono, Herman, Supramono dan Subiyanto. (2005) Dalam usaha pembesaran udang vannamei, perlu dilakukan persiapan kolam yang akan digunakan dalam pembesaran udang vannamei. Dalam persiapan kolam, dilakukan pengolahan media tanah sebagai syarat pengkondisian lingkungan yang cocok untuk kelangsungan hidup udang. Kegiatan persiapan kolam antara lain :
1.  Pengeringan tanah
  Pada pembesaran udang vannamei, dilakukan penyemprotan air ke tanah guna membersihkan lumpur. Tanah sebagai dasar pada persiapan satu kali siklus dibiarkan dalam kondisi terjemur matahari. Dalam pengeringan ini, bertujuan untuk membunuh sisa-sisa bakteri pembusuk, sisa kotoran dan pakan pada siklus sebelumnya, menghilangkan air-air yang tergenang yangmengandung gas-gas beracun dan sisa plankton. Pengeringan dasar tambak dilakukan selama ± 1 bulan sesuai dengan terik matahari hingga tanah menjadi kering. Diharapkan, setelah dilakukan pengeringan tanah tambak, sinar UV yang ada pada sinar matahari dapat membunuh bakteri pembusuk, menaikkan pH tanah, serta memudahkan dalam renovasi kolam agar tidak licin dan berlumpur. 
2.  Penyesetan 
  Setelah proses pengeringan dasar tambak, dilakukan penyesetan dasar tambak dengan menggunakan traktor jika dasar tambak berlumpur dan tidak rata sedangkan untuk dasar tambak yang tidar berlumpur cukup dengan cara mencangkul saja. Fungsi dari penggunaan traktor dalam proses penyesetan yaitu untuk mengangkat lumpur pada dasar tambak dan meratakannya. Selain itu, beberapa perbaikan dilakukan di beberapa bagian tambak seperti tanggul, parit air, pintu air, menggali saluran pembuangan air, serta memperbaiki alat-alat yang akan digunakan dalam budidaya udang seperti kincir air, pompa dan alat operasional lainnya. 
3.  Pengapuran
  Pengapuran dilakukan setelah dilakukan pengeringan tanah dasar dan penyesetan. Pemberian kapur ini bertujuan untuk menaikkan pH tanah dan mempertahankannya dalam kondisi yang stabil. Selain itu, diharapkan, setelah pemberian kapur tanah dasar menjadi subur, reaksi kimia yang terjadi didasar tanah menjadi baik, gas-gas beracun dapat terikat secara kimiawi. Pada umumnya, kapur yang digunakan dalam pengapuran untuk persiapan tambak adalah kapur kaptan dan dolomite yang mengandung unsur magnesium dengan dosis 20 ppm.
  Menurut Amri (2008), kapur digunakan untuk meningkatkan kapasitas penyangga air dan menaikkan pH. Beberapa jenis kapur yang biasa digunakan yaitu kapur pertanian/kaptan (CaCO3), kapur mati (Ca(OH2)), dan dolomit (CaMg(CO)3). Dari ketiga jenis kapur tersebut, yang sering digunakan  pembudidaya di lapang adalah kaptan (CaCO3). Pengapuran dilakukan pada saat tanah benar-benar kering dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman (pH) dan tekstur tanah. Kapur tersebut disebar secara merata di seluruh permukaan tanah dasar tambak kemudian dibiarkan selama 2-3 hari. Setelah itu di aliri dengan air yang telah mengalami proses penyaringan. Dan dipasangi kincir.  
  Kolam yang digunakan dalam budidaya udang vannamei (litopaneaus vannamei) adalah pola intensif yaitu kolam yang dilengkapi pompa air, kincir, pakan 100% pelet dan tingkat penebaran yang tinggi. Jumlah kolam yang ada 11 petak, masing masing petak berukuran 4500m2,.
  Kedalamam kolam budidaya udang vannamei rata-rata 2,5 meter, ketinggian air dari dasar kolam 1,5 - 2 meter, setiap kolam memiliki 1 Center line yang berguna untuk menyedot lumpur, 8 jembatan piling serta 4-5 anco untuk mengecek kondisi udang. Setiap kolam mempunyai saluran pengisian dan pemasukan yang terpisah untuk keperluan penggantian, penyiapan kolam sebelum penebaran benih, sirkulasi air dan pemanenan.

