II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Generator
2.1.1. Pengertian Generator
Generator merupakan sebuah mesin yang mampu menghasilkan tenaga listrik, Sumanto (1996). Generator ini memperoleh energi mekanis dari Primary Mover. Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut digunakan untuk bebas prioritas.
Sedangkan genset merupakan bagian dari generator, genset merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Genset padat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau “off-grid” (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Generator terpasang satu posos dengan motor diesel, yang biasanya menggunakan generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron terdiri dari dua bagian utama yaitu : sistem medan magnet dan jangkar. Generator ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor. Kontruksi generator AC adalah sebagai berikut :
Cincin Geser
Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang dipasang pada proses dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor.
Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat katup-katup magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat
Rangka Stator
Terbuat dari besi tuang, rangka stator merupakan rumah dari bagian-bagian generator yang lain.
Stator
Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator berfungsi sebagai tempat GGL induksi.
Generator Penguat
Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus.
Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutup-kutup akan menimbulkan medan magnet berputar.
Gambar 1. Kontruksi Generator Kutub Dalam
Sumber : Sumanto, 1996
Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus ltidak dibutuhkan cincin geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar. Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi dan arus yang besar.
Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas :
Secara magnet dengan bagian kutub yang menonjol (Silent Pole). Kontruksi seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan jumlah kutub yang banyak. Diameter rotornya besar dan berporos pendek.
Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (Non Silent Pole). Kontruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000 rpm), dengan jumlah kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan rotor dibuat alur-alur untuk tempat lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti kutub.
Cara Kerja Generator
Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lenz, dimana arus listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF (Electromagnetic Field) pada kumparan rotor. Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai Prime Mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan medan magnet yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan tegangan pada stator. Karena ada dua kutub yang berbeda, utara dan selatan, maka tegangan yang dihasilkan pada stator adalah tegangan bolak-balik.
Generator AC bekerja dengan prinsip elektromagnetik. Generator AC terdiri dari stator yang merupakan elemen diam rotor yang merupakan elemen berputar dan terdiri dari belitan-belitan medan. Pada generator AC jangkarnya diam sedangkan medan utamanya berputar dan lilitan jangkarnya dihubungkan dengan dua cincin geser.
2.2. Mesin Diesel
2.2.1. Pengertian Mesin Diesel
Menurut Buntarto (2016), Mesin diesel (Diesel Engine) adalah motor bakar pembakaran dalam (Compresion Ignition Engine) yang menggunakan panas kompresi untuk meciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang telah diijeksikan ke dalam ruang bakar. Untuk membangkitkan listrik sebuah mesin diesel menggunakan generator dengan sistem penggerak tenaga diesel atau yang biasa dikenal dengan sebutan genset (Generator Set). Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai Prima Mover, menurut Daryanto dan Ismanto, (2014). Motor diesel juga memiliki keuntungan dan kerugian yaitu :
Pemakaian bahan bakar lebih hemat, karena efisiensi panas lebih baik, biaya operasi lebih hemat karena solar lebih murah
Daya tahan lebih lama dan gangguan lebih sedikit, karena tidak menggunakan sistem pengapian.
Jenis bahan bakar yang digunakan lebih banyak.
Operasi lebih mudah dan cocok untuk kendaraan besar, karena variasi momen yang terjadi pada perubahan tingkat kecepatan lebih kecil.
Disamping itu mesin diesel juga memiliki kerugian, yaitu:
Suara dan getaran yang timbul lebih besar daripada mesin bensin. Hal ini disebabkan tekanan yang sangat tinggi hampir 60 kg/cm2 pada saat pembakaran.
Bobot per satuan daya dan biaya produksi lebih besar, karena bahan dan kontruksi lebih rumit untuk rasio kompresi yang tinggi.
Pembuatan pompa injeksi lebih teliti sehingga perawatan lebih sulit.
Memerlukan kapasitas baterai dan motor stater yang besar agar dapat memutar poros engkol dengan kompresi yang tinggi.
2.2.2. Cara Kerja Mesin Diesel
Prime Mover merupakan peralatan yang memiliki fungsi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator, Hidayah (2007). Pada mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses terjadinya berdasarkan udara murni yang dimampatkan didalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan terbakar denga sendirinya.
Pada mesin diesel penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan konstan, padaa mesin diesel piston melakukan dua langkan pendek menuju kepala silinder pada setiap langkah daya, berikut cara kerja mesin diesel 4 tak menurut Daryanto dan Ismanto, (2014) :
Gambar 2 : Cara Kerja Mesin Diesel
Sumber : Hidayah, 2007
Langkah Hisap
Udara murni akan dihisap oleh piston yang bergerak dari TMA (titik mati atas) menuju TMB (titik mati bawah) melalui saluran masuk atau katup In.
Langkah Kompresi
Langkah kedua yaitu langkah kompresi dimana posisi katup in dan ex tertutup dan piston akan memampatkan udara dengan gerakan piston dari TMB menuju TMA.
Langkah Usaha
Kedua katup dalam kondisi tertutup penuh, udara dalam kondisi terkompresi secara maksimal, tekanan dan suhu sangat tinggi. Kemudian injektor menginjeksikan bahan bakar ke dalam ruang bakar ke dalam udara yang telah ditekan oleh piston. Sehingga pada terjadi ledakan yang mengakibatkan dorongan piston menuju TMB yang kemudian diteruskan oleh poros engkol.
Langkah Buang
Gas sisa yang dihasilkan dari proses pembakaran akan dikeluarkan dari ruang bakar melalui katup buang yang didorong oleh gerakan piston menuju TMA. Dan kembali lagi pada langkah pertama.
2.2.3. Sistem Start Mesin Diesel
Jenis sistem start untuk mesin banyak macam dan tujuan utamanya adalah meggerakkan poros engkol bergerak dengan kecepatan tertentu, agar terjadi kenaikan temperatur dan tekanan dalam ruang bakar. Kecepatan putar dari peralatan start akan menentukan tingkat kemudahan mesin tersebut dapat hiudp. Kecepatan putar ini memberikan penngaruh terhadap temperatur dan tekanan kompresi, sehingga bahan bakar mudah terbakar
Menurut Kusairi, (2018) ada 3 macam sistem starting yang sering digunakan yaitu :
Sistem start elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu <500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk starting diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk starting sebanyak 6x tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC.
Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengamana tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standart, maka hubungkan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan.
Sistem start manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya yang reatif kecil <30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi, sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.
Sistem start kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu >500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tesebut dikompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukan ke dalam Fuel Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan didalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompresor akan secara otomatis manaikkan tekanan udara didalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.
2.3. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)
2.3.1. Pengertian AMF dan ATS
AMF merupakan alat yang berfungsi untuk menyalakan mesin genset jika sumber yang dilayani kehilangan sumber energi listrik utama atau PLN, sedangkan ATS adalah alat ini berfungsi untuk memindahkan koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan sumber tegangan listrik lainnya secara automatis.
2.3.2. Cara Kerja AMF dan ATS
Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan transfer suatu alat dari suplai utama ke suplai cadangan ke suplai utama. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan digambarkan dengan blok diagram proses kerja AMF dan ATS.
Daya utama (PLN) tidak selalu menyalurkan energi listriknya, kadang mengalami gangguan. AMF akan beroperasi saat daya utama (PLN) padam dengan mengatur daya cadangan (Genset). Sumber listrik dari PLN saat beroperasi tegangannya naik turun. Kira-kira 10% dari tegangan nominalnya atau hilang. Sehingga sinyal gangguan akan masuk ke AMF pada pemrosesan, sinyal diolah menghasilkan perintah ke penggerak dapat berupa pemutusan kedua daya yang sedang beroperasi dengan sistem saling mengunci (Interlock) . AMF dapat mengatur genset beroperasi jika PLN mati dan memutuskan genset jika PLN hidup lagi.
Gambar 3 : Blok Diagram Proses AMF dan ATS
Sumber : Hidayah. 2007
2.4. Pengaman untuk Peralatan
2.4.1 Sekering
Sekering sering disebut juga dengan pengaman lebur atau fuse. Fungsi sekering adalah mengamankan hubungan singkat. Dalam pemasangannya, sekering dihubungkan pada hantaran phasa (R,S,T). Pengaman lebur ini mempunyai karakteristik pemutusan lebih cepat dibandingkan dengan MCB. Pengaman ini hanya dapat dipakai satu kali dan tidak bisa dioperasikan kembali.
Gambar 4 : Simbol Sekering
Sumber : Hidayah. 2007
Sekering dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
Berdasarkan cara pemutusannya, sekering dibagi menjadi dua macam yaitu sekering patron lebur dan sekering otomat. Warna kode yang digunakan untuk menandai patron lebur dengan kapasitas maksimum menghantarkan arus sebagai berikut :
Tabel 1. Warna Kode Sekering
Warna Kode
Kapasitas Arus Max
Warna Kode
Kapasitas Arus Max
Merah muda
2 A
Biru
20 A
Coklat
4 A
Kuning
25 A
Hijau
6 A
Hitam
35 A
Sumber : Hidayah. 2007
Gambar 5 : Kontruksi Sekering Patron Lebur
Sumber: Hidayah. 2007
Berdasarkan bentuk fisiknya, sekering tegangannya rendah terdiri atas :
Tipe Ulir
Sekering jenis ini merupakan sekering dengan kapasitas pemutusan rendah yang terdiri atas dua model yaitu :
(1). Tipe D (Diazed)
Tipe D memiliki bentuk fisik seperti gallon air mineral berdimensi kecil yang terbuat dari bahan keramik bagian atas sekering terbuat dari bahan keramik. Bagian atas sekering terbuat dari bahan logam yang berfungsi sebagai penyalur arus. Dalam penggunaanya, sekering diazed selalu dilengkapi komponen lainnya seperti rumah sekering (Fuse Holder), adaptor dan tutupnya (Fuse Cap).
(2). Tipe DO (Neozed)
Tipe DO memiliki bentuk fisik seperti Tipe D dengan bentuk yang menyerupai botol susu berukuran mini. Gawai tersebut dapat mengamankan gangguan arus hubung singkat dan beban lebih pada kabel atau jaringan.
Penggolongan sekering diazed dan neozed berdasarkan faktor peleburan dan penggunaan adalah : Kelas G (faktor peleburan kecil) dan Kleas A (faktor peleburan besar).
Sedangkan penggolongan menurut IEC adalah : Kelas Gl = Untuk perlindungan arus kerja kurang dari 100 A dan Kelas Gll = untuk perlindingan arus kerja 100 A atau lebih
Tabel 2. Penggolongan Sekering
Ukuran Sekering Diazed
Arus Kerja (A)
Tanda Warna
Ukuran Sekering Neozed
2
Merah Muda
4
Coklat
6
Hijau
D II
10
Merah
D01
16
Abu-abu
20
Biru
25
Kuning
35
Hitam
D III
50
Putih
D02
63
Tembaga
80
Perak
D IV
100
Emas
D03
Sumber : Hidayah. 2007
Tipe Pisau
Sekering jenis ini merupakan sekering dengan kapasitas pemutusan tinggi. Memiliki bentuk kotak atu bulat berbahan keramik dengan pisau kontak pada kedua ujungnya.
Tipe Tabung
Sekering tabung merupakan pengaman lebur dengan kapasitas pemutusan yang variatif mulai yag tinggi sampai rendah.
Berdasarkan waktu kerjanya, sekering dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Sekering dengan aksi cepat, dengan simbil F
Sekering dengan aksi lambat, dengan simbol T
Sekering adalah pengaman lebur yang fungsinya untuk mengamankan instalasi dari gangguan hubung singkat. Jika suatu sekering dilewati arus kerjanya, maka pada waktu tertentu sekering tersebut akan lebur (putus). Besarnya arus yang dapat dileburkan suatu sekering dalam waktu 4 jam dibagi arus kerja disebut faktor peleburan berkisar 1 hingga 1,5.
Sekering juga memiliki karakteristik yaitu menunjukkan hubungan antara kuat arus dan waktu putus berbanding terbalik, artinya bila arus yang melalui patron lebur makin besar maka waktu pemutusan semakin singkat, sehingga patron lebur ini merupakan gawai proteksi arus lebih (GPAL) dengan karakteristik waktu terbalik (invers). Arus penguat sebuah pengaman lebur tidak sama dengan arus yang menyebabkan pengaman putus. Sebuah proteksi harus dapat dibebani dengan arus nominalnya secara kontinyu tanpa batas waktu. Arus nominalnya kira-kira 70% dari batas arus maksimanya (Ig). Kalau dibebani dengan batas ini terus-menerus lama-kelamaan pengaman akan putus.
