Friday, August 2, 2019

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG 2 ALDI KENEDI - BALOON GARJO

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Teknik Budidaya Udang Vannamei
5.1.1. Persiapan Tambak
  Persiapan tambak di milik Bapak Murali harus dilakukan secara tepat dan benar dengan  maksud untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada siklus budidaya sebelumnya, selain itu persiapan tambak juga dilakukan untuk mengurangi permasalahan ketika proses budidaya berlangsung. Oleh karena itu, tahapan persiapan harus dilakukan secara maksimal.
5.1.2. Pengisian Air Tambak
Pengisian air pada awal budidaya dilakukan secara langsung dari laut ke petakan tambak budidaya. Pengisian air dilakukan pagi hari saat laut surut menggunakan pompa yang berhubungan dengan pipa sebanyak satu unit. Petakan tambak pembesaran udang vannamei diisi air dengan ketinggian 70  150 cm dan dibiarkan selama beberapa hari untuk melihat tingkat evaporasi dan kebocoran pada tambak.
5.1.3. Pengapuran
Pengapuran dilakukan dengan menebar kapur diseluruh permukaan tambak dengan dosis 1kg/m2. Beberapa jenis kapur yang digunakan yaitu menggunakan kapur pertanian atau kaptan (CaCO3), kapur mati (Ca(OH2)), dan dolomite (CaMg(CO)3). Dari ketiga jenis kapur tersebut, yang sering digunakan untuk budidaya udang milik bapak Murali adalah menggunakan jenis kapur kaptan (CaCO3). Pengapuran dilakukan pada saat air tambak dalam keadaan drop atau rusak, dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman (pH) dan kualitas air tambak.
5.1.4. Penebaran Benur
Benur dimasukkan di tambak selama 1 jam, sampai di dalam kantong plastik benur  terlihat uap air. Setelah kantong benur terlihat uap air kantong benur dibuka kemudian di tambahkan air sedikit demi sedikit agar suhu di dalam kantong sama dengan kondisi suhu didalam tambak, dan benur siap ditebarkan. Penebaran benur dilakukan pada sore hari dan pagi dengan tujuan untuk menghindari tingkat kesetresan pada benur. Luas kolam berukuran 1700 m3 dengan padat tebar 120.000 ekor per kolam. Benur yang akan ditebar harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
Ukuran seragam ± 2 cm
Umur benur PL 10.
Bebas dari penyakit udang.
Benur SPF (Spesific patogen free).
Aktif berenang melawan arus dan warnanya cerah.
5.1.5. Pemeliharaan
  Pemeliharaan udang sangat penting dalam proses kegiatan pembesaran udang terutama udang vannamei yang sangat memerlukan perlakuan khusus yag harus ditanggung oleh petambak udang vannamei. Pemeliharaan tersebut berupa sebagai berikut :
Monitoring kualitas air
Monitoring kualitas air yang dilakukan di tambak Udang Vannamei milik Bapak Murali dengan cara pengukuran harian dan juga pengukuran mingguan. Untuk pengukuran harian parameter yang diukur adalah pH, suhu, kecerahan, warna air,Tinggi Air, salinitas, DO. 