Penebaran Benur
  Benur merupakan bibit udang yang siap ditebar untuk usaha pembesaran. Jenis benur sangat menentukan kualitas dari benur seperti ketahanan terhadap penyakit dan virus. Pada Usaha pembesaran, benur yang digunakan diperoleh dari CP. Prima dan Japfa Comfeed. Digunakan benur SPF (spesies pathogen free) yang artinya yang terbebas dari virus dan bakteri. Sehingga kelangsungan hidup bisa dijaga tanpa adanya gangguan.
  Menurut Amir. (2008) Benur yang baik selalu masih cerah warnanya dan langsing, padat berisi, tidak bengkok kusam. Diciduk dengan gayung bersama airnya dan dituang ketempat lain, selalu berusaha menempel didasar gayung, tidak mau hanyut begitu saja. Sungutnya jelas kembang kempis. Kalau sungut ini sudah tidak rapat lagi, tapi membentuk huruf V, itu tanda benur sudah payah. Sebaiknya tidak dibeli.
  Penebaran benur vannamei harus segera dilakukan setelah petakan tambak siap untuk pemeliharaan. Waktu penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 08.00 atau pada malam hari atau pada saat kondisi cuaca teduh. Karena pada waktu tersebut kondisi fluktuasi suhu tidak mencolok, parameter air yang lain seperti pH, salinitas tidak banyak berubah. Kondisi lingkungan demikian mengurangi tingkat stress pada benih yang akan ditebar.
  Aklimatisasi benur dimaksudkan untuk mencegah tingginya tingkat kematian (mortalitas) benur pada saat dan setelah penebaran. Aklimatisasi benur dilakukan dengan cara menempatkan kantong yang berisi benur pada permukaan selama ±15-30 menit. Setelah itu tali pengikat kantong satu per satu kemudian dibuka dan memasukkan air tambak sedikit demi sedikit ke dalam kantong benur tersebut sampai parameter kualitas air tambak relatif sama atau mendekati parameter kualitas air pada kantong. Hal ini ditandai dengan keluarnya benur dengan sendirinya saat kantong dimiringkan. 

Pergantian Air Tambak
  Kualitas air di dalam kolam dan tambak juga sangat tergantung pada kualitas air sumber, berupa air sungai, danau, waduk, kawasan pesisir, dan sebagainya. Bila tambak mendapat air sumber yang bermutu rendah, maka semakin cepat mengalami penurunan / drop, kecuali air tersebut di treatment terlebih dahulu sebelum dialirkan ke kolam maupun tambak.
Dalam budidaya udang vannamei di tambak, air sumber (air yang digunakan untuk usaha budidaya) adalah air laut di kawasan pesisir dan estuarin yang disedot oleh motor bensin penggerak pompa air yang dimana di pesisir tersebur dibuat sumur paralon agar dapat menghasilkan air asin. Dan untuk air tawar, sumur dibuat di dekat tambak dan disedot oleh motor bensin penggerak pompa air untuk mengisi kolam tambak pada budidaya udang vannamei.
Tambak udang semi intensif memelukan kolam agak dalam. Hal ini dimaksudkan agar lingkungan air tempat hidup udang tersebut kondisinya stabil, dalam arti suhu air tidak mengalami fluktuasi yang besar dari waktu ke waktu. Suhu yang stabil hanya dapat diperoleh dengan menciptakan kolam air yang agak dalam sekitar 100-120 cm. Selain itu tambak udang semi intensif memerlukan pergantian air dalam jumlah sedang sesering mungkin untuk mengantisipasi tinginya sekresi serta ekskresi dari penebaran udang yang kepadatan sedang. (Amir dan Kanna ,2008).
Pergantian air sedapat mungkin dilakukan disela-sela waktu antara dua pemberian pakan kepada udang, pada waktu malam. Penggantian air ini perlu menunggu dulu sampai air pasang laut sudah cukup tinggi. Kapan saat itu tiba, dapat diperkirakan berdasarkan data dalam pasang surut, terbitan Hidro Oceanografi. Penggantian air ini harus diawasi dengan ketat agar tinggi air ditiap petakan dapat tetap. (Soeseno,1983).