2.4.2. MCB
Miniature Circuit Breaker (MCB) sering disebut juga pengaman otomatis. Komponen ini berfungsi sebagai sistem proteksi dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung singkat arus listrik (Short Circuit). Kegagalan fungsi dari MCB ini berpotensi menimbulkan masalah seperti timbulnya percikan api karena hubung singkat yang akhirnya bisa menimbulkan kebakaran. ( Hadianto, 2013).
Menurut Van Harten dan Setiawan, (1981). Berdasarkan waktu pemutusannya, pengaman-pengaman otomatis dapat terbagi atas Otomat-L, Otomat-H, Otomat-G, berikut penjelasanya :
Otomat-L (Untuk Hantaran)
Pada otomat jenis ini pengaman termisnya disesuaikan dengan meningkatnya suhu hantaran. Apabila terjadi beban lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu nilai tertentu, elemen dwi logamnya akan memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung singkat arusnya, diputuskan oleh pengaman elektromagnetnya. Untuk arus bolak-balik yang sama dengan 4 In-6 in dan arus searah yang sama dengan 8 in pemutusan arusnya berlangusng dalam waktu 0,2 sekon.
Otomat-H (Untuk Instalsi Rumah)
Secara termis jenis ini sama dengan tomat-L , tetapi pengaman elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 sekon. Jika arusnya sama dengan 2,5 in-3 in untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4 in untuk arus searah. Jenis otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada instalasi rumah, arus gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengan cepat. Jadi kalau terjadi gangguan tanah, bagian-bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama bertegangan.
Otomat-G
Jenis otomat ini digunakan untuk pengaman motor-motor listrik kecil untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik juga rangkaian akhir besar untuk penerangan, misalnya penerangan pabrik pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 in-11 in untuk arus bolak-balik atau pada 14 in untuk arus searah. Kontak-kontak sakelarnya dan ruang pemadam busur apinya memiliki kontruksi khusus. Karena iti jenis Otomat ini dapat memutuskan arus hubung yang singkat yang besar, yaitu hingga 1500 A.
Gambar 5 : Kontruksi MCB
Sumber : Hidayah. 2007
Keterangan Gambar :
1.
Tuas Operasi Strip
5.
Bimetal
2.
Aktuator Mekanis
6.
Sekrup Kalibrasi
3.
Kontak Bergerak
7.
Kumparan Magnetis
4.
Terminal Bawah
8.
Ruang Busur Api
MCB memiliki cara kerja secara thermis dan magnetik yaitu sebagai berikut :
Thermis
Prinsip kerjanya berdasarkan prinsip pada pemuaian atau pemutusan dua jenis logam yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut dilas dijadikan satu keping (bidadari) dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika arus yang melalui binetal tersebut melebihi arus nominal yang diperkenankan maka bimetal tersebut akan melengkung dan memutuskan aliran listrik.
Magnetik
Prinsip kerjanya adalah memanfaatkanarus hubung singkat yang cukup besar untuk menarik sakelar mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetis. Semakin besar arus hubung singkat, maka semakin besar gaya pula yang menngetakkan sakelar tersebut hingga lebuh cepat memutuskan rangkaian listrik dan gagang operasi akan kembali ke posisi off. Busur api yang terjadi masuk ke dalam ruangan yang berbentuk pelat-pelat, tempat busur api dipisahkan, didinginkan dan dipadamkan dengan cepat.
Gambar 7 : Karakteristik MCB
Sumber : Hidayah. 2007
MCCB
MCCB atau Moulded Case Circuit Breaker adalah alat pengaman yang berfungsi sebagai pengaman terhadap arus hubung singkat dan arus beban lebih. MCCB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat disetting sesuai kebutuhan.
Spesifikasi MCCB pada umumnya dibagi menjadi 3 parameter operasi terdiri dari :
Ue (Teganga Kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut : Ue = 250 V dan 660 V
Ie (Arus Kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagi berikut :
Ie = 40 A-2500 A
Icn ( Kapasitas Arus Pemutusan), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut : Icn = 12 kA – 200 kA
Gambar 8 : Kontruksi MCB
Sumber : Hidayah. 2007
TOTL
Thermal Over Load Relay (TOTL) adalah suatu pengaman beban lebih menurut PUIL 2000 sebagai bagian 5.5.4.1. yaitu proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tak dapat diasut. Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor berjalan bila bertahan cukup lama akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut.
TOTR memiliki rating yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan bisanya tiap-tiap TOTR batas ratingnya dapat diatur.
TOTR pada prinsipnya terdiri dari dua macam logam yang berbeda tingkat pemuaian yang berbeda pula. Kedua logam tersebut dilekatkan menjadi satu yang disebut bimetal. Apabila bimetal tersebut dipanasi maka akan membengkak karena perbedaan tingkat pemuaian kedua logamnya. Bimetal tesebut diletakkan didekat sebuah elemen pemanas yang dilalui oleh arus menuju beban ujung yang satu dipasang tetap sedangkan yang lainnya dipasang bebas bergerak dan membengkok dan dapat membukukan kontak-kontaknya dengan demikian rangkaian beban atau motor akan terputus.
Besarnya arus yang diperlukan unutk mengerjakan bimetal sebanding dengan besarnya arus yang diperlukan untuk membuat alat pengaman terputus.
Didalam penggunaannya sesuai dengan PUIL 2000 pasal 5.5.4.3. bahwa gawai proteksi beban lebih yang digunakan adalah tidak boleh mempunyai nilai pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh. Oleh karena itu, waktu tunda gawat proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban lebih.
Saklar
2.5.1. Saklar Mekanis
Sakear sebagai penghubung arau pemutus arus listrik. Dalam instalasi listrik, penghubung dan pemutus arus listrik secara manual disebut dengan sakelar mekanis diantaranya sakelar togel (Toggle Swich). Beberapa jenis saklar togel antara lain :
Saklar SPST (Single Pole Single Throw Switch)
Merupakan saklar togel yang terdiri dari satu kutup dengan satu arah, yaitu sebagai pemutus dan penghubung saja. Sakelar ini hanya digunakan pada motor dengan daya >1 HP.