a. Dissolved Oxygen (DO)
Oksigen yang terlarut di dalam perairan sangat dibutuhkan untuk proses respirasi (pernafasan) baik oleh udang, plankton maupun organisme lain yang hidup di dalam air.
Pengukuran oksigen terlarut menggunakan alat DO meter.Caranya yaitu Elektroda dicelupkan diperairan tambak maka nilai DO akan muncul dimonitor pada DO meter. Pengukuran dilakukan 2 hari sekali pada pukul 08.00 wib
b. Suhu
Suhu merupakan salah satu parameter fisika kualitas air. Nilai suhu pada tambak dipengaruhi oleh radiasi cahaya matahari, suhu udara, cuaca dan lokasi. Radiasi cahaya merupakan faktor utama yang mempengaruhi naik turunnya suhu air. Suhu udara juga mempengaruhi suhu air. Demikian pula dengan cuaca, pada saat mendung dan hujan, suhu air lebih rendah. Pada setiap daerah juga memiliki perbedaan, hal ini disebabkan radiasi matahari yang diterima berbeda. 
Pengukuran suhu air ini dilakukan bersamaan dengan pengukuran DO yaitu pagi jam 08.00 WIB. Hasil rata-rata pengukuran suhu per minggu pada petak 1 adalah260C  300C.Hal ini sesuai dengan (SNI01-7246-2006)bahwa persyaratan suhu air untuk pemeliharaan udang vannamei berkisar antara 28,5 0C- 31,50C.
c. Kecerahan
Kecerahan menunjukan tinggi rendahnya atau seberapa kemampuan sinar matahari mampu menembus perairan pada petak tambak yang disebabkan oleh plankton dan bakteri. Pengukuran dilakukan dengan cara mencelupkan piringan secchi disk ke dalam air tambak hingga piringan terlihat remang-remang dan lihat jarak yang dicapai hingga kedalam tersebut dengan satuan centi meter(cm). 






Gambar 4. Pengecekan Tingkat Kecerahan Air
Sumber Data: Primer (2017)


5.1.5.2. Pengendalian Hama dan Penyakit
a.   Pengendalian hama
Keberadaan hama dapat mengganggu kelangsungan hidup udang vannamei baik secara langsung dan tidak langsung. Hama yang menyerang bersifat sebagai pengganggu, perusak atau pesaing, selain itu juga merupakan carrier (pembawa penyakit) yang bisa mengganggu kelangsungan hidup udang vannamei. Adapun jenis hama yang sering ditemukan pada Tambak Bapak Murali antara lain kepiting, ikan liar dan tritip.









Gambar 5. Pengendalian Hama
Sumber Data: Primer (2017)
Untuk mengurangi atau mencegah timbulnya populasi hama di petakan tambak sangat sulit. Kecuali dengan penerapan biosecurity dan proses filterisasi yang tepat. di tambak Udang Vannamei milik Bapak Murali pengendaliannya dilakukan secara manual, jika terlihat ikan dan udang liar maupun kepiting diambil menggunakan tangan, serok atau jaring. Adapun pencegahan hama yaitu dengan memasang Crab Protection Device (CPD) dengan cara memasang pagar waring yang mengelilingi area tambak
 Pengendalian penyakit
Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara melakukan penyiponan, pergantian air, agar lumpur dan kotoran udang dapat keluar dari petakan tambak, melakukan pengontrolan air secara rutin dan pemberian imunostimulan seperti Vitamin C, vitamin B complek dan probiotik. 
5.1.5.3. Monitoring Pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan udang di tambak milik bapak Murali jika diamati, selain pada saat kontrol anco juga dilakukan pada saat sampling. Tujuan monitoring pertumbuhan ini yaitu, untuk mengetahui pertumbuhan udang serta mengamati kondisi kesehatan udang.
Ukuran udang milik bapak Murali ketika dilakukan sampling adalah :
Petak 1 pada hari ke-35 seberat 7 gram
Petak 2 pada hari ke-60 seberat 13 gram
5.1.6. Penyiponan
Saat udang berada masa pembesaran, hal yang harus dilakukan adalah pembuangan lumpur. Pembuangan lumpur bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa akan yang sudah membusuk yang menyebabkan racun. Hal ini sesuai dengan pendapat Haliman dan Adijaya (2005), bahwa petakan tambak sebelum diisi air harus dilakukan pembuangan semua jenis kotoran yang membahayakan semua kelangsungan hidup udang. 
Pembuangan lumpur dilakukan dengan adanya penyiponan, yaitu pembuangan lumpur menggunakan selang spiral 3 inch yang dipasang pada matahari yang berada di tengah kolam, untuk mengangkat kotoran lumpur hitam yang berada pada dasar tambak.
Lumpur hitam yang terbentuk dari sisa-sisa pakan, kotoran udang dan bahan lain yang tidak terdekomposi atau tidak terurai secara sempurna harus dibuang ke laut lepas, agar lumpur hitam tersebut tidak menjadi lumpur beracun seperti gas rawa (H2S) dan ammonia yang akan mengganggu kesehatan hidup udang.