Pemeliharaan
  Air yang merupakan media hidup bagi udang vannamei, memiliki peran yang sangat vital karena akan menentukan kelangsungan hidup udang yang akan dibudidayakan karena makhluk hidup memiliki ambang toleransi terhadap beberapa zat-zat sebagai kebutuhan hidup. Ada beberapa parameter yang selalu dijaga dan dikontrol dalam pelaksanaan pembesaran (Amir,2008), diantaranya ;
1.  Salinitas
Pada umumnya budidaya udang vannamei, air yang digunakan dalam tambak adalah air payau, yaitu campuran air laut dan air tawar pada perbandingan tertentu. Secara ilmiah salinitas didefinisikan sebagai total padatan dalam air setelah semua karbonat, dan semua nyawa organi dioksidasi, bromide dan iodide dianggap sebagai klorida. Besarnya salinitas dinyatakan dalam permil dan ada juga yang menyebutkan dalam gram per kilogram (ppt).
  Untuk mengukur salinitas air tambak secara praktis dapat digunakan refraktometer ataupun salinometer. Dibanding udang jenis lain, udang vannamei menyukai air media  budidaya dengan salinitas atau kadar garam lebih rendah, yaitu berkisar antara 10-35 permil. (Amir dan Kanna, 2008)
2.  Oksigen
  Oksigen pada air, yang sering disebut dissolved oksigen adalah oksigen terlarut dalam air yang sangat dibutuhkan biota perairan. Kuantitas DO dijaga dengan pemberian kincir dengan jumlah mengikuti jumlah tebaran benur yang ditebar. Hal ini dilakukan karena, akan menentukan seberapa besar jumlah kebutuhan oksigen terlarut. Parameter ini dijaga hingga diatas 4 ppm, karena pada kondisi dibawah angka itu, udang sudah tidah dapat lagi bertoleransi yang bisa mengakibatkan kematian. (Amir dan Kanna, 2008)
  Menurut Herman dan Aris (2005) Menjelaskan bahwa, kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi manusia. Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dalam jumlah cukup. Kebutuhan oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu, dan bervariasi antar organisme.
3.  pH air
  Pada pembesaran udang vannamei, parameter pH dilakukan pengecekan setiap hari di pagi hari dan sore hari dengan menggunakan pH meter. Nilai pH yang normal untuk tambak udang berkisar antara 6  9. Nilai pH diatas 10 dapat mematikan udang. Sedangkan pH dibawah 5 mengakibatkan pertumbuhan udang menjadi lambat. Khusus untuk udang vannamei, kisaran pH yang optimum adalah 7,5  8,5. Untungnya guncangan pH air di tambak tidak begitu mengkhawatirkan karena air laut mempunyai daya penyangga yang cukup kuat. 4.  Sampling
  Sampling untuk mengetahui biomassa udang dapat dilakukan ketika udang telah berumur 40 hari. Alat yang disarankan untuk sampling adalah jala tebar dengan ukuran mess size disesuaikan dengan besar udang. Waktu sampling  pada pagi atau sore hari, agar udang tidak mengalami tingkat stress yang tinggi, penentuan titik sampling disesuaikan dengan luasan tambak, jumlah titik sampling 2  4 titik, titik lokasi sampling berada di sekitar kincir dan di wilayah antara kincir. 
  Sampling dilakukan untuk mengetahui size udang yang akan di panen. Proses sampling dilakukan dengan cara menjaring udang dengan menggunakan jala sampling, setelah itu udang di timbang untuk mengetahui jumlah berat udang yang terjala, kemudian dilakukan proses sampling untuk menghitung berapa banyak udang yang terjala. ( Supramono dan Subiyanto, 2005)