Gambar 9 : Saklar SPST
Sumber : Hidayah. 2007
Saklar SPDT (Single Pole Double Throw Switch).
Merupakan saklar yang terdiri dari satu kutup dengan dua arah hubungan. Sakelar ini dapat bekerja sebagai penukar. Dalam pemutusannya dan menghubungkan hanya bagian kutup positif atau fasanya saja.
Gambar 10 : Saklar SPDT
Sumber : Hidayah. 2007
Saklar DPST (Double Pole Double Throw Switch).
Gambar 11 : Sakelar DPST
Sumber : Hidayah. 2007
Merupakan saklar yang terdiri dari dua kutup dengan dua arah. Sakelar jenis ini dapat digunakan sebagai penukar. Pada instalasi motor dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor arus arus searah dan motor satu fasa. Juga dapat digunakan sebagai pelayanan dua sumber tegangan pada satu motor.
Saklar TPST (Three Pole Single Throw Switch)
Merupakan saklar dengan satu arah pelayan. Digunakan untuk motor 3 fasa atau system 3 fasa lainnya.
Gambar 12 : Saklar TPST
Sumber : Hidayah. 2007
Saklar TPDT (Three Pole Double Throw Switch)
Merupakan saklar dengan tiga kutun yang dapat bekerja kedua arah. Saklar ini digunakan pada instalasi motor tiga fasa atau system tiga fasa lainya. Juga dapat digunakan sebagai pembalik putar motor 3 fasa, layanan motor 3 fasa dari dua sumber dan juga sebagai stater bintang segitiga yang sangat sederhana.
Gambar 13 : Saklar TPDT
Sumber : Hidayah. 2007
2.5.2. Kontaktor
Kontaktor adalah gawai elektromekanik yang dapat berfungsi sebagai penyambung dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh penggerakan kontak-kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnet, Hidayah. 2007 . Kontaktor magnet merupakan sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan, artinya bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Arus kerja normal adalah harus yang mengalir selama putarab tidak terjadi. Kumparan atau belitan magnet (Coil) suatu kontaktor magnet dirancang untuk arus searah (DC) saja atau arus bolak-balik (AC) saja.
Bila kontaktor untuk arus searah digunakan pada arus bolak-balik, maka kemagnetannya akan timbul dan hilang setiap saat mengikuti bentuk gelombang arus baolak-balik. Sebaiknya jika kontaktor yang dirancang untuk atus bola-balik digunakan pada arus searah, amak pada kumparan itu tidak timbul induksi listrik, sehingga kumparan menjadi panas. Jadi kontaktor yang dirancang untuk arus searah, digunakan untuk arus searah saja. Juga untuk arus bilak-balik.
Umumnya kontaktor magnet akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85% tegangan kerjanya, bila tegangan turun kontaktor akan bergetar. Ukuran adrai kontaktor ditemukan oleh batas kemampuan arusnya. Kontak-kontak pada kontaktor ada dua macam yaitu kontak utama dan kontak bantu. Sedangkan menurut kerjanya, kontak-kontak dibedakan menjadi dua yaitu Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).
Kontak NO adalah pada saat kontaktor tidak mendapat masukan listrik kontak terbuka, sedangkan pada kontaktor mendapat masukan listrik maka kontak akan tertutup. Sedangkan Kontak NC adalah pada saat kontaktor tidak mendapat masukan listrik, kontak tertutup sedangkan pada saat kontaktor mendapat masukan listrik kontak terbuka
Gambar 14 : Simbol Kontaktor
Sumber : Hidayah. 2007
Penandaan kontak-kontak mempunyai aliran sebagai berikut :
Penomoran kontak utama adalah 1,3,5, dan 2,4,6.
Penomoran kontak bantu adalah sebagai berikut :
*1 - *2 untuk NC, contoh 11-12, 21-22, 31-32 dan seterusnya.
*3 - *4 untuk NO, contoh 13-14, 23-24, 33-34 dan seterusnya.
Kode terminal kontaktor
A dan B : Terminal koil kontaktor
1, 3, 5 : Terminal kontak utama (input)
2, 4, 6 : Terminal kontak utama (output)
31, 41 : Terminal kontak bantu NC (input)
32, 42 : Terminal kontak bantu NC (output)
13, 23 : Terminal kontak bantu NO (input)
14, 24 : Terminal kontak bantu NO (output)
Penghantar
Penghantar yang digunakan adalah berupa kabel yang memiliki bermacam-macam jenisnya. Penghantar untuk instalasi listrik telah diatur dalam PUIL 2000 pasal 7.1.1 Persyaratan umum penghantar, bahwa “semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaanya, serta telah diperiksa dan diuji menurut standart penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instalasi yang berwenang”.
Penghantar dibedakan menjadi beberapa jenis , dilihat dari jenis penghantar dibedakan menjadi :
Kabel Instalasi
Kabel instalasi ini digunakan untuk instalasi penerangan, jenis jabel yang banyak digunakan untuk instalasi rumah tinggal yang pemasangannya tetap NYA dan NYM
Kabel Tanah
Terdapat dua jenis kabel tanah yaitu :
Kabel tanah termoplastik tanpa perisai
Kabel tanah bthermoplastik berperisai
Kabel Fleksibel
Tabel 3. Kode pengenal kabel
Huruf Kode
Komponen
N
Kabel jenis standat dengan tembaga sebagai penghantar
NA
Kabel jenis standart dengan alumunium sebagai penghantar
Y
Isolasi PVC
Re
Penghantar padat bulat
M
Selubung PVC
A
Kawat berisolasi
Rm
Penghantar bulat berkawat banyak
Se
Penghantar padat bentuk sektor
Sm
Penghantar dipilin bentuk sektor
-1
Kabel dengan sistem pengenal warna urat dengan hijau-kuning
-0
Kabel dengan sistem pengenal warna urat tanpa hijau-kuning
Sumber : Hidayah. 2007
Dimensi Ruangan Genset
Keadaan darurat adalah keadaan yang tidak dikehendaki yang membahayakan keselamatan manusia, bahaya kebakaran dan keamanan bangunan serta isinya, yang ditimbulkan karena penyediaan listrik utama terganggu, PUIL 2000. Untuk mencegah terjadinya keadaan-keadaan yang tidak diinginkan maka persyaratan bangunan instalasi diatur oleh PUIL 2000, yaitu sebgai berikut:
Lokasi
Perlengkapan tidak boleh diletakkan pada daerah yang memungkinkan teredam air. Ruang penempatan generator dan PHB (Panel Hubung Bagi) sebaiknya terpisah dadi dari ruang PHB utama atau dipisahkan dengan dinding tahan api. Dengan masing-masing pintu masuk. PHB keadaan darurat utama membutuhkan juga ruang yang terpisah. Untuk menghadapi kebocoran yang berbahaya dari bahan bakar atau air, sebaiknya disediakan sistem penampungan dan saluran pembuangannya.