Gambar 6. Selang Penyiponan Pada Tambak Milik Bapak Murali
Sumber : Data Primer, 2017

Pemberian Pakan
  Prinsip pemberian pakan yang harus diperhatikan adalah pakan yang diberikan harus ditebar secara merata keseluruh area tambak atau daerah hidup udang. Pemberian pakan secara merata bertujuan agar udang mendapatkan bagian pakan yang sama sehingga didapatkan ukuran pertumbuhan udang yang seragam dan dengan ukuran yang seragam akan menekan kemungkinan terjadinya kanibalisme. Hal ini sesuai dengan pendapat Gufran dan Kordi (2010).    Syarat terpenuhinya pemberian pakan yang baik adalah merata, yaitu  diusahakan satu individu udang memperoleh bagian yang sama dengan individu lainnya, sehingga diharapkan pertumbuhan udang budidaya akan seragam, untuk pemberian pakan harus disesuaikan dengan sifat biologis udang.
  Pemberian pakan yang dilakukan pada tambak ini masih dengan cara manual yaitu dengan memutari tepian tambak dengan melempar pakan, tujuannya agar pakan yang ditebar dapat merata dalam memberi pakan.
Frekuensi Pemberian Pakan
  Jumlah frekuensi pemberian pakan dapat menentukan efisiensi pakan. Pemberian pakan yang rata akan memberikan kesempatan pada udang untuk memperoleh pakan yang sama, sehingga pertumbuhan udang dapat seragam. Frekuensi pemberian pakan pada udang diberikan sebanyak 4 kali hari yaitu pada jam 06.00, 11.00, 16.00 dan 20.00 wib.
Pengecekan Anco
  Anco adalah alat yang diguanakan untuk melakukan pengontrolan pakan (sisa pakan) serta untuk mengetahui nafsu makan udang dan untuk menentukan jumlah pakan yang ditebar. Anco yang digunakan berbentuk Persegi dengan ukuran 70cm x 70cm x 5cm yang di letak kan 1.5 meter dari tepian tambak yang di beri pelampung  di atasnya serta anco diletakkan di dasar dengan keadaan datar, karena apabila anco dalam keadaan miring akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi nafsu makan udang di tambak.mAnco yang digunakan di Petak 1 berjumlah 2 buah.
  Pemberian pakan di anco dimulai pada saat udang berumur 16 hari dengan dosis 0,2% dari total pakan dan anco yang digunakan hanya 2 buah. Anco tersebut berfungsi sebagai alat untuk melatih udang supaya dapat memakan pakan yang terdapat di anco serta dilakukan pengecekan terhadap jumlah udang yang naik ke dalam anco, dengan tujuan untuk mengetahui, nafsu makan udang, aktifitas, dan kesehatan udang, meskipun pakan pada anco sering terdapat sisa pakan. Pada umur 21 hari baru anco digunakan semua, tujuannya sebagai acuan untuk penambahan atau pengurangan dosis pakan perharinya.
  Jumlah pakan yang ditempatkan pada anco merupakan tolak ukur mengenai nafsu makan udang. Agar dapat dilakukan pendugaan yang tepat, maka jumlah pakan yang diberikan pada anco dan waktu pengontrolannya harus disesuaikan dengan kemampuan makan udang. Pemberian pakan disesuaikan dari sisa pakan pada waktu kontrol anco, sehingga penambahan atau pengurangan pakan didasarkan pada sisa pakan yang ada dianco. Untuk pengontrolan anco dilakukan 1 - 2 jam setelah pemberian pakan di anco.
  Hasil yang didapatkan dari pengontrolan anco tersebut, dijadikan acuan untuk melakukan penambahan pakan maupun pengurangan pakan, tetapi penambahan serta pengurangan pakan tersebut dilakukan sesuai dengan keadaan udang dan kondisi perairan serta kondisi dilapangan. Teknisi melakukan penambahan pakan maupun pengurangan pakan.
Panen Total
  Pemanenan yang dilakukan pada tambak udang vanammei dengan menggunakan sistem panen total. Panen total yang dilakukan di petak 1 dilakukan pada umur 70 hari, dengan hasil panen 2.500 kg, dan size 45 ekor/kg.
Pemanenan total ini dilakukan dengan membuka pintu outlet tambak sehingga air dapat mengalir ke luar menuju saluran outlet tambak. 
  Penangkapan dilakukan dengan memasang jaring yang kemudian di tarik oleh beberapa orang dan adapun dengan cara memasang jaring kantong atau sering di sebut kondom oleh petambak sekitar pada pintu outlet, sehingga udang yang keluar akan tertampung pada jaring. Setelah udang sampai pada tempat sortasi, udang dilakukan proses pencucian, Tujuan dari pencucian adalah untuk menghilangkan kotoran atau lumpur yang ada pada udang.
Selanjutnya dilakukan sortir untuk memisahkan udang yang fresh, molting dan under size, setelah disortir udang ditimbang dan yang terakhir disimpan pada box yang berisi es. Hal ini sesuai dengan pendapat Haliman dan Adijaya (2005), sejak dari panen hingga pasca panen harus dalam kondisi dingin. Tindakan yang perlu dilakukan yaitu : 
Udang dicuci di tempat penampungan udang untuk menghilangkan kotoran atau lumpur yang menempel pada udang.
Udang disortir dan kelompokkan berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Hal ini dilakukan oleh pemborong.
Penimbangan udang yang dilakukan oleh kedua belah pihak.