Pemberian Pakan
  Program pemberian pakan pada budidaya udang putih merupakan langkah awal yang harus diperhatikan untuk menentukan baik jenis, ukuran frekuensi dan total kebutuhan pakan selama masa pemeliharaan (Adiwidjaya, dan Triyonol, 2005). Nutrisi dan pemberian pakan memegang peranan penting untuk kelangsungan usaha budidaya hewan akuatik. Penggunaan pakan yang efisien dalam usaha budidaya sangat penting kerena pakan merupakan faktor produksi yang paling mahal (Subiyanto,2005). Oleh karena itu, upaya perbaikan komposisi nutrisi dan perbaikan efisiensi penggunaan pakan tambahan perlu dilakukan guna menigkatkan produksi hasil perikanan budidaya dan mengurangi biaya pengadaan pakan, serta meminimalkan produksi limbah pada media budidaya, sehingga dapat tercipta budidaya udang yang berkelanjutan (Adiwidjaya, 2005). 
  Pengelolaan pakan harus dilakukan sebaik mungkin dengan memperhatikan apa berapa banyak, kapan, berapa kali, dimana ikan / udang diberi pakan. Penerapan feeding ragim hendaknya disesuikan dengan tingkah laku kultivan, serta siklus alat pencernaan guna memaksimalkan penggunaan pakan (Amir, 2008). Selain itu juga memperhatikan hal-hal berikut ini:
1.  Ukuran butiran pakan.
  Ukuran pakan yang diberikan harus sesuai dengan capit dan mulut udang karena sangat penting menyangkut efisiensi kestabilan lingkungan.pakan yang terlalu kecil dan terlalu besar akan berakibat rendahnya efisiensi, dan akan cepat menurunkan kualitas air.
2.  Jumlah pakan.
  Ditentukan oleh: jumlah tebar,nilai SR (survival rate) ,ukuran udang,dan tingkat feeding ratenya,lama cek ancho, kualitas air, fasilitas, tetapi untuk udang yang berumur 1 sampai 30 hari masih memakai feeding program. Sedangkan kelanjutannya kita menggunakan kontrol ancho, dan cek saat sampling. 
3.  Cara pemberian pakan.
  Ada saat pakan no. D 0 S pemberian pakan harus dicampur dengan air agar pemberian pakan rata, cepat tenggelam, dan tidak berhaburan karena angin. Setelah pakan no D 0 pakan dibasahi secukupnya. Pakan bisa ditebar keliling tanggul juga bisa dengan memakai rakit tergantung luas petak dan keterampilan anak feeder. Yang penting pakan jangan sampai tercecer di tanggul, dan harus tertebar merata di feeding area. Hindari penebaran pakan di dead zone. Pemberian pakan diancho diberikan setelah pakan selesai ditebar keseluruhan di petak atau kolam. Frekuensi pemberian pakan, awal kita berikan 3 kali sehari, kemudian 4 kali sehari dan 5 kali sehari. Jam pemberian pakan. Sebaiknya diberikan pkl 07.00, 11.00, 15.00, 19.00, 23.00. Diatas jam 23.00 jangan dilakukan pemberian pakan apapun alasannya karena saat itu kondisi kualitas air menurun, suhu turun, DO turun, H2S meningkat daya racun karena pH turun dan karyawan mengantuk. 
4.  Kontrol pakan di ancho.
  Ancho adalah alat komunikasi harian antara teknisi dengan udang dalam hal jumlah pakan, nafsu makan, ukuran udang, jumlah udang, kesehatan udang, sehingga ancho harus bagus dan tempatnya yang datar, dan arusnya jangan terlalu kencang.
  Ancho berukuran 80 x 80 x10 cm. Umur 10 hari ancho sudah diturunkan. Umur 20 hari ancho sudah diberi pakan sekedarnya. Umur 25 hari ancho diberi 0,3 % dikontrol 2-2,5 jam. (Herman dan Supramono, 2005)
  Apabila sampai umur 30 hari belum mau makan di ancho, makan pakan harus dipotong sampai 40 %nya. Biasanya 2 hari kemudian udang sudah mau makan di ancho dan bisa dikontrol. Usahakan selang 3 sampai 4 hari setelah bisa dikontrol pakan bertahap dinaikkan dan dikembalikan ke porsi pada saat udang umur 30 hari. Kemudian jumlah pakan disesuaikan dengan kemampuan makan udang. 
  Menurut Amir (2008), Bila umur 25 hari pakan sudah bisa dikontrol 2,5 jam penambahan pakan jangan mengikuti program tetapi bisa ditambah max 10 % sehingga pada umur 30 hari kemampuan pakan udang sudah bisa seperti pada daftar.selanjunya pakan diikuti sesuai kemampuan makan udang dengan lama kontrol dan persen ancho. Setelah ancho bisa dikontrol selanjutnya mencari titik balance. Pakan belum balan dalam arti masih kurang apabila ke 5 kali pemberian pakan habis semua pada jam kontrol. Dan pakan sudah menunjukan balan bila pakan pada jam 23.00 sudah tidak habis. Apabila kondisi sudah begini penambahan bisa dilakukan per 2 hari sekali tetapi kontrol ancho tetap 5 kali sehari.