Jalan keluar masuk diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan tertutup oleh bangunan baru dikawasan tersebut. Harus dilakukan tindakan dan penyediaan sarana untuk memperkecil akibat buruk dari suara dan asap ketika pusat pembangkitan darurat digunakan.
Kontruksi Bangunan
Ruang harus tahan kerusakan dan terpisah dari bagian gedung lainnya dengan kontruksi tahan api yang memenuhi syarat. Tidak boleh ada pipa pelayanan lain yang masuk ruang ini selain pipa untuk sistem darurat ini dan pipsa proteksi terhadap api. Jika perlu menembus atau memecah tembok maka tentukan tahan api dan tingkat kebisingan arus tetap terpenuhi.
Kebutuhan Ruang
Pintu keluar masuk disesuaikan untuk keperluan pamasangan perlengkapan, pemeliharaan dan pergantian bagian perlengkapan jika diperlukan. Semua pintu harus membuka keluar dan sebaliknya dilengkapi dengan alat yang bisa menutup sendiri. Luas bangunan bergantung pada susunan dan ukuran perlengkapan yang bergantung pada kapasitas sistem. Harus tersedia jarak sekurang-kurangnya ¾ m sekitar perlengkapan guna perawatan perlengkapan.
Ventilasi
Ventilasi udara harus diatur sedemikian rupa sehingga udara dapat sersirkulasi sehingga suhu mesin tidak naik melampui batas suhu kerja bila mesin beroperasi terus menerus. Ujung saluran ditembok sebelah luar tidak boleh berjarak kurang dari 3 m dari lubang-lubang terbuka atau gedung sebelahnya.
Penghitungan Daya
Berdasarkan kalkulasi total daya beban dari peralatan yang digerakkan listrik, maka dapat diestimasi pemakaian bahan bakar generator. Menurut Heru Maruza, 2012. Penghitungan daya genset meliputi :
Spesific Fuel Consumption (SFC)
Konsumsi bahan bakar spesifik adalah konsumsi bahan bakar spesifik dari suatu generator, berdasarkan pada jumlah pemakaian bahan bakar yang dibagi dengan daya output motor penggerak. Dalam perhitungan estimasi yang dilakukan disini, daya output motor penggerak (Brake Horsepower, Flywheel Horsepower) dianggap sama dengan daya yang dikonsumsi (daya beban), walaupun sebenarnya ada faktor efisiensi. Diesel engine : 209-178 g/kw/hr, nilai rata-rata = 194 g/kw/hr.
Berat Jenis Bahan Bakar
Berat jenis suatu bahan bakar tergantung pada temperatur dan kandungannya, secara umum dapat diambil harga rat-rata yaitu Solar 0,832 kg/l.
Kalkulasi
Jika beban listrik adalah 10.000 watt atau 10 kw, dan digunakan terus-menerus selama 24 jam sehari. Harap perhatikan satuan daya, jika menggunakan satuan kva maka harus dikalikan power factor untuk mendapat daya dalam watt. Maka berdasarkan nilai rata-rata SFC konsumsi bahan bakar untuk generator penggerak motor diesel :
194 x 10 x 24 = 46.560 g/hari = 46,56 kg/hari
Maka dalam satuan konsumsi bahan bakar dalam satuan liter adalah :
46,56 / 0,832 = 55,96 Liter per hari
Mesin diesel putaran tinggi (>1.000 RPM) akan mengkonsumsi lebih banyak bahan bakar dari pada mesin putaran menengah maupun putaran rendah. Besarnya konsumsi bahan bakar sangat dipengaruhi kualitas bahan bakar, kondisi operasi dan perawatan.
Berikut cara mengetahui berapa konsumsi bahan bakar solar untuk mesin genset yang anda memiliki tanpa perlu melihat flow meter per jamnya sebagai berikut :
k = 0,21 (faktor ketetapan konsumsi solar per kilo watt per jam)
P = Daya Genset (KVA = Kilo Volt Ampere)
T = waktu (jam)
Rumus : 0,21 x P x t
Pengoperasian Genset
Dalam pengoperasian sebuah alat tentunya harus mengoperasikan sesuai dengan prosedur agar aman dan berjalan lancar. Begitupun juga dengan genset, sebelum mengoperasikannya kita harus memperhatikan SOP genset atau cara pengoperasian genset, Hargen Manual Book.
Sebelum Menghidupkan Genset
Periksa air radiator. Jika dirasa kurang, segera tambahkan.
Periksa oli mesin. Jika dirasa kurang, segera tambahkan.
Periksa bahan bakar (posisi kran pada daily tank harus ON atau tetap terbuka)
Periksa ACCU, cek berat jenis air, cek voltase.
Periksa kabel R-S-T-N apakah sudah terpasang dengan benar.
Buka box panel kemudian naikan MCB.
Waktu Menghidupkan
Hidupkan mesin tanpa beban (warming up) kurang lebih selama 10 menit.
Periksa oil meter, battery charge, water temperature, volt meter AC, frequency meter dan hour, apakah sudah dalam keadaan baik ketika mesin dalam keadaan hidup.
Cara Mematikan
Turunkan breaker atau matikan beban terlebih dahulu. Kemudian tunggu sekitar 5 menit untuk pendinginan mesin (cooling down), setelah itu baru matikan mesin.
Jika menyimpang dari ketentuan, AVR generator pada mesin akan cepat rusak.