Motor Bensin

Spesifikasi Motor Bensin








Gambar 7. Motor Bensin Pengerak Pompa Air
Sumber Data: Primer (2017)

Berikut jenis motor bensin penggerak pompa air sentrifugal yang digunakan pada pembesaran udang milik bapak Murali.
 Data Teknis Motor Bensin Penggerak Pompa Air :
Merek Mesin : KIGER
Horse Power : 6.5 HP
Tipe Mesin             : 1 Silinder, OHV 25, 4-Stroke, Horizontal Shaft
Dimensi : 313 x 386 x 335 mmn
Pendingin Mesin : Semi Kering Paksa
Volume silinder : 196 cc
Rasio kompresi : 8,5 : 1
Output maksimum : 6.5 hp / 3600 rpm
Output net : 5.5 hp / 3600 rpm
Kapasitas Bahan Bakar : 3.1 Liter
Kapasitas oli : 0.6 Liter
Air Cleaner : Semi Dry
Bahan Bakar : Premium
Carburator : Jenis Horizontal Katup Kupu-kupu
Dimensi air Out In : 3 Inch
Berat Mesin : 20 Kg

Prinsip Kerja 
  Pada tambak pembesaran udang vannamei milik Bapak Murali, pompa air digunakan untuk menambah kapasitas air. Penggerak pompa yang digunakan di tambak milik Bapak Murali adalah jenis motor bensin 4 Tak yang artinya 4 kali kerja torak / piston 2 kali putaran poros engkol dan 1 kali tenaga. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyu hidayat (2012) Mesin berbahan bakar bensin mesin kalor yang mengunakan gas panas hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin untuk melakukan kerja mekanik dengan kerja 4 langkah piston sebagai berikut :
Langkah hisap
Langkah kompresi
Langkah usaha
Langkah buang
  Gerakan naik turun ini yang akan mengerakan poros engkol menjadi berputar dan mengerakan turbin / impeller. Mesin sebagai pengerak utama yang berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (pengerak) menjadi tenaga kinetic (kecepatan), yang memutar impeller / duan kipas pada pompa. Hal ini sesuai pendapat Sularso dan Haruo (2000), bahwa dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran, yang berputar terus menerus untu memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat yang lain, untuk mengerakan poros yang terhubung dengan turbin / daun kipas melalui suatu media perpipaan.