Panen Total
  Panen adalah tahap akhir pemeliharaan udang di tambak. Udang  biasanya dipanen setelah cukup dewasa dan berukuran maksimum untuk tidak tumbuh lagi. Ukuran udang pada waktu pemanenan ini tergantung pada pemeliharaannya. Pada pemeliharaan semi intensif, udang dapat mencapai 200 mm pada udang vannamei. Cara pemanenan itu sendiri biasanya tergantung pada system tambaknya. Pada tambak sistem ekstensif biasanya pemanenannya dilakukan 2,5 bulan setelah penebaran benur dan dilakukan panen besar-besaran. Pemanenan pada sistem tambak seperti ini dilakukan setiap malam tergantung jumlah yang ada di dalam tambak semi intensif tersebut. Alat yang diipakai untuk panen total adalah bubu udang (prayang) yang dipasang berdiri disaluran keliling. (Mudjiman, 1998)
2.2.  Motor Bensin

 Pengertian Motor Bensin
  Menurut Hidayat. (2012) Motor bensin merupakan salah satu jenis mesin  kalor  yang banyak  dipakai saat ini. Sedangkan mesin  kalor adalah mesin  yang  menggunakan energi  panas untuk melakukan kerja mekanis atau mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanis. Energi atau tenaga panas tersebut diperoleh dari hasil pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh tenaga panas, mesin kalor dapat dibedakan menjadi dua yaitu mesin dengan pembakaran dalam dan mesin dengan pembakaran luar. 
  Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang melakukan proses pembakaran bahan bakar di dalam mesin tersebut dan gas pembakaran yang terjadi berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam umumnya disebut motor bakar. Jadi motor bakar adalah mesin kalor yang menggunakan gas panas hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin untuk melakukan kerja mekanis. Mesin pembakaran luar adalah mesin di mana proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin dan energi panas dari gas pembakaran dipindahkan ke fluida mesin melalui beberapa dinding pemisah, misal ketel uap. Mesin bensin merupakan salah satu jenis motor bakar dalam yang menggunakan bahan bakar bensin dengan sistem pengapian menggunakan busi (Hidayat,2012)

 Prinsip Kerja
  Berikut akan diterangkan mengenai prinsip kerja motor bensin. Pertama, campuran udara dan bensin di hisap kedalam silinder, kemudian dikompresikan oleh torak saat begerak naik, apabila campuran udara dan bensin terbakar dengan adanya api dari busi yang panas sekali, maka akan menghasilkan tekanan gas pembakaran yang besar di dalam silinder. Tekanan gas pembakaran ini mendorong torak kebawah, yang menggerakan torak turun naik dengan bebas di dalam silinder. Dari gerak lurus (naik turun) torak dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah yang menghasilkan tenaga pada mesin.
  Posisi tertinggi yang di capai torak di dalam silinder di sebut titik mati atas (TMA), dan posisi terendah yang di capai torak disebut titik mati bawah (TMB). Jarak bergeraknya torak antara TMA dan TMB di sebut langkah torak (stroke).
  Campuran udara dan bensin dihisap kedalam silinder dan gas yang telah terbakar harus keluar, dan ini harus berlangsung secara tetap. Pekerjaan ini dilakukan dengan adanya gerak torak yang turun naik di dalam silinder. Proses menghisap campuran udara dan bensin kedalam silinder, mengkompresikan, membakarnya, dan mengeluarkan gas bekas dari silinder, disebut satu siklus.