Perawatan Instalasi Listrik
PUIL 2011 mempunyai maksud dan tujuan agar pengoperasian listrik dapat terselenggarakan dengan baik terutama untuk mencegah bahaya listrik. Instalasi ketika sudah terpasang, harus dikelola atau dipelihara secara berkala dengan baik sesuai ketentuan PUIL 2011.
Para ahli dan teknisi yang mengerjakan tahap-tahap pekerjaan instalasi tersebut harus memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya. Peralatan dan material instalasi yang digunakan harus memenuhi persyaratan standar SNI yang diberlakukan dan harus pula memnuhi persyaratan PUIL antara lain sesuai penggunaan dan kemampuanya.
Instalasi yang telah diperiksa dan diuji dengan hasil baik, sesuai ketentuan PUIL, jika dipandang perlu harus diuji coba dengan tegangan dan arus kerja menurut batas yang ditentukan dan dalam waktu yang diisyaratkan. Pada waktu uji coba, semua peranti yang perpasang dan akan digunakan harus dijalankan, baik secara sendiri-sendiri maupun serempak sesuai dengan rencana dan tujuan penggunaanya. Hasil pemeriksaan dan pengujian, termasuk hasil uji coba, harus dilaporkan dalam bentuk berita acara. Jika uji coba menunjukkan ada kesalahan dalam instalasi, uji coba itu harus dihentikan dan hanya dapat diulangi setelah instalasi diperbaiki.
Perawatan
Karena instalasi mengalami aus, penuaan atau kerusakan yang akan mengganggu instalasi jika dibiarkan, secara berkala instalasi harus diperiksa dan diperbaiki, dan bagian yang aus, rusak atau mengalami penuaan diganti. Perlengkapan tertentu seperti relai, kontaktor yang bagianya lebih cepat terganggu bekerjanya karena mengalami aus, penuaan atau kerusakan, harus secara berkala diperiksa dan dicoba, baik segi mekanis maupun listriknya.
Semua bagian instalasi listrik harus diperiksa dan dibersihkan secara berkala dan teratur berdasarkan petunjuk, metode, dan progam yang telah ditentukan. Hasil pemeriksaan berkala suatu instalasi harus dimuat dalam laporan tertulis pemeriksaan. Instalasi listrik yang disiapkan untuk melayani keadaan darurat, harus diperiksa dan dicoba secara berkala agar keamanan dan keandalannya terjamain. Pemeliharaan semua instalasi listrik sementara dilapangan pembangunan harus diawasi oleh orang yang berwenang dan memikul tanggung jawab penuh atas keamanan menggunakan, mengubah, dan menambah instalasi. Instalasi sementara tersebut harus diperiksa dan diuji secara berkala sesuai ketentuan mengenai instalasi sementara, paling lama tiga bula sekali dengan keadaan dan tempat instalasi.
Perbaikan
Sebelum melaksanakan perawatan dan perbaikan hubungan kelistrikan instalasi listrik, sakelar pemutus daya dan MCB harus dibuka terlebih dahulu serta sekering dilepaskan. Pekerjaan-pekerjaan dalam perawatan dan perbaikan hubungan instalasi listrik salah satu diantaranya adalah : Kontak sekering / PHB. Langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut :
Kontak sering dibuka tutupnya dengan obeng tetapi sebelumnya sakelar pemutus daya dilepaskan dahulu. Sambungan kawat pada terminal-terminal dilepaskan dengan membuka sekrup-sekrup terminal menggunkan obeng. Karena panas dan lambat pada terminal tersebut sering terbentuk kotoran atau kerak-kerak yang dapat menghambat aliran arus listrik, maka harus dibersihkan dengan menggunakan amplas (kertas gosok) yang halus dengan cara menggosokkannya sampai besih. Setelah bersih terminalnya, agar tidak terjadi kesalahan dalam penyambungan, maka sebelum melepaskan terminal jika perlu diberi tanda.
Sakelar-sakelar dibuka tutupnya, sambungan-sambungan kawat pada terminal dilepaskan dan dibersihkan dari kotoran, setelah itu dipasang dengan kuat. Jika kontak geser pada sakelar sudah rusak atau aus, sakelar tersebut harus diganti.
Tutup kotak kontak-kotak kontak dibuka, sambungan pada terminal dibuka dan dibersihkan, setelah bersih dipasang kembali dengan kuat, lubang-lubang kontak pada kotak kontak dibersihkan.
Kabel-kabel diatas plafon bila ada yang rusak misalnya digigit tikus, bila memungkinkan kabel tersebut diganti, bila tidak memungkinkan bagian yang ruusak isolasinya dibungkus dengan isolasi yang baik. Sambungan-sambungan kawat pada kotaak sambung dibersihkan dari kotoran, bila ada yang kendor kuatkan kembali dengan diputar menggunakan tang. Bila tutup sambungan (las drop) ada yang kendor atau lepas dan tutup kotak sambungan ada yang lepas, maka dipasang kembali dengan kuat.
Tahanan isolasi antara fase dan nol, fase dan fase, fase dan bumi (Ground), nol dan bumi diukur, bila hasilnya lebih kecil dari 1000 tiap volt maka diadakan pemeriksaan bagian instalasi yang mengalami kerusakan isolasi dan harus diganti kabelnya.
Standart Operating Procedure (SOP)
Mengacu pada standart pelaksanaan dan sebagai bahan rujukan untuk perawatan mekanikal dan elektrikal gedung. Gedung dalam masa pemakaian gedung tentunya akan muncul masalah-masalah teknis yang terjadi karena bahan atau material sediri. Sebagai landasan atau pedoman perawatan instalasi mekanikal dan elektrikal di gedung. Penting akan adanya Standart Operating Prosedure yang dihimpun dengan penyesuaian keadaan lapangan dengan berdasar pada sistem pemasangan awal. Tujuan, Ruang lingkup, Deskripsi dan elemen.
Keselamatan, Keamanan, Kesehatan Kerja
Dalam instalasi listrik biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan yang timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur keselamatan dalam pekerjaan, Panitia PUIL 2000.
Memasuki Ruang Kerja Listrik
Seseorang yang memasuki ruang kerja listrik harus :
Mendapat izin dari petugas yang berwenang dan jika perlu harus diawasi oleh petugas yang ditunjuk.