Pengoperasian Mesin Bensin
Pengoperasian mesin di lakukan pada saat pengisian debit air. Hal ini sesuai dengan pendapat. Arends (1980), bahwa cara mengoperasikan  mesin bensin harus sesuai dengan standart operasional prosedur (SOP) dan harus diingat bawah keselamatan pada saat harus dijaga oleh sebab itu sebelum digunakan ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan sebagai berikut 
Control oli pada mesin   
Control bahan bakar  
Tekan tombol On
Tarik pengatur speed control lever atau tangkai gas, atur pengaturan udara chok
Tarik benang Start
Jalankan mesin selama 4-5 menit dengan putaran 1000 rpm untuk pemanasan mesin terlebih dahulu
Ketika ingin mematikan mesin bensin dengan cara mengatur speed control lever / tangkai gas yang berada di samping karbulator
Tekan tombol Off






Gambar 8. Pengoperasian Motor Bensin Pengerak Pompa Air
Sumber Data: Primer (2017)
Perawatan Mesin Bensin
  Pada kegiatan pembesaran udang vannamei milik Bapak Murali perawatan mesin dilakukan setiap mesin sudah beroperasi dan dilakukan perawatan berkala. Hal ini Sesuai dengan pendapat Haryono (1997), bahwa suatu perawatan mesin yaitu suatu kondisi perbaikan permesinan yang telah mengalami kerusakan atau penurunan performa, sehingga perbaikan perawatan mesin harus dilakukan agar tetap mendekati keadaan semula. Perawatan mesin  dilakukan setiap mesin sudah beroperasi, adapun bagian yang harus dirawat pada mesin bensin agar tetap tahan lama dalam pengunaanya 
Melakukan pembersihan diseluruh bagian  mesin
Tangki bahan bakar
Bahan bakar
Saringan bahan bakar 
Karburator
Oil pelumasan





Gambar 9. Perawatan Mesin Bensin Pengerak Pompa Air
Sumber Data: Primer (2017)


Tata Letak Motor Bensin Penggerak Pompa Air
a. Motor bensin penggerak pompa air tawar, tata letaknya yaitu berada di tengah-tengah jalan, yaitu tepatnya berada di samping dekat dengan kedua tambak. Dengan sumur pipa berada di pinggir tambak, guna mendapatkan air tawar yang tidak jauh dari area tambak. Dengan kedalaman sumur pipa 5 meter, maka dapat dipasang selang spiral hisap 4 meter, dan ukuran selang spiral buang 1,5 meter. Lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar di bawah ini :








Gambar 10. Motor Bensin Penggerak Pompa Air Tawar
Sumber Data: Primer (2017)
Motor bensin penggerak pompa air asin, tata letaknya berada di pinggir pantai, yaitu berada 25 meter dari tambak. Panjang selang spiral hisap antara sumur pipa dengan pompa yaitu sekitar 20 meter, karena jika dipasang dekat dengan pipa hisap akan terkena hantaman ombak pantai selatan. Sehingga peletakan motor bensin penggerak pompa air asin ini berada agak jauh dari sumur hisap, akan tetapi untuk proses sedotannya tidak mengalami hambatan apapun. Dan untuk selang spiral buang jaraknya 25 meter dari pompa menuju ke kolam.








Gambar 11. Motor Bensin Penggerak Pompa Air Asin
Sumber : Data Primer, 2017
Gambar 12. Aliran Pipa Pompa Air Asin
Sumber : Data Primer, 2017

Pompa Air
Klasifikasi Pompa Air
             






Gambar 13. Pompa Air
Sumber Data: Primer (2017)