Motor Bensin 2 Tak dan 4 Tak
Motor Bensin 2 Tak
  Menurut Ruyiam (2011). Motor bensin 2 langkah adalah motor bensin yang setiap siklus kerjanya dalam 2 langkah torak atau 1 kali putaran poros. Prinsip kerja motor bensin 2 langkah dalam 1 kali siklus kerja dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Hisap, Kompresi dan Ekpansi Buang
Torak bergerak dari TMB ke TMA, saluran masuk terbuka dan campuran bensin dan udara masuk ke ruang engkol. Sementara itu di atas torak terjadi langkah kompresi sehingga menghasilkan suhu dan tekanan yang tinggi dan mengakibatkan torak terdorong ke TMB. Pada saat torak menuju TMB, torak menutup saluran masuk dan memperkecil ruang engkol. Hal ini mengakibatkan campuran bensin dan udara bergerak ke atas torak melalui saluran bilas. Pada saat torak sampai TMB, saluran bilas dan saluran buang terbuka sehingga campuran bensin dan udara dari ruang engkol masuk ke ruang bakar.
Sifat-sifat motor bensin 2 langkah :
Keuntungan :
Pembakaran terjadi pada setiap putaran poros engkol, sehingga putaran poros engkol lebih halus dan putaran mesin menjadi lebih halus.
Konstruksinya sederhana (tidak terdapat mekanisme katup)
Dengan ukuran langkah torak dan kecepatan yang sama akan menghasilkan daya yang lebih besar.
Kerugian: 
Langkah masuk dan buang lebih pendek, sehingga terjadi kerugian langkah tekanan kembali gas buang lebih tinggi.
Karena pada bagian silinder terdapat lubang-lubang, timbul gesekan antara ring piston dan lubang, sehingga ring piston lebih cepat aus.
Mudah terjadi panas pada silinder karena lubang buang terdapat pada bagian silinder
Konsumsi bahan bakar dan pelumas lebih banyak
Pembuangan gas kurang sempurna dan kesulitan untuk mempertinggi kecepatan.

Motor Bensin 4 Tak
  Motor Bensin 4 Langkah adalah motor bensin yang setiap siklus kerjanya dalam 4 langkah torak atau 2 kali putaran poros. Adapun rangkaian proses dan langkah-langkah torak adalah sebagai berikut :
1.  Langkah Hisap
Dalam langkah ini, campuran bahan bakar dan bensin di hisap ke dalam silinder.Katup hisap membuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak bergerak dari titik mati atas ( TMA ) ke titik mati bawah (TMB), menyebabkan ruang silinder menjadi vakum dan menyebabkan masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder yang disebabkan adanya tekanan udara luar. 
2.   Langkah Kompresi
Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan. Katup hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA), campuran yang dihisap tadi dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya akan naik, sehingga akanmudah terbakar. Saat inilah percikan api dari busi terjadi . Poros engkol berputar satu kali ketika torak mencapai titk mati atas.

3.  Langkah Usaha
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kendaraan. Saat torak mencapai titik mati atas ( TMA ) pada saat langkah kompresi, busi memberikan loncatan bunga api pada campuran yang  telah dikompresikan. Dengan adanya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga mesin.
4. Langkah Buang
Dalam langkah ini, gas yang sudah terbakar, akan dibuang ke luar silinder. Katup buang membuka sedangkan katup hisap tertutup. Waktu torak bergarak dari titik mati bawah ( TMB ) ke titik mati atas ( TMA ), mendorong gas bekas keluar dari silinder. Pada saat akhir langkah buang dan awal langkah hisap kedua katup akan membuka sedikit.