Membawa atau memakai perlengkapan pengaman yang diperlukan, seperti sepatu pengaman, bangku isolasi, dan tongkat pengaman.
Ditemani paling sedikit oleh seorang untuk saling mengingatkan kemungkinan bahaya dan saling membantu menghindarkan tindakan yang keliru yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Dalam keadaan jasmani dan rohani sehat, menggunakan pakaian kering, waspada terhadap bahaya yang mungkin timbul, dan mengetahui dengan pasti apa yang akan dilakukan dalam ruang tersebut.
Memperhatikan rambu peringatan dan menjaga agar badan dan anggota badan berbeda dalam jarak yang aman dari perlengkapan listrik yang bertegangan, jika tidak sedang melakukan kegiatan, sedapat mungkin kedua tangan dimasukan kedalam saku.
Ketentuan Peralatan Listrik
Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Tidak diperbolehkan mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar, mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya lebih besar, memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah daya.
Bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti terminal, sambungan kabel, dan lain-lain.
Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan.
Ketentuan Keselamatan Tempat Kerja
Ruangan kerja listrik yang akan dimasuki harus mendapat penerangan yang cukup.
Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan listrik terbuka, harus diberi tanda peringatan tentang bahaya.
Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik.
Perlu digunakan peralatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan bahaya listrik.
2.10.4. Pelaksanaan Pekerjaan Keselamatan Kerja
Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang tela diterapkan oleh PLN (AKLI).
Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung.
Peralatan listrik dan cara pemasangan instalasinya harus sesuai dengan PUIL.
Bekerja dengan peralatan yang baik.
Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk.
Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi dengan cara memegang dan menaruk tusuk kontak tersebut
2.12. Budidaya Udang Vannamei
2.12.1. Persiapan Lahan
Pengeringan
Menurut Mudjiman (1981), secara berkala tanaj dasar tambak perlu diolah dan dikeringkan. Pekerjaan ini berguna untuk menguraikan bahan-bahan organik yang tertimbun didasar tanah. Bahan organik yang telah terurai menjadi mineral sangat berguna bagi penyubur tanah dan mendorong pertumbuhan pakan alami. Pada umumnya pengeringan tanah dasar cukup dilakukan selama 7 – 9 hari dengan hasil tanah dasarnya sampai retak-retak sedalam 1 - 2 cm.
Perbaikan Kontruksi Tambak
Persiapan kontruksi tambak pada intinya adalah mengkondisikan seluruh kontruksi tambak hingga siap untuk digunakan. Karena itu, bagian ta,bak yang rusak perlu diperbaiki, seperti pematang, caren, pintu air, dan papan pengarah pintu air. Pematang merupakan penampung air sekaligus memagari udang agar tidak lolos keluar tambak. Karena itu, segala kebocoran dan kerusakan pematang harus segera ditutup dan diperbaiki dengan cara menggali pematang yang bocor kemudian menutup bagian yang bocor tersebut.
Pintu air dan papan pengaruh pintu air perlu diperbaiki dari kerusakan dan kebocoran. Bagian yang rusak harus diganti, sementara yang bocor harus diperbaiki segingga pintu dan papan pengarah pintu air dapat berfungsi dengan baik. Untuk menghindari masuknya hama (predator dan kompolitor) didalam tambak, maka di setiap pintu air dipasangi saringan dari kain kasa halus.
Pengapuran
Menurut Ghufran dan Kordi (2007), pengapuran tambak berfungsi untuk memberikan senyawa yang mengandung unsur kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Manfaat dan peranan pengapuran meliputi menaikan pH tanah, memperceoat penguraian bahan organik, mengikat kelebihan gas asam arang CO2 yang dihasilkan oleh pembusukan bahan organik dan pernapasan biota air, sebagai desinfiktan, mengikat partikel lumpur halus yang melayang dan mengendapkan ke dasar tambak sehingga air menjadi bersih dan bening.
Kapur berfungsi meningkatkan kapasitas penyangga air dan menaikkan pH. Beberapa jenis kapur yang bisa digunakan yaitu batu kapur(Crushet Shell, CaCO3), Kapur mati (Slaked Lime, Ca(OH)2), dan Dolomit (Dolomitic lime, Ca Mg (CO)3). Dosis penggunaan masing-masing pupuk berturut-turut yaitu 100-300 Kg/ha, 50-100 Kg/ha, dan 200-300 Kg/ha (Haliman dan Adijaya, 2005). Pengapuran bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit. Dilakukan dengan kapur Zeolit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 1 ton/ha.
Pemupukan
Menurut Pribadi dkk (2003), jenis plankton yang dibutuhkan adalah alga hijau dan diatomae. Penumbuhan alga hijau dan diatomae dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik dan anorganik serta pengapuran. Pupuk organik berupa fermentasi, probiotik (Pro#14), Super PS. Sedangkan pupuk anorganik adalah urea dan tsp atau pupuk yang mengandung unsur nitrogen dan fosfat.
Menurut Mujiman dan Suyanto (2001), setelah melakukan pemupukan pada media adapun 5 divisi phytoplankton yang sering ditemukan dan mendominasi di perairan tambak budidaya diantara Chlorophyta, Cyanophyta, Bacillariophyta (Diatom), Dinoflagellata dan Euglenophyta. Chlorophyta, dan Bacillariophyta. Jenis Zooplankton yang banyak ditemui di tambak diantaranya banyak didominasi kelas Crustacea (Copepoda dan Cladocera), Rotifera dan Molusca.
Pengendalian Hama
Pengendalian hama sebelum penebaran benur dilakukan dengan mengisi air tambak secara bertahap. Pada pengisian pertama, ketinggian air tambak cukup 30 – 40 cm kemudian ditebar ampas biji teh (Saponine) sebanyak 100 Kg/ha (Amri, 2008). Sedangkan menurut Mujiman dan Suyanto (2001), untuk pemberantasan hama dianjurkan menggunakan biji teh sebanyak 150-200 kg.
Jika pada pemeliharaan sebelumnya udang yang dipelihara banyak mendapat gangguan bakteri pada saat pemberantasan hama bisa ditambahkan disektifikan atau kaporit dengan dosis 150 – 250 Kg/ha (Amri, 2008). Caranya bahan-bahan itu direndam kedalam tambak selama 2-3 hari kemudian airnya dibuang dan dasar tambak dikeringkan. Tetapi menurut BBPBAP Jepara (2007), penggunaan kaporit pada saat pemberantasannya hama menggunakan dosis 300 Kg/ha.