Pompa yang di gunakan di Tambak Udang Vannamei Milik Bapak Murali ada sebagai berikut :
Model                           : SEH-50X
Type                             : SEH-50X-BEE-0
Connection DIA            : 50 mm 2 Inch
Delivery Volume           : 600 l/Min 158 gal/min
Total Head                    : 30 m 9,8 ft
Total Speed                  : 2,6 KW 3600 rpm
Prinsip Kerja Pompa Air
              Pompa  air yang digunakan di tambak Bapak Murali untuk menambah kapasitas air pada tambak, pada saat mesin menyala akan memutar daun kipas yang ada didalam rumah pompa, air akan mengarah ke atas akan keluar pada saat beroperasi. Tambak milik bapak Murali mengunakan jenis pompa sentrifugal
Pada saat mesin menyala mesin akan memutar impeller / daun kipas ada didalam rumah pompa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sularso dan Haruo (2000), bahwa dimana tenaga mesin digunakan pengerak utama untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran, yang berputar terus-menerus untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain. untuk mengerakan poros yang terhubung dengan turbin / daun kipas, melalui suatu media perpipaan.

Pengoperasian Pompa
Sebelum  mengoprasikan pompa dapat di lakukan  persiapan hal sebagai berikut:
1. Pengecekkan kelancaran putaran poros pompa dengan jalan memutar beberapa  kali.
2. Pengecekkan reamis packing yang terdapat pada rumah pompa. 
3. Pemberian minyak pelumas pada bagian pompa yang bergerak.
4. Pengecekkan jumlah air yang terdapat pada rumah pompa dengan jalan  membuka penutup cerat air yang terdapat pada. 
5. Pengecekkan sistem perlistrikan pada motor pompa.
Pelaksanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai beriku :
1. Menghidupkan motor penggerak pompa sambil mengamati tekanan air pada alat   ukur. 
2. Menyetel nepal penekan reames packing untuk mengatur debit air pompa.
3. Mengamati secara fisik kondisi pompa dari adanya kebocoran. 
4. Mengamati alat ukur tekanan air secara seksama yang terdapat pada pompa.
5. Mencatat dalam buku jurnal harian mesin tentang kondisi pengoprasian pompa.
  Pengoperasian pompa yang perlu diperhatikan adalah, kerapatan pada selang pipa, yang mana tidak boleh ada sedikitpun udara yang masuk pada saat turbin / kipas berputar, apabila terjadi udara yang masuk akan terjadi kesulitan pompa air untuk beroperasi. 
Oleh sebeb itu yang perlu diperhatikan  pengoperasian pada pompa adalah kerapatan pada selang pipa, yang mana tidak boleh ada sedikitpun udara yang masuk pada saat turbin / kipas berputar, apabila terjadi udara yang masuk  pompa akan sulit untuk beroperasi.
Perawatan Pompa
Perawatan pompa dilakukan setelah setelah pompa beroperasi, bahwa dalam memeliharan pompa kita memerlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pengecekan, kebersihan, penyetelan ulang dan pengikatan ulang, ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan pada saat perawatan pompa air antara lain. 
Melakukan pembersihan dibagian seluruh pompa
Pembersihan kotoran yang menempel pada pompa
Melakukan pengecekan pada indicator tekanan pada pompa
Pembuangan zat cair ada pompa
Pengeringan pompa
Pengecekan sil klep (Intek) pada pompa
Pembersihan pada seluruh  bagian  kerangka mesin agak tidak terjadi karatan  pada badan mesin
Mesin yang telah  digunakan akan mengalami kerentanan kerusakan, oleh sebab itu seorang teknisi mesin harus melakukan perawatan, bahwa untuk  pemulihan suatu kondisi mesin agar tidak  mengalami kerusakan perlunya suatu perawatan yang berakalah dan terjadwal, agar pada saat pengoperasian mesin tidak terjadi kendala kerusakan secara tiba-tiba dan terjadinya penurunan performa, perlunya suatu perawatan,  agar mesin  tetap  mendekati keadaan semula. 

No comments:

Post a Comment

DAFTAR PUSTAKA KARYA ILMIAH PRAKTEK AKHIR ALDI KENEDI - BALOON GARJO

DAFTAR PUSTAKA Amri dan Kanna. 2008. Budidaya Udang Vannamei Secara Intensif, Semi  Intensif, dan Tradisional. Gramedia Pustaka. Jakarta A...