 Pengoperasian Motor Bensin
  Menurut Arends (1980) Cara pengoprasian motor bensin harus di ingat bahwa keselamatan pada saat pemakaian harus dijaga oleh sebab itu sebelum di gunakan ada beberapa cara pemakaian mesin bensin yang aman :
1. Periksa semua Bolt dan Nur untuk kekencangannya
2. Jauhkan dari material yang mudah terbakar
3. Jangan digunakan di tempat yang tidak berventilasi, karena asap pembakaran berbahaya untuk kesehatan.
4. Jangan menyentuh bagian yang berputar dan knalpot selama atau setelah dihidupkan.
5. Ketika akan memeriksa, mengatur atau membersihkan tiap komponen misalkan mengisi bahan bakar, 
mengganti oli, atau melumasi komponen dengan oli harap mematikan mesin lebih dahulu.
  Cara menghidupkan mesin bensin. Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan sebagai berikut 
1. Tekan tombol On
2. Tarik pengatur speed control lever atau tangkai gas
3. Atur pengaturan udara / Chok
4. Tarik benang Star  
5. Jalankan mesin selama 4-5 menit dengan putaran 1000 rpm.
6. Ketika ingin mematikan mesin bensin dengan cara mengatur speed control lever / tangkai gas pada
7.Tekan tombol Off

 Perawatan Motor Bensin
  Menurut Haryono (1997). Perawatan Mesin adalah suatu usaha yang dilakukan dengan maksud menjaga peralatan atau mesin agar dapat berfungsi dengan baik. Sedangkan yang dimaksud dengan perbaikan adalah. Pemulihan suatu kondisi peralatan atau permesinan yang telah mengalami kerusakan atau penurunan performa sehingga tetap atau mendekati keadaan semula, Adapun bagian yang harus dirawat pada mesin bensin agar tetap tahan lama dalam pengunaanya
1.Tangki bahan bakar
  Umumnya tangki bahan bakar terbuat dari plat baja tipis ,biasanya diletakkan dibagian atas mesin
bila tangki bensin tidak diisi dengan penuh ,uap didalam tangki akan mengembun pada dinding  dinding tangki .Dan karena air lebih berat daripada bensin maka air trersebut langsung turun kebagian bawah tangki. Bila air yang timbul banyak maka akan menyebabkan kesukaran pada mesin, bila pengembunan pada tangki sedikit maka akan timbul karat. Oleh karena itu usahakan bensin dalam tangki selalu terjaga volumenya ,dan jika perlu secara berkala bersihkanlah tangki dari korosi dan endapan.(Haryono,1997)
2.  Saringan bahan bakar dan pompa
  Bensin terkadang membawa kotoran dan air yang bisa menghambat saluran  saluran  yang ada pada karburator, maka untuk menyaringnya dipasang sebuah saringan bahan bakar bensin.
3.Saringan bensin
  Saringan bensin diletakkan diantara tangki bensin dan pompa bensin yang berfungsi untuk menyaring kotoran dan air.
Kendala yang sering terjadi pada saringan bahan bakar,yaitu :
  Jika saringan bensin tersumbat maka aliran bensin akan terhambat ,dan jumlah bensin yang masuk ke karburator akan berkurang ,itu menyebabkan tenaga mesin turun, efeknya akan sangat terasa bila kendaraan sedang melaju dengan kecepatan tinggi atau pada beban berat. Oleh karena itu membersihkan saringan bahan bakar secara berkala merupakan langkah yang sesuai untuk menjaga aliran bensin tetap konstan, pada jenis tertentu ada saringan bensin yang elemennya dapat diganti, seperti pada saringan bensin model katrid. (Haryono.1997).
Pompa 

Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu mesin/alat yang digunakan untuk menaikan cairan dari permukaan yang rendah ke permukaan yang lebih tinggi atau memindahkan cairan dari tempat yang bertekanan yang  rendah ke tempat yang bertekanan yang lebih tinggi.
Pompa didalam kerjanya akan mentransfer energi mekanis dari suatu sumber energi luar ke cairan yang mengalir melaluinya. pompa menaikkan energi cairan yang mengalir melaluinya, sehingga cairan tersebut dapat mengalir dari permukaan rendah ke permukaan yang lebih tinggi maupun dari tempat bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan lebih tinggi dan bersamaan dengan itu bisa juga mengatasi tahanan hidrolis sepanjang pipa yang dipakai.