Pengisian Air
Menurut Hermanto (2007), pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak selesai dan air dimasukan kedalam tambak secara betahap. Ketinggian air tersebut dibiarkan selama 2-3 minggu sampai air benar-benar siap ditebari benur. Tinggi air dipetak pembesaran diupayakan >1,0 m. Tetapi lain halnya dengan pendapat Mujiman dan Suyanto (2001) bahwa, pada awalnya, pengisian air cukup sedalam 0,5 meter saja. Baru setelah benur ditebarkan dan berumur 1 minggu, air ditambahkan kedalamnya secara bertahap.
2.12.2. Pemeliharaan
Pemberian Pakan
Dosis Pakan
Jumlah pakan adalah porsi atau banyaknya pakan yang dibutuhkan dan harus diberikan pada udang. Biasanya dihitung dalam persen (%) perhari berat keseluruhan jumlah dalam wadah. Patokan yang ada kadang tidak terlalu tepat, karena setiap jenis udang pada umur tertentu membutuhkan jumlah pakan yang berbeda (Kordi, 2010).
Frekuensi Pemberian
Frekuensi pemberian pakan adalah kekerapan waktu pemberian pakan dalam sehari, biasanya 3 kali, ada yang 4 kali, 5 kali, 6 kali, atau lebih sering lagi. Umumnya frekuensi pemberian pakan udang semi intensif dan intensif mencapai 4-6 kali sehari dibandingkan dengan udang yang dipelihara ekstentif (tradisional), (Kordi, 2010).
Pengelolaan Kualitas Air
Monitoring Kualitas Air
Kualitas air tambak terkait erat dengan kondisi kesehatan udang. Kualitas yang baik mampu mendukung pertumbuhan secara optimal. Hal itu berhubungan dengan faktor stess akibat perubahan kualitas air ditambak. Beberapa parameter kualitas air primer yang selalu dipantau yaitu suhu air, salinitas, pH, DO (Dissolved Oxygen), dan amoniak. Parameter-parameter tersebut akan mempengaruhi proses metabolisme tubuh udang, seperti keaktifan mencari makan, proses pencernaan, dan pertumbuhan udang (Haliman dan Adijaya, 2005).
Pergantian Air
Pergantian air dilakukan bila telah mencapai penurunan parameter kualitas air tambak. Secara visual dapat dilihat dari perubahan warna air menjadi jernih dan terdapat suspensi buih relatif besar dan tidak pecah pada jarak 6 m dari kincir. Sedangkan indikasi kimiawi terlihat pada kandungan bahan organik yang tinggi (lebih dari 60 ppm dan BOD yang lebih dari 10 ppm).
Monitoring Pertumbuhan
Kegiatan monitoring pertumbuhan udang selama masa pemeliharaan dilakukan untuk mengetahui kesehatan udang, pertambahan berat harian (ADG), tingkat kelangsungan hidup atau survival rate (SR) dan berat biomas. Pengamatan ini dilakukan dengan metode anco. Menurut Direktorat Jendral Perikanan Budidaya (2010), bahwa pengamatan di anco dilakukan untuk melihat populasi dan kesehatan setiap saat, ciri-ciri udang sehat yaitu bergerak aktif berenang normal dan melompat bila anco diangkat, respon positif terhadap cahaya, arus, bayangan dan sentuhan, tubuh bersih, licin, berwarna cerah, belang putih yang jelas. Kegiatan sampling pertama kali dilakukan pada saat udang besar beumur 30 hari, kegiatan sampling bertujuan untuk mengetahui berat rata-rata, penambahan berat harian, tingkat keberlangsungan hidup, dan total biomas.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Menurut Mujiman dan Suyanto (2001), hama pada budidaya udang adalah semua organisme dalam media budidaya (kecuali udang) yang dapat memangsa, menyaingi, dan mengganggu udang selama proses budidaya berlangsung
2.12.3. Panen
Menurut Amri dan Kanna (2008), bahwa pemanenan dilaksanakan setelah udang mencapai umur lebih kurang 100 hari pemeliharaan ditambak, atau tergantung laju pertumbuhan udang. Apabila berat rata-rata telah mencapai umur standart permintaan pasar (ukuran 60-80 ekor/kg) maka panen dapat dilaksanakan walaupun masa pemeliharaan belum mencapai 100 hari.
Proses pemanenan dilaksanakan pada kondisi suhu rendah, atau dimulai dari malam sampai dini hari, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti buruknya kualitas udang akibat panas matahari langsung pada suhu tinggi (28ºC – 32ºC) kesegaran udang cepat menurun. Namun, jika penanganan dilakukan dengan benar, kesegaran udang dapat bertahan sampai kurang lebih 1 minggu. Oleh karena itu, penanganan udang hasil panen harus dipertahankan pada suhu rendah (0ºC-5ºC) dengan cara menambahkan hancuran es di setiap tahapan penanganan.
Menurut kementrian Kelautan dan Perikanan (2011), bahwa setelah pemanenan selesai, maka hasil panen harus ditangani secepatnya agar kualitas dan kesegaran udang atau ikan tetap baik hingga ke konsumen.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
DAFTAR PUSTAKA KARYA ILMIAH PRAKTEK AKHIR ALDI KENEDI - BALOON GARJO
DAFTAR PUSTAKA Amri dan Kanna. 2008. Budidaya Udang Vannamei Secara Intensif, Semi Intensif, dan Tradisional. Gramedia Pustaka. Jakarta A...
-
Kehidupan Agama Kerajaan Mataram Kuno Kerajaan Medang periode jawa tengah atau dikenal dengan kerajaan Mataram kuno ,sebuah kerajaan berc...
-
PENGOPERASIAN MESIN GENSET TENAGA DIESEL PADA UDANG VANNAMEI ( Litopenaeus Vannamei ) di PT. SIDOJOYO GROUP KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPAT...
-
Klasifikasi Klasifikasi udang putih atau Udang Vaname menurut (Effendie, 1997) adalah sebagai berikut : Kingdom ` : Animalia Sub Kingdom...
No comments:
Post a Comment