Klasifikasi 
Detail Data Teknis Mesin Bensin Pompa Air Honda GX270 T2
Horse Power : 8.5 HP
Engine Type : Single Cylinder, OHV 25, 4-Stroke, Air-Cooled
Bore x Stroke : 77 x 58 mm (3.0 x 2.3 in)
Net Horse Power Output : 6.6Kw (9 HP)/3600 rpm
Torsi Maksimum : 1.95kgf-m (19.12 Nm)/2500rpm
Torsi Net : 17.7 Nm (13.1 lbsft) at 2.500 rpm
Kapasitas Bahan Bakar : 6 Liter
Air Cleaner : Semi -Kering
Carburator : Jenis Horizontal katup kupu-kupu
Kapasitas Minyak : 1.1 Liter
Sistem Pelumasan : Forced Splash
Dimensi (L x W x H) : 380 x 430 x 410 mm
Berat : 25 Kg







Gambar 2. Mesin Bensin Pengerak Pompa Air
Sumber Data: Sekunder

Prinsip Kerja

  Pompa digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeller yang terpasang pada poros tersebut. Zat cair yang ada didalam impeller akan ikut berputar karena dorongan sudut-sudut. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impelerakan keluar melalui saluran diantara sudut  sudut dan meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi. Zat cair yang keluar dari impeller dengan kecepatan tinggi ini kemudian akan keluar melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/difuser) sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Oleh sebab itu zat cair yang keluar dari flens pompa memiliki head total yang lebih besar.
  Penghisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeller, ruang di antara sudut  sudut menjadi turun tekanannya sehingga zat cair akan terhisap masuk.
  Selisih energy per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar dan dlens masuk disebut head total pompa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pompa sentrifugal berfungsi mengubah energy mekanik motor menjadi energy aliran fuida. Energy inilah yang mengakibatkan pertambahan head kecepatan, head tekanan, dan head potensial secara kontinyu.







Gambar 2.  Pompa Sentrifugal
Sember Data: Sekunder


  Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan 
Biaya maintance (perawatan) terbilang lebih terjangkau begitu pula dengan harga beli pengadaan mesinnya.
Berat pompa ringan dan pembuatan fondasinya lebih sederhana dan kecil tidak memakan banyak tempat sehingga lebih efisien.
Bisa bekerja dalam segala kondisi seperti pada tanah yang lembab, air yang kotor, ataupun air yang berlumpur.
Tinggi isapan cairan sangat besar dan tidak terputus-putus dan poros penggerak dapat langsung disambungkan pada pompa
2. Kekurangan
Dalam keadaan normal pompa ini tidak dapat menghisap sendiri (tidak dapat memompakan udara).
Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran volume yang kecil.


 Penggoperasian Pompa
            Menurut  Amir. (2008) Pompa biasanya dioperasikan untuk menambah dan mengurangi debit air, untuk menaikan air dari bawa ke atas, yang banyak 12 digunakan orang  pertanian dan para pembudidaya. Ikan  lele, mujair maupun udang vannamei. Pompa sering digunakan adalah bentuk pompa sentrifugal. Yang cocok untuk menambah dan mengurangi debit air. Bukan hanya itu pompa sentrifugal dapat menambah DO (Deman oxsigen), terlarur dalam air yang sangat cocok untuk budidaya udang vannamei. ( Arend,2008)

 Perawatan Pompa
  Menurut Ruyiam (2011) Perawatan merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pompa selama beroperasi. Hal yang harus dirawat pada pompa yaitu ;
1. Melakukan pengecekan pada indicator tekanan dan temperatur fluida pada pompa.
2.  Membersikan kotoran yang menempel pada pompa.
3.  Pemeriksaan kebersihan dan jumlahnya minyak pelumas pada bantalan 
     bearing. 4.  Jika pompa tidak akan dioperasikandalam jangka waktu lama, zat cair 
     dalam pompa harus dibuang dan dikeringkan.
5.  Pembersihan pada seluruh  bagian  kerangka mesin agak tidak terjadi karatan pada badan mesin.

No comments:

Post a Comment

DAFTAR PUSTAKA KARYA ILMIAH PRAKTEK AKHIR ALDI KENEDI - BALOON GARJO

DAFTAR PUSTAKA Amri dan Kanna. 2008. Budidaya Udang Vannamei Secara Intensif, Semi  Intensif, dan Tradisional. Gramedia Pustaka. Jakarta